Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip sebuah produk

Untuk membuat sebuah produk dapat sukses dipasaran, terkadang tidak cukup hanya dengan membuat produk yang baik, tetapi juga dibutuhkan sebuah produk yang luar biasa. Hal tersebut dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana dalam sebuah jenis produk terdapat banyak sekali produk-produk yang dihasilkan dari banyak perusahaan. Misalnya produk sabun mandi, terdapat banyak sekali jenis sabun mandi yang ada di pasaran, dan banyak perusahaan yang mengeluarkan produk sabun mandi. Mereka bersaing satu sama lain dengan sangat ketat. Tetapi hanya sedikit produk sabun mandi yang dapat “diterima” oleh masyarakat.

Membuat sebuah produk yang baik bukanlah hal yang mudah, bahkan sulit dilakukan, tetapi akan jauh lebih sulit lagi ketika kita dituntut untuk membuat produk yang luar biasa. Oleh karena itu, diperlukan sebuah prinsip-prinsip dalam membuat sebuah produk, atau biasa disebut product principles.

Prinsip-prinsip produk mempunyai arti yang luas. Menurut Marty Cagan, dalam bukunya “Inspired : How to make products customer love” menjelaskan bahwa prinsip-prinsip produk adalah sebuah pernyataan kepada pengguna terkait dengan hal-hal yang anda yakini serta maksud dan tujuan dibuatnya produk tersebut.

Prinsip-prinsip produk haruslah menggambarkan tujuan-tujuan dari dibuatnya produk tersebut, hal-hal dasar, strategi dan taktik awal terkait produk tersebut, sehingga produk tersebut mempunyai nilai bagi pengguna.

Prinsip-prinsip produk yang baik harus mempunyai kriteria sebagai berikut, menurut uxcellence :

  • Harus spesifik sehingga mudah untuk diukur.
  • Dibuat sepanjang proses pembuatan produk.
  • Harus dapat menginspirasi tim anda sehingga mereka dapat membuat produk yang luar biasa.
  • Harus dapat memberikan tantangan bagi tim yang biasa dan tim yang bekerja dengan setengah hati.
  • Harus sederhana dan mudah diingat.
  • Harus mempunyai pembeda dengan produk pesaing.

Berikut beberapa contoh prinsip-prinsip produk dari beberapa produk yang terkenal :

  • Instagram ; membuat setiap foto/gambar menjadi indah, membuat sangat cepat dalam meng-upload foto/gambar, bagikan ke setiap tempat dan orang dalam satu waktu.
  • Venmo ; mudah, menyenangkan, terpercaya
  • Customer.io ; buat menjadi sulit dalam membuat kesalahan, buat pengguna kita merasa memiliki kekuatan super (superpower), buat kesuksesan pengguna kita mudah untuk dibagikan.

Oleh karena itu, prinsip-prinsip produk bukanlah daftar rencana fitur-fitur yang ada pada produk yang akan dibuat, tetapi lebih ditekankan pada strategi perusahaan, yang biasanya terhubung dengan misi perusahaan. Prinsip-prinsip produk yang baik akan menjadi dasar sebuah perusahaan, terutama tim pengembang, untuk merencanakan fitur-fitur apa yang akan dibuat dalam sebuah produk.

Fungsi utama dari pembuatan prinsip-prinsip produk, yang biasanya keluarannya adalah dokumen strategi atau sebuah pernyataan tertulis, adalah seluruh tim akan mempunyai arah tujuan dan misi yang sama, baik itu Manajer Produk, tim desain, tim teknikal maupun tim pemasaran.
Setelah prinsip-prinsip produk dibuat, yang biasanya terdiri dari beberapa pernyataan, maka hal yang selanjutanya dilakukan adalah membuat skala prioritas. Bagian yang mana akan dibuat terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan untuk mempercepat peluncuran produk ke pasar.

Penentuan skala prioritas ini biasanya akan muncul diskusi yang hangat didalam sebuah tim, bahkan bisa menjurus ke arah perdebatan. Sebagai contoh, dalam membuat sebuah produk teknologi informasi, hal apa yang paling penting, apakah kemudahan dalam penggunaan produk, kecepatan, fungsi-fungsinya, biaya, keamanan, skalabilitas atau yang lainnya ?

Diskusi itu menjadi produktif selama didalam tim serius dalam menentukan skala prioritas, karena tujuan dari penentuan skala prioritas tersebut adalah, tim pengembang dapat menentukan hal mana yang paling menjadi prioritas, kemudian hal kedua yang paling prioritas, hal ketiga dan begitu seterusnya.

Sebagai manajer produk, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menetapkan skala prioritas secara transparan. Jangan sampai anggota tim merasa bahwa skala prioritas tersebut dibuat hanya berdasarkan intuisi seorang manajer produk. Seorang manajer produk harus bisa meyakinkan kepada anggota tim bahwa penentuan skala prioritas ini dilakukan dengan memperhatikan informasi-informasi yang ada.

Bagaimana apabila terjadi ketidaksepakatan terkait hal tersebut ? Seorang manajer produk dapat mengingatkan kembali kepada anggota tim tentang prinsip-prinsip produk yang telah dibuat sebelumnya dan melihat kembali terkait tujuan dibuatnya produk tersebut.

Intinya adalah, seorang manajer produk, harus memastikan bahwa seluruh anggota tim berada pada visi dan misi yang sama, sebelum memulai ke tahapan selanjutnya.