Apa yang dimaksud dengan Perkembangan Individu?

Perkembangan individu

Perkembangan individu merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.

Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenetik, yaitu mempelajari proses-proses yang mendasari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri, baik perubahan dalam struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life-span) (Desmita,2009). Dari sini dapat dikatakan bahwa psikologi perkembangan merupakan suatu cabang ilmu psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya berserta latar belakang yang mempengaruhinya.

Manfaat mempelajari psikologi perkembangan, diantaranya yaitu:

  1. Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/ perkembangannya.
  2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan individu pada setiap fase perkembangannya.
  3. Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
  4. Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
  5. Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Hakikat Perkembangan


Pada dasarnya hubungan antara pertumbuhan dan perkembangan masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli. Pertumbuhan sering dikaitkan dengan perubahan yang terjadi secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu dalam waktu tertentu (Kartono dalam Sobur, 2009). Sedangkan perkembangan menurut Kartono (dalam Sobur, 2009) merupakan perubahan psikofisis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisis yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar pada waktu tertentu menuju kedewasaan.

Sementara itu, perkembangan menurut Yusuf (2009) adalah proses terjadinya berbagai perubahan yang bertahap yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik terhadap fisiknya maupun psikisnya. Dengan kata lain, pertumbuhan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmaniah individu, sedangkan perkembangan berarti proses perubahan yang berhubungan dengan kejiwaan individu dimana perubahan tersebut akan terwujud dalam tingkah laku yang dapat diamati.

Sedikitnya ada empat istilah yang berdekatan bahkan saling terkait pengertiannya. Pertama, pertumbuhan (growth), Kedua Perkembangan (development), Kematangan (maturation), dan Keempat perubahan (change).

1. Pertumbuhan (growth)

Dalam perkembangan maka terjadi pula yang namanya sebuah pertumbuhan (growth). Istilah pertumbuhan atau growth ini merupakan sebuah kata yang lazimnya digunakan dalam disiplin ilmu biologi oleh sebab itu dalam memahami ini akan lebih bersifat biologis. Pertumbuhan dapat dijelaskan sebagai sebuah proses kenaikan massa dan volume yang dikarenakan adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut. Hal ini dijelaskan pula oleh Chaplin (2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan adalah suatu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu keseluruhan.

Senada dengan pendapat tersebut Desmita (2009) menjelaskan istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, kepala, jantung, paru-paru, dam sebagainya. Dengan kata lain disini tidak berkaitan dengan pola pikir, ingatan, ataupun perkembangan mental seseorang.

Dari berbagai definisi tersebut dapat kita pahami bahwa **Pertumbuhan ialah suatu perubahan secara biologi yang dialami oleh makluk hidup yaitu berupa pertambahan ukuran, baik volume, bobot, maupun jumlah sel yang bersifat irreversible. Perubahan yang bersifat irreversible ini maksudnya suatu perubahan yang tidak dapat kembali ke semula, contohnya seekor bayi harimau yang tumbuh menjadi dewasa maka tidak dapat kembali menjadi bayi harimau lagi. **

2. Perkembangan (development)

Perkembangan ialah perubahan yang terjadi selama proses pertumbuhan menuju keadaan yang lebih dewasa dibanding sebelumnya sehingga terbentuk organ-organ atau sel-sel yang memiliki fungsi dan struktur yang berbeda pula. Dengan kata lain perkembangan adalah suatu gejala perubahan dalam fungsi dari organ-organ yang telah mengalami pertumbuhan tersebut. Pada aspek ini lebih ditekankan pada perubahan fungsi atau psikis yang lebih kompleks sehingga pada perkembangan ini tidak dapat diukur dengan mudah tetapi hanya bisa dilihat gejala perubahannya. Jadi proses perkembangan ini berjalan seiring dengan terjadinya pertumbuhan pada makhluk hidup.

Pengertian lain dijelaskan oleh Santrock (2007) dimana perkembangan memiliki makna sebagai pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Kebanyakan perkembangan melibatkan pertumbuhan, meskipun melibatkan juga penuaan. Senada dengan hal tersebut Desmita (2009) menjelaskan bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, malainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuham, pematangan dan belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejak lahir sampai masa meninggal seorang individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif dan berkesinambungan. Atau dapat diartikan bahwa Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan dari proses perubahan yang ada dalam individu baik terkait dengan fisik, mental, sifat dan ciri-ciri yang baru pada level yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.

3. Kematangan (maturition)

Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan atau perkembangan. Jika tidak, maka ia tidak akan berfungsi atau mati. Pertumbuhan yang dialami adalah pertumbuhan fisik dan mental. Namun kenyataannya, sering kita jumpai orang yang matang secara fisik atau usia, tetapi mentalnya tidak matang. Orang yang tidak dewasa atau tidak matang bisa menghambat pertumbuhan orang lain yang ada disekitarnya. Selain itu, kerugian dari ketidakmatangan adalah dapat menghambat dalam masa depan, karena dia akan mengalami kesulitan dalam bergaul, dan dalam melakukan setiap peran kehidupan yang dimilikinya.

Banyak orang mendeskripsikan dewasa sebagai matang atau tua dan sebaliknya kekanak-kanakan sering didefinisikan sebagai terlalu muda atau belum cukup umur. Pendefinisian yang terlalu abstrak terlebih karena usia tidak pernah bisa membatasi perkembangan psikologis. Dapat dipahami bersama bahwa kita tidak hanya bisa berfikir bahwa perkembangan sebagaimana dihasilkan oleh proses-proses biologis, kognitif, dan sosioemosional yang paling mempengaruhi, tetapi juga oleh kedewasaan dan pengalaman yang mempengaruhi.

Dijelaskan Santrock (2007) Kedewasaaan atau kematangan (maturation) ialah urutan perubahan yang teratur yang disebabkan oleh cetak biru genetik yang kita miliki masing-masing. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa Kematangan terlihat dari kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati, serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Atau bisa juga dikatakan bahwa kematangan (maturity) adalah kemampuan untuk mengendalikan diri (self control) dan tidak mudah terpancing oleh reaksi yang provokatif, yang ditandai dengan :

  • Bertahan untuk tidak impulsif
  • Mengendalikan emosi (rasa marah, frustrasi dll)
  • Mampu merespon secara kalem dalam situasi frustrasi
  • Mampu mengelola stress secara efektif
  • Mengendalikan emosi negatif dan bertindak secara konstruktif untuk mencari penyelesaiannya
  • Mampu menenangkan orang lain disamping menenangkan diri sendiri

4. Perubahan (change)

Baik dalam sebuah proses perkembangan, pertumbuhan maupun kedewasaan, setiap individu selalu mengalami perubahan didalamnya. Konsep perubahan dalam perkembangan disini menjelaskan bahwa setiap perubahan yang ada dalam diri individu baik dalam hal bentuk fisik, pola pikir maupun kedewasaan itu sendiri adalah bagian penting yang mau tidak mau akan dilalui oleh setiap manusia sebagai sesuatu yang berkesinambungan.

Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa proses perkembangan berkesinambungan tidak berarti tak terelakkan. Interaksi dinamis antara kekuatan dari dalam dan luar individu inilah yang bisa jadi akan menghasilkan perubahan, tetapi perubahan tersebut belum tentu teratur, sistematis, atau, bahkan perubahan itu menuju ke arah yang benar. Perubahan tidak terjadi ketika manusia menghadapi tuntutan lingkungan baru, dimana perubahan tersebut belum tentu berjalan dengan baik, misalnya: peranan baru atau tanggungjawab baru. Unsur-unsur biologis sangat berarti bagi manusia dalam mengendalikan, memanipulasi, maupun menguasai lingkungan. Hal ini didukung dengan apa yang disampaikan oleh Desmita (2009:8) bahwa perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup.

Upaya atau tujuan yang ada dalam setiap perubahan ini dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis, kesemua hal tersebut merupakan sebuah upaya dalam mewujudkan aktualisasi dalam diri individu. Desmita (2009:8) juga menjelaskan bahwa secara garis besar perubahan yang terjadi dalam perkembangan dibagi menjadi empat bentuk, yaitu :

  • Perubahan dalam ukuran besarnya
  • Perubahan-perubahan dalam proporsinya
  • Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama
  • Timbulnya atau lahirnya bentuk atau ciri-ciri baru

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan


1. Aliran Nativisme

Tokoh aliran ini adalah Schoupen Howern. Menurut aliran ini perkembangan organisme ditentukan oleh faktor pembawaan (nativus). Aliran ini mengemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan baik karena berasal dari keturunan orang tuanya maupun karena memang ditakdirkan demikian. Jika individu pembawaannya baik, maka akan baik pula individu tersebut begitu juga sebaliknya. Menurut aliran ini, pendidikan tidak dapat diubah dan senantiasa berkembang dengan sendirinya.

2. Aliran Empirisme

Salah satu tokoh aliran ini adalah John Locke, yang mengembangkan lilin yang putih bersih belum tergoreskan apapun. Mau dijadikan gambar-gambar apa saja, meja lilin tersebut terserah pelukisnya. Meja lilin di sini diibaratkan sebagai bayi yang baru lahir yang akan berkembang, sedangkan pelukis adalah lingkungan yang akan membentuk jadi apapun anak yang baru lahir ini. Dengan kata lain, aliran empirisme sangat yakin bahwa perkembangan organisme ditentukan oleh lingkungan. Bahkan J. B. Watson, yang terkenal sebagai behaviorist dari Amerikat Serikat, pernah sesumbar dijadikan dokter, lawyer, guru, bahkan dijadikan kriminal.

3. Aliran Konvergensi

Tokoh aliran konvergensi adalah William Stern. Aliran ini meyakini bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama penting bagi perkembangan organisme. Dengan kata lain Aliran ini mempercayai bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia tidak hanya berasal dari lingkungan (pengalaman) saja atau pembawaan saja, tapi dipengaruhi oleh keduanya. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman begitu juga sebaliknya. Perkembangan yang sehat akan berkembang jika ada kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensial kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan anak.

Prinsip Perkembangan


  1. Perkembangan tidak terbatas pada pertumbuhan secara fisik, namun mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren, dan berkesinambungan.
  2. Perkembangan selalu menuju proses diferensiasi dan integrasi.
  3. Perkembangan dimulai dari respon-respon yang sifatnya umum menuju khusus.
  4. Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai.
  5. Setiap individu mempunyai tempo kecepatan perkembangannya sendiri-sendiri.
  6. Di dalam perkembangan, dikenal adanya irama atau naik turunnya proses perkembangan.
  7. Setiap individu seperti halnya organisme lainnya memiliki dorongan dan hasrat mempertahankan diri dari hal-hal yang negatif seperti rasa sakit, rasa tidak aman, kematian, dan sebagainya.
  8. Dalam perkembangan terdapat masa peka, yaitu suatu masa dalam perkembangan individu dimana suatu fungsi jasmani ataupun rohani dapat berkembang dengan cepat jika mendapat latihan yang baik dan kontinyu.
  9. Perkembangan tiap-tiap individu pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh lingkungan.

Prinsip-prinsip yang menyertai didalam pertumbuhan dan perkembangan :

  1. Perkembangan Melibatkan Perubahan
    Perkembangan diartikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren, maksudnya perubahan yang terjadi terarah maju dan menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi baik yang telah mendahului atau perubahan yang akan mengikutinya.
    Menurut Maslow dalam Hurlock (2007) tujuan perubahan perkembangan adalah upaya untuk menjadi orang terbaik secara fisik dan mental (aktualisasi diri). Namun berhasil tidaknya mencapai tujuan tersebut, tergantung pada hambatan yang dihadapinya dan bagaimana cara menanggulanginya. Hambatan-hambatan datang dari lingkungan dan diri sendiri.

  2. Perkembangan Awal Lebih Kritis dari Pada Perkembangan Selanjutnya
    Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa tahun-tahun pertama sekolah merupakan saat yang kritis bagi perkembangan anak. Beberapa ahli juga mengutarakan pendapatnya diantaranya Milton, Erikson, dan Glueck: Milton dalam Hurlock (2004) menyatakan bahwa “Masa kanak-kanak Erikson dalam Hurlock (2004) juga menyimpulkan bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai manusia, tempat di mana kebaikan dan sifat buruk akan berkembang mewujudkan diri, seorang anak tergantung bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan anak akan makanan, perhatian, cinta kasih. Glueck dalam Hurlock (2004) menyimpulkan bahwa remaja yang berpotensi menjadi anak nakal, dapat diidentifikasi sejak dini yaitu usia dua atau tiga tahun karena perilaku anti sosialnya.

  3. Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan dan Belajar
    Ciri perkembangan fisik dan mental sebagian berasal dari proses kematangan intrinsik dan sebagian berasal dari latihan dan usaha individu. Proses kematangan intrinsik adalah terbukanya karakteristik yang secara potensional ada pada individu yang berasal dari warisan genetik.
    Dalam fungsi filogenetik (fungsi umum ras), misalnya: merangkak, duduk, dan berjalan, perkembangan berasal dari proses kematangan. Berbeda dengan fungsi ontogenetik (fungsi khas untuk individu), misalnya: berenang, melempar bola, naik sepeda, diperlukan latihan. Kecenderungan yang diwariskan tidak dapat matang sepenuhnya tanpa dukungan lingkungan.
    Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha, sebagai contoh anak yang mempunyai tatanan saraf dan otot yang superior, akan mempunyai bakat tapi kalau tidak ada kesempatan berlatih dan bimbingan yang sistematis, anak itu tidak akan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Belajar dapat terjadi secara imitasi (individu secara sadar meniru apa yang dilakukan oleh orang lain), identifikasi (sebagai suatu usaha individu untuk menerima sikap, nilsi, motivasi, dan perilaku orang yang dihormati atau dicintai).

Referensi

Haryadi, Sigit dan Muslikah. 2013. Perkembangan Individu. Universitas Negeri Semarang : deepublish. (https://www.researchgate.net/publication/323028558_PERKEMBANGAN_INDIVIDU)

Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan secara dinamis di mulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat kematangan dan pengalaman (Hurlock, 1991. Rice, 2002).

Prinsip – Prinsip Perkembangan
Pada proses perkembangan anak itu sendiri memiliki prinsip-prinsip padap perkembangannya, yaitu;

  1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti ( never ending process ),

  2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi, setiap aspek perkembangan idividu baik fisik, emosi, inteligensi, maupun sosial akan saling mempengaruhi. Apabila seorang anak memilki masalah dengan salah satu aspek perkembangannya, maka akan menghambat aspek perkembangan yang lain.

  3. Perkembangan ialah mengikuti pola tertentu, setiap tahap perkembangan adalah hasil dari tahap perkembangan sebelumnya yang merupakan prasyarat untuk perkembangan selanjutnya.

  4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan, pada perkembangan setiap anak berlangsung pada waktu atau tempo yang berbeda.seperti ada yang memiliki perkembangan yang cepat dan ada pula yang memilki perkembangan yang lambat.

  5. Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas, pada setiap pertumbuhan anak memiliki ciri nya sendiri sesuai dengan perkembangannya.

  6. Satiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase perkembangan.