Apa yang dimaksud dengan Pneumotoraks ?

Pneumotoraks adalah pengumpulan udara atau gas dalam rongga pleura, yang berada antara paru-paru dan toraks. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan pada orang tanpa kondisi paru-paru kronis (biasa disebut Pneumotoraks Primer) dan orang dengan penyakit paru-paru (Pneumotoraks Sekunder).

Apa yang dimaksud dengan Pneumotoraks ?

Pneumotoraks adalah kondisi dimana terdapat udara bebas dalam rongga pleura. Insiden pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya banyak yang tidak diketahui. Umumnya pria lebih banyak dari wanita.

Terdapat 2 jenis pneumotoraks, yaitu:

  1. Pneumotoraks spontan primer adalah pneumotoraks yang terjadi tanpa riwayat penyakit paru sebelumnya ataupun trauma, dan dapat terjadi pada individu yang sehat. Terutama lebih sering pada laki, tinggi dan kurus, dan perokok.
  2. Pneumotoraks spontan sekunder adalah pneumotoraks yang terjadi pada penderita yang memiliki riwayat penyakit paru sebelumnya seperti PPOK, TB paru dan lain-lain.


Gambar Pneumotoraks

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

  1. Pneumotoraks dapat menimbulkan keluhan atau tidak. Keluhan yang dapat timbul adalah sesak napas, yang dapat disertai nyeri dada pada sisi yang sakit. Nyeri dada tajam, timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika menarik napas dalam atau terbatuk. Keluhan timbul mendadak ketika tidak sedang aktivitas.

  2. Faktor risiko, di antaranya:
    a. Infeksi, misalnya: tuberkulosis, pneumonia
    b. Trauma
    c. Merokok

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

Gejala klinis :

  1. Hiperkapnia
  2. Hipotensi
  3. Takikardi
  4. Perubahan status mental
  5. Pemeriksaan fisik paru :
    a. Inspeksi paru, tampak sisi yang sakit lebih menonjol dan tertinggal pada pernapasan
    b. Palpasi paru, suara fremitus menurun di sisi yang sakit
    c. Perkusi paru, ditemukan suara hipersonor dan pergeseran mediastinum ke arah yang sehat
    d. Auskultasi paru, didapatkan suara napas yang melemah dan jauh

Pemeriksaan Penunjang:

  1. Foto toraks, didapatkan garis penguncupan paru yang sangat halus (pleural line), dan gambaran avaskuler di sisi yang sakit. Bila disertai darah atau cairan lainnya, akan tampak garis mendatar yang merupakan batas udara dan cairan (air fluid level).
  2. Pulse oxymetry. Pemeriksaan ini tidak untuk menegakkan diagnosis, namun untuk menilai apakah telah terjadi gagal napas.

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan untuk diagnosis definitif dengan pemeriksaan penunjang.

Komplikasi

  1. Kegagalan respirasi
  2. Kegagalan sirkulasi
  3. Kematian

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

  1. Oksigen
  2. Jika ada tanda kegagalan sirkulasi, dilakukan pemasangan IV line dengan cairan kristaloid
  3. Rujuk

Konseling dan Edukasi

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai:

  1. Bahaya dan komplikasi pneumotoraks
  2. Pertolongan kegawatdaruratan pada pneumotoraks
  3. Perlunya rujukan segera ke RS

Kriteria Rujukan

Segera rujuk pasien yang terdiagnosis pneumotoraks, setelah dilakukan penanggulangan awal.

Peralatan

  1. Infus set
  2. Abbocath 14
  3. Tabung oksigen
  4. Kanul hidung
  5. Sungkup sederhana
  6. Lidocaine 2%
  7. Spuit 3 cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc, 50 cc
  8. Three-way
  9. Botol bervolume 500 cc

Prognosis
Ad vitam : Dubia Ad functionam : Dubia Ad sanationam : Dubia

Sumber :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer

Referensi

  1. Astowo P. Pneumotoraks. Dalam: Pulmonologi intervensi dan gawat darurat napas. Swidarmoko B, Susanto AD, editor. Jakarta: Dep. Pulmonologi dan Ked. Respirasi. 2010: 54-71.(Astowo, 2010)
  2. MacDuff A, Arnold A, Harvey J. Management of spontaneous pneumothorax: British Thoracic Society pleural diseases guideline 2010. Thorax. 2010; 65:18- 31.(MacDuff, et al., 2010)

Pneumothorak adalah adanya udara dalam rongga pleura. Biasanya pneumotorak hanya temukan unilateral, hanya pada blast-injury yang hebat dapat ditemukan pneumotorak bilateral, (Danusantoso dalam Wijaya dan Putri, 2013).

Penumotorakhanya adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura (Price, 2006). Pneumothorak merupakan suatu keadaan terdapatnya udara di dalam rongga paru pleura (Muntaqqin, 2008). Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pneumothorak adalah keadaan adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya pleura.

Etiologi

Pneumithorak dapat terjadi setiap kali permukaan paru-paru pecah dan memungkinkan udara keluar dari paru-paru ke rongga pleura. Hal ini dapat terjadi ketika luka beberapa tusukan dinding dada yang memungkinkan udara luar masuk ke ruang pleura. Pneumothorak spontan dapat terjadi tanpa trauma dada, dan biasanya disebabkan oleh kista kecil pada permukaan paru-paru. Kista tersebut dapat terjadi tanpa penyakit paru-paru yang berhubungan, atau mereka dapat berkembang karena gangguan paru-paru yang mendasari, emfisema yang paling umum, (Tschopp dalam ,2014).

Patofisiologi

Pleura secara anatomis merupakan satu lapis mesoteral, ditunjung oleh jaringan ikat,pembuluh-pembuluh dara kapiler dan pembuluh getah bening, rongga pleura dibatasi oleh 2 lapisan tipis sel mesotelial, terdiri atas pleura parietalis yang melapisi otot-otot dinding dada, tulang dan kartilago, diapragma dan menyusup kedalam pleura dan tidak sinsitif terhadap nyeri. Rongga pleura individu sehat terisi cairan (10-20ml) dan berfungsi sebagai pelumas diantara kedua lapisan pleura, (Prince. 2006).

1. Pneumotorak Spontan Primer

Pneumotorak spontan primer terjadi karena robeknya suatu kantong udara dekat pleura viseralis. Penelitian secara petologis membuktikan bahwa pasien pneumotorak spontan yang parunya dipesersi tampak adanya satu atau dua ruang berisi udara dalam bentuk blab dan bulla. (Prince. 2006).

Bulla merupakan suatu kantong yang dibatasi sebagian oleh pelura fibrotik yang menebal sebagian oleh jaringan fibrosa paru sendiri dan sebagian lagi oleh jaraingan paru emfisematus. Blab terbentuk dari suatu alveoli yang pecah melalui suatu jaringan intertisial kedalam lapisan tipis pleura viseralis yang kemudian berkumpul dalam bentuk kista. Mekanisme pembentukan bulla/blab belum jelas , banyak pendapat mengatakan terjadainya kerusakan bagian apeks paru akibat tekanan pleura lebih negatif.

Pada pneumotorak spontan terjadi apabila dilihat secara patologis dan radiologis terdapat bulla di apeks paru. Observasi klinik yangdilakukan pada pasien pneumotorak spontan primer ternyata mendapatkan pneumotorak lebih banyak dijumpai pada pasien pria berbadan kkurus dan tinggi. Kelainan intrinsik jaringan konetif mempunyai kecenderungan terbentuknya blab atau bulla yang meningkat, (Prince. 2006).

Blab atau bulla yang pecah masih belum jelas hubungan dengan aktivitas yang berlebihan,karena pada orang-orang yang tanpa aktivitas (istirahat) juga dapat terjadi pneumotorak. Pecahnya alveoli juga dikatakan berhubungan dengan obstruksi check-valve pada saluran napas dapat diakibatkan oleh beberapa sebab antara lain : infeksi atau infeksi tidak nyata yang menimbulkan suatu penumpukan mukus dalam bronkial, (Prince. 2006).

2. Pneumotorak Spontan Sekunder

Disebutkann bahwa terjadinya pneumotorak ini adalah akibat pecahnya blab viseralis atau bulla pneumotorak dan sering berhubungan dengan penyakit paru yang medasarinya. Patogenesis penumotorak ini umumnya terjadi akibat komplikasi asma, fibrosis kistik, TB paru, penyakit-penyakit paru infiltra lainnya misalnya pneumotoral supuratif, penumonia carinci. Pneumotorak spontan sekunder lebih serius keadaanya karena adanya penyakit yang mendasarinya (Corwin, E. 2006).