Apa yang dimaksud dengan Revolusi Ilmiah?

image

Revolusi ilmiah adalah pergeseran perspektif dalam historis yang terjadi dalam budaya Euro-Amerika pada abad ke-16 hingga ke-18 di mana kepercayaan intelektual mulai lebih banyak dipandu oleh observasi dan eksperimen daripada oleh kebenaran agama yang diungkapkan dan takhayul sederhana.

Transformasi ini tidak pernah selesai, karena kepercayaan pada kebenaran yang diwahyukan dan takhayul yang kontradiktif dengan fakta terus berlanjut, tetapi perspektif dominan tetap ilmiah untuk saat ini.

Sumber
  • The Cambridge Dictionary of Psychology (2009)

Revolusi Ilmiah

Revolusi ilmiah adalah kemunculan sains modern pada awal periode modern, ketika perkembangan matematika, fisika, astronomi, biologi (termasuk anatomi manusia), dan kimia mengubah pandangan masyarakat tentang alam.

Revolusi ilmiah dimulai di Eropa menjelang akhir periode Renaisans, dan berlanjut hingga akhir abad ke-18, memengaruhi gerakan sosial intelektual yang dikenal sebagai Pencerahan. Meskipun tanggalnya masih diperdebatkan, publikasi De Revolutionibus orbium coelestium (On the Revolutions of the Heavenly Spheres) karya Nicolaus Copernicus tahun 1543 sering dikutip sebagai tanda awal revolusi ilmiah.

Revolusi ilmiah dibangun di atas dasar pembelajaran dan sains Yunani kuno pada Abad Pertengahan, sebagaimana telah dielaborasi dan dikembangkan lebih lanjut oleh sains Romawi / Bizantium dan sains Islam abad pertengahan. Tradisi Aristotelian masih merupakan kerangka intelektual penting di abad ke-17, meskipun pada saat itu para filsuf alam telah menjauh dari sebagian besar darinya.

Ide-ide ilmiah utama yang berasal dari zaman kuno klasik telah berubah secara drastis selama bertahun-tahun, dan dalam banyak kasus telah didiskreditkan. Ide-ide yang tersisa (misalnya, kosmologi Aristoteles, yang menempatkan Bumi di pusat kosmos hierarkis bola, atau model gerak planet Ptolemeus) diubah secara fundamental selama revolusi ilmiah.

Perubahan gagasan sains abad pertengahan terjadi karena empat alasan:

  1. Ilmuwan dan filsuf abad ketujuh belas dapat bekerja sama dengan anggota komunitas matematika dan astronomi untuk menghasilkan kemajuan di segala bidang.
  2. Para ilmuwan menyadari ketidakcukupan metode eksperimental abad pertengahan untuk pekerjaan mereka dan karenanya merasa perlu untuk merancang metode baru (beberapa di antaranya kita gunakan saat ini).
  3. Akademisi memiliki akses ke warisan filsafat ilmiah Eropa, Yunani, dan Timur Tengah yang dapat mereka gunakan sebagai titik awal (baik dengan menyangkal atau membangun teorema).
  4. Institusi (misalnya, British Royal Society) membantu memvalidasi sains sebagai bidang dengan menyediakan jalan keluar untuk publikasi karya ilmuwan.

Ide baru

Banyak ide baru berkontribusi pada apa yang disebut revolusi ilmiah. Beberapa di antaranya adalah revolusi di bidangnya masing-masing. Ini termasuk:

  • Model heliosentris yang melibatkan perpindahan radikal bumi ke orbit mengelilingi matahari (berlawanan dengan yang terlihat sebagai pusat alam semesta). Karya Copernicus tahun 1543 tentang model heliosentris tata surya mencoba menunjukkan bahwa matahari adalah pusat alam semesta. Penemuan Johannes Kepler dan Galileo memberikan kredibilitas teori dan karya tersebut memuncak dalam Principia Isaac Newton, yang merumuskan hukum gerak dan gravitasi universal yang mendominasi pandangan ilmuwan tentang alam semesta fisik selama tiga abad berikutnya.
  • Mempelajari anatomi manusia berdasarkan pembedahan mayat manusia, bukan pembedahan hewan, seperti yang dipraktikkan selama berabad-abad.
  • Menemukan dan mempelajari magnetisme dan listrik, dan dengan demikian, sifat listrik dari berbagai material.
  • Modernisasi disiplin ilmu (menjadikannya lebih seperti sekarang), termasuk kedokteran gigi, fisiologi, kimia, atau optik.
  • Penemuan alat yang memperdalam pemahaman ilmu pengetahuan, termasuk kalkulator mekanik, steam digester (cikal bakal mesin uap), teleskop pembias dan pemantul, pompa vakum, atau barometer merkuri.
Sumber