Psikologi transpersonal adalah nama yang diberikan kepada kekuatan yang baru timbul dalam bidang psikologi, dibentuk oleh sejumlah psikolog, ahli-ahli pria dan wanita dari bidang lain yang mempunyai perhatian terhadap kemampuan-kemampuan dan kesanggupan-kesanggupan tertinggi manusia yang selama ini tidak dipelajari secara sistematis oleh psikologi perilaku atau teori-teori psikoanalisis yang klasik maupun yang oleh psikologi humanistik.
Psikologi transpersonal secara khusus memberikan perhatian kepada studi ilmiah yang empiris dan kepada implementasi yang bertanggung jawab dari penemuan-penemuan yang relevan bagi pengaktualisasian diri, transendentasi diri, kesadaran kosmis, fenomena-fenomena transendental yang terjadi pada (atau dialami oleh) perorangan-perorangan atau sekelompok orang.
Pandangan Psikologi Transpersonal tentang Manusia
Obyek psikologi pada garis besarnya hanya seputar psikofisik manusia, psikokognitif dan psikohumanistik manusia. Kecenderungan penggalian terhadap dimensi transpersonal dari pribadi yang “terdalam” dalam diri manusia kurang atau bahkan tidak mendapat porsi dalam kajian psikologi pada
umumnya.
Pada tahun 80-an mengenal secara popular istilah EQ (Emotional Question). Dan pada decade 2000 muncul istilah SQ (Spiritual Question) yang dikenalkan oleh Ramachandran dan Ian Marshal (Agustian, 2003). Psikologi transpersonal sebenarnya ingin melihat potensi manusia secara utuh, menyeluruh dan menggali potensi manusia yang terdalam, salah satunya adalah Spiritual Question (SQ).
Penggalian dan pengembangan manusia secara utuh sebagai pribadi, dalam segala dimensi dan kompleksitasnya. Jangan hanya pertumbuhan sebagai realisasi yang terfokus pada yang simpel tentang aspek fisik/emosi atau intelektual dari pribadi dengan meninggalkan lebih banyak alam ke-dalam-an yang tak tergali, dan karenanya tak terealisasikan.
Gambar dibawah ini menggambarkan sebuah pandangan multi dimensi dari kemanusiaan, sebagai pandangan manusia menurut psikologi transpersonal
Gambar Tingkat Kesadaran dan Fungsi Manusia
Dalam gambar diatas lingkaran 1 mewakili dimensi fisik dari energi manusia, lingkaran 2 emosi, lingkaran 3 intelektual, lingkaran 1,2 dan 3 mewakili kekuatan mental dari manusia.
Lingkaran 4 mewakili integrasi dari 1,2, dan 3 dalam proses fungsi harmonisasi dari tingkat pribadi. Lingkaran 5 mewakili dimensi instuisi, yang samar-samar, pengalaman cepat dari persepsi trans-sensasi, mulai datang ke kesadaran
Lingkaran 6 kemudian mewakili dimensi psikis-spiritual, sebagai pengalaman individu yang jelas tentang dirinya. Yang melebihi kesadaran sensasi, dan secara serempak merealisasikan integrasi dengan lapangan energi yang lebih luas, seperti kemanusiaan.
Lingkaran 7 mewakili cara pribadi merasakan pengalaman yang tertinggi, penyatuan mistik, pencerahan diri melebihi dan bergabung dengan semuanya pada tingkat tujuh yang disebutkan ada tingkat yang lebih jauh menyatukan pribadi dari segala dimensi yang dialami secara serempak.
Melewati ketujuh tingkat atau lapisan yang disebutkan itu, dikatakatannya ada lagi tingkat pengembangan potensial dimana semua tingkat atau lapis dihayati secara simultan, maka terjadilah pengintregasian antara yang personal dengan yang transpersonal
Dengan demikian spektrum / dimensi komponen kesadaran manusia tidak terbatas hanya psiko-fisik, psiko-kognitif dan psikohumanis, namun ada dimensi yang lebih dalam dari sekedar itu semua, yaitu kesadaran batin, dimensi mistis manusia dan atau lebih terkenalnya sebagai dimensi spiritual kesadaran manusia.
Obyek Kajian Psikologi Transpersonal
Obyek kajian psikologi transpersonal berbeda sama sekali dengan obyek kajian psikologi humanistik, apalagi psikologi behaviorisme dan psikoanalisis.
Psikoanalisis obyek kajiannya adalah psikofisik manusia.
Libido seksual adalah pusat kajian dan motivasi utama penggerak manusia.
Freud telah berhasil mengungkap kerja fisis manusia, dimana senjata dari kerja fisis manusia adalah ”Libido”, dan inilah salah satu sumbangan terbesar Freud dalam bidang psikologi. Adapun kesalahan terbesar Freud (Badri, 200) adalah menjadikan Libido adalah segalanya, sebagai sumber nilai manusia dan motivasi utama manusia dalam menggerakan diri dengan segala aspeknya.
Psikologi Behavioristik (Badri, 2000) hanya mengakui fenomena psikis manusia dimana hanya yang empiristik saja sifatnya. Fenomena kesadaran apalagi kesadaran spiritual adalah hal yang sangat ditentang oleh psikologi behavioristik, menjadikan manusia tak ubahnya sebagai seonggok daging yang kerjanya ditentukan oleh stimulus dari luar.
Oleh karenanya, manusia kehilangan spiritualnya, dan karenanya pula manusia sangat kering jiwanya yang dalam tahapan tertentu sudah kehilangan jiwa dan ruh yang tinggi yang mengilhami eksistensi dirinya.
Psikologi Humanistik kadang terjebak pada kerja-kerja humanistik-kognitif, belum mengungkap potensi terdalam manusia.
Sedangkan obyek psikologi transpersonal sedikitnya memuat antara lain sebagai berikut :
- Keadaan-keadaan kesadaran
- Potensi-potensi tertinggi atau terakhir
- Melewati ego atau pribadi ( trans-ego)
- Transendensi dan
- Spiritual
Tabel Diskripsi Tingkat Kesadaran Manusia
Penelitian-penelitian Psikologi Transpersonal
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan psikologi transpersonal antara lain :
1. Carol S. Dweck (Columbia University) dan Chi-Yue Chiu (Honkong University)
Ada hubungan antara keyakinan moral dengan tugas dan ada hubungan antara keyakinan moral dengan moral sosialnya.
2. Kenneth J. Batcheldor,1994 ( Journal of the American society for Psychical reasearch)
Sebenarnya prinsip-prinsip kreatif yang universal dihasilkan dari fenomena yang paranormal, yang terjadi dalam suasana yang tak bisa dirasionalkan.
3. William G. Brand ( Institute of Transpersonal Psychology Palo Alto CA)
Psikologi transpersonal itu berguna untuk bisa melihat sesuatu yang dibalik pola dan pendekatan yang ada/nampak, dan untuk mengenal lawan dan pasangan dari setiap benda. (1994)
4. Charles McCreery dkk. 1995
Charles McCreery meneliti tentang OBE (Out of Body Experiences) dan kepribadian yang menyatakan bahwa persepsi dan bayangan pengalaman itu merupakan positif atau happy schizoty personality. Penelitian serupa pernah dilakaukan terrhadap orang-orang yang pernah mengalami NDE (Near Death Experiences)
5. Allen E. Bergin , 1980, Psychotherapy and religious Values, ( dalam Journal of Consulting and clinical psychology vol. 48,No.1 1980, 95-105)
Menyatakan bahwa ada kecenderungan yang semakin meningkat dalam bidang psikologi dan psikoterapi pada khususnya, terutama kesadaran tentang pentingnya peranan religius dalam keberhasilan suatu terapi
6. Menurut Budisme Zen
Kerja bagi mereka tidak sekedar aktivitas ekonomi melainkan juga amal soleh secara Zen, begitu juga kata Max Weber ( Jurnal ilmu dan kebudayaan ; UlQU 1989; No.2 39-43)
7. Alejandro Parra, dalam Transpersonal psychology in Argentina : Brief History and Future Possibilities
Mengemukakan bahwa dilihat dari perkembangannya para psikologi yang merupakan bagian dari psikolog yang banyak berkecimpung dalam psikologi transpersonal di Argentina mengalami perkembangan yang pesat. Ini menandakan bahwa psikologi transpersonal merupakan salah satu pendekatan dari psikologi yang banyak diminati dan cukup mendapat respon dari masyarakat. Ia membagai perkembangan psikologi transpersonal di Argentina dalam empat katagori yang lengkap dengan tahunnya yaitu :
- Tahap perkembangan Spiritual (dari tahun 1870 - 1896)
- Tahap perkembangan Mesmerisme (1896 - 1924)
- Tahap perkembangan Metapsychic (1924 - 1953)
- Tahap perkembangan Rhinean Parapsuchology (1953 - sekarang)
8. Budhy Munawar-Rachman
Dalam “arah baru Psikologi” menyatakan adanya Truth, Beaty and Perfection yang melingkupi jiwa manusia sejalan dengan “basic need grafitication” “yang paling tinggi dari kebutuhan dasar manusia semakin diakui.
Psikologi transpersonal banyak berkembang di timur tapi diungkap di barat, sekarang banyak mendapat pengakuan di barat.
Sumber : Mujidin, Garis besar psikologi transpersonal: Pandangan tentang manusia dan metode penggalian transpersonal serta aplikasinya dalam dunia pendidikan