Apa yang dimaksud dengan pubertas?

Pubertas berasal dari bahasa Latin yang berarti “untuk tumbuh” atau “untuk tumbuh menuju kedewasaan”, sehingga didefinisikan sebagai suatu periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan (Rice, F. Philip., 1978).

Apa yang dimaksud dengan pubertas ?

Pubertas adalah suatu periode perkembangan yang melibatkan diri dengan pencapaian hasil dari berkembang biak dan kematangan seksual. Manuel, Tena- Sempere (2012)

Kurun Waktu Masa Pubertas

Tahapan pubertas menurut Asmiani et al. (2013) dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Tahap Prapubertas

Tahap prapubertas adalah tahap yang menunjukkan ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. Ciri seks sekunder pada prapubertas adalah perkembangan payudara dan lebar panggul, rambut pada ketiak dan rambut pada kemaluan mulai muncul pada perempuan, sedangkan pada laki-laki adalah rambut pada ketiak, rambut kemaluan dan kumis mulai muncul serta perubahan suara menjadi lebih besar.

Wong, Donna L. (2009) menyatakan bahwa prapubertas adalah periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual. Tahap prapubertas disebut sebagai masa pematangan sekitar usia 9-11 tahun, yaitu pada satu atau dua tahun terakhir masa kanak-kanak sehingga tidak disebut sebagai seorang anak dan tidak pula sebagai seorang remaja.

Hadley, Mac E. (2000) menyatakan bahwa pada tahap prapubertas terjadi peningkatan hormon endokrin dengan tingkat rendah. Hagen et al. (2012) menjelaskan bahwa kadar peningkatan hormon endokrin pada perempuan adalah 22%, sedangkan Jocelyne et al. (1991) yang menjelaskan bahwa kadar peningkatan hormon endokrin pada laki-laki adalah 20%.

2) Tahap Pubertas

Tahap pubertas yang ditandai dengan kriteria kematangan seksual mulai muncul, yaitu terjadi haid pada anak perempuan dan pengalaman mimpi basah pada anak laki-laki. Ciri-ciri seks sekunder terus berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.

Wong, Donna L. (2009) menyatakan bahwa pada tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis antara masa kanak-kanak dan masa remaja dengan kriteria kematangan seksual mulai muncul. Pandangan pada usia pubertas ini biasanya anak perempuan menginjak pubertas lebih dahulu daripada anak laki-laki. Anak laki-laki terjadi pubertas sekitar usia 12-16 tahun, sedangkan anak perempuan sekitar usia 11-15 tahun.
Hadley, Mac E. (2000) menyatakan bahwa pada tahap pubertas terjadi peningkatan hormon endokrin dengan tingkat tinggi. Hagen et al. (2012) menjelaskan bahwa kadar peningkatan hormon endokrin pada perempuan adalah 54%, sedangkan Jocelyne et al. (1991) yang menjelaskan bahwa kadar peningkatan hormon endokrin pada laki-laki adalah 50%.

3) Tahap Pasca Pubertas

Ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara matang. Wong, Donna L. (2009) menyatakan bahwa pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa dewasa. Tahap ini ciri-ciri seks sekunder sudah berkembang dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang. Tahap pascapubertas merupakan periode 1-2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang telah lengkap dan alat reproduksinya terbentuk dengan cukup baik. Tahap ini terjadi sekitar usia 17-21 tahun. Menurut Jeffrey et al. (2011) menyatakan bahwa pada tahap pascapubertas keadaan hormon endokrin mulai stabil.

Ciri-ciri Perkembangan Pubertas secara biologis

pubertas

Menurut Hidayat, T. (1977) dalam buku mengenai psikologi remaja menyatakan bahwa usia pubertas adalah suatu individu yang dalam perkembangan perubahan biologisnya sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan maupun sosialnya. Perubahan ini akibat mulai berfungsinya seluruh organ biologisnya dari individu yang terpenting adalah mulai berfungsinya kelenjar kelamin yang menghasilkan hormon seks. Sehingga dari perubahan ini akan menimbulkan beberapa aspek pada psikis anak.

Berfungsinya hormon seks pada usia pubertas terlihat semakin jelas perbedaan tanda-tanda kelamin sekunder antara laki-laki dan perempuan. Selain itu masa perkembangan fisik yang sangat cepat dalam hal tinggi, besar dan berat badan serta bertambah panjangnya organ tubuh.

Pandangan dari segi biologis, usia pubertas adalah usia perkembangan yang bersifat progresif dan dapat dikatakan sampai pada puncak perkembangan fisiknya karena setelah periode ini perkembangannya hanya perubahan dalam hal gemuk atau kurusnya tubuh.

Menurut Jurgen & Angelika (2009) menyatakan bahwa usia pubertas mengalami aktivasi sistem hipotalamus-hipofisis-gonad. Aktivasi sistem ini merupakan bagian utama dalam perkembangan dan regulasi berbagai sistem tubuh, terutama sistem reproduksi. Regulasi sistem neuroendokrin dipengaruhi oleh pusat ekstra-hipotalamus di korteks serebri termasuk sistem limbik. Sel-sel hipotalamus menghasilkan Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang bersifat pulsatif dan episodik yang berfungsi untuk menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis anterior.

Hormon GnRH merangsang hipofisis anterior untuk mensekresikan hormon-hormon gonadotropin, berupa Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone pada anak perempuan, sedangkan pada anak laki-laki, LH yang disebut juga Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone (Asmiani et al., 2013).

FSH berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan, maturasi saat pubertas dan reproduksi. FSH menstimulasi pertumbuhan folikel, khususnya sel granulosa, maka pengeluaran estrogen akan memicu munculnya reseptor untuk LH. LH berfungsi untuk memicu ovulasi (pengeluaran ovum) dari folikel sekaligus mengarahkan pembentukan korpus luteum yang terbentuk akan menghasilkan progesteron (Jurgen & Angelika, 2009).

Penyebab Perubahan pada Masa Pubertas

Menurut Asmiani et al. (2013) menyatakan beberapa kondisi yang menyebabkan perubahan pada masa pubertas adalah:

  1. Peran Kelenjar Pituitari
    Kelenjar pituitari mengeluarkan dua hormon yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu dan hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan.

  2. Peranan Gonad
    Pertumbuhan dan perkembangan gonad dan organ seks yakni ciri seks primer bertambah besar dan fungsinya menjadi matang, sedangkan ciri seks sekunder seperti rambut kemaluan mulai tumbuh.

  3. Interaksi Kelenjar Pituitari dan Gonad
    Hormon yang dikeluarkan oleh gonad yang telah dirangsang oleh hormon gonadotropik yang bereaksi terhadap kelenjar pituitari menyebabkan penurunan jumlah hormon pertumbuhan secara berangsur- angsur sehingga menghentikan proses pertumbuhan. Interaksi antara kelenjar pituitari dan gonad berlangsung selama reproduksi dan berkurang ketika wanita mendekati menopause dan pria mendekati klimakterik. Ciri seks primer pada laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:

    • Ciri Seks Primer pada Laki-laki
      Gonad atau testis yang terletak pada scrotum usia 14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Terjadi pertumbuhan pesat selama satu atau dua tahun, setelah itu pertumbuhannya menurun. Testis berkembang sempurna pada usia 20 atau 21 tahun.

      Setelah pertumbuhan testis meningkat, maka pertumbuhan penis meningkat pesat. Peningkatan mula-mula adalah panjangnya kemudian berangsur-angsur besarnya. Fungsi organ reproduksi pria jika sudanh matang biasanya mulai mengalami mimpi basah.

    • Ciri Seks Primer pada Wanita
      Berat uterus anak usia 11 atau 12 tahun berkisar 5,3 gram, sedangkan pada usia 16 tahun rata-rata beratnya 43 gram. Tuba falupi, ovum dan vagina juga ttttumbuh pesat pada masa ini. Petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya haid atau menstruasi (Asmiani et al., 2013)