Apa yang dimaksud dengan Perawat Primer atau Primary Nursing?

Perawat Primer atau Primary Nursing adalah metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dari mulai pasien masuk sampai keluar rumah sakit (Gillies, 1989).

Apa yang dimaksud dengan Perawat Primer atau Primary Nursing ?

Perawat Primer atau Primary nursing

Perawat Primer atau Primary nursing adalah penyerahan menyeluruh, koordinasi, kontinu, perawatan pasien individu yang dilakukan oleh perawat professional yang memiliki otonomi, akuntabilitas dan otonomi selama 24 jam (Primary Nurse Convention 1977 dalam Campbell, 1985).

Sistem primary nursing menggunakan 1 orang perawat primer yang bekerja selama 24 jam dan bertanggung jawab untuk perencanaan perawatan 5-6 pasien dan ketika perawat primer tidak bertugas perawatan pasien dilanjutkan oleh perawat pelaksana yang melanjutkan perencanaan perawatan yang sudah direncanakan oleh perawat primer (Marquiz & Huston, 2000).

Menurut Munnukka dan Kiikkala (1995) primary nursing membutuhkan :

  1. bagaimana teori dipergunakan pada praktik,
  2. bagaimana tumbuh menjadi perawat yang profesional,
  3. bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya,
  4. lebih banyak mengetahui tentang penyakit, pemeriksaan dan pengobatan.

Pertanyaan-pertanyaan di atas menjawab bahwa metode penugasan primary nursing membutuhkan ilmu, komunikasi interpersonal, pengakuan dari tim kesehatan lain, dan mampu membuat asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Jellinek et all (1994) menyatakan konsep primary nursing adalah setiap pasien dirawat oleh seorang perawat primer yang memiliki tanggung jawab penuh selama 24 jam. Ilumin (2003), adanya model keperawatan primary nursing memerlukan tanggung jawab yang tinggi dan adanya otonomi dari perawat primer diharuskan memiliki persiapan yang baik, pengetahuan, sehingga perawat primer dalam menjalankan peranannya mampu dan membawa hasil akhir yang baik bagi pasien.

Primary nursing adalah model asuhan keperawatan yang diberikan kepada 1-6 pasien dari mulai masuk sampai pulang, asuhan yang diberikan selama 24 jam dilakukan oleh perawat primer dibantu oleh perawat peaksana (associate nurse), setiap perawat primer memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh sesuai dengan masalah dan kebutuhan pasien selama dirawat (Manthey, 1980).

Elemen Primary Nursing


primary nursing

Elemen primary nursing terdiri dari 4 yaitu :

  1. Memiliki tanggung jawab,
    Perawat primer memiliki tanggung jawab terhadap 1-6 pasien dari mulai pasien masuk sampai pulang dalam hal pemberian asuhan keperawatan. Hal-hal yang berkaitan dengan pasien/keluarga seperti kebutuhan ruangan pasien, obat, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain menjadi tanggung jawab dari perawat primer. Semua masalah pasien selama 24 jam menjadi tanggung jawab perawat primer (Manthey, 1980).

  2. Berani membuat keputusan,
    Berani membuat keputusan adalah perawat primer harus mampu dan berani membuat keputusan yang berhubungan dengan kebutuhan pelayanan keperawatan pasien. Perawat primer harus memiliki bekal ilmu dan skill yang tinggi sehingga dalam membuat keputusan berdasarkan ilmu yang dimiliki. Perawat primer dapat berhubungan langsung dengan kepala ruangan, dokter yang merawat pasien, dan tim kesehatan lain (Manthey, 1980).

  3. Mampu berkomunikasi interpersonal dengan baik,
    Berkomunikasi secara interpersonal adalah perawat primer harus mampu berkomunikasi baik kepada pasien/keluarga, dokter, kepala ruangan, pihak manajemen, perawat associate dan tim kesehatan lainnya.

    Berkomunikasi dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam penyelesaian masalah pasien/keluarga yang berhubungan dengan penyakitnya. Perawat primer dalam berkomunikasi dengan perawat associate sebagai penerus dalan pemberian asuhan keperawatan harus benar dan jelas saat pertukaran shift (Manthey, 1980).

  4. Mampu membuat asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 24 jam.
    Membuat asuhan keperawatan secara menyeluruh selama 24 jam adalah perawat primer harus mampu melakukan asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan sampai evaluasi. Sejak pasien masuk hingga pulang tahap - tahap asuhan keperawatan tetap direncanakan, dilakukan oleh perawat primer dan dilanjutkan oleh perawat pelaksana. Semua masalah dan kebutuhan pasien selama dirawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan tetap harus dibawah pengawasan perawat primer walaupun yang dinas adalah perawat associate (Manthey, 1980).

Kelebihan Primary Nursing


Menurut Hyams et al (1993), kelebihan primary nursing adalah: sumber daya manusia yang tersedia ada, pelaksanaan dilakukan oleh perawat primer dibantu perawat pelaksana (associate nurse), perawat primer dan perawat pelaksana memiliki pengetahuan mengenai kebutuhan pasien dan rencana keperawatan, pelayanan terhadap pasien dilanjutkan oleh perawat pelaksana, kelompok memberikan pelayanan kepada pasien dan memiliki semangat kelompok.

Menurut Gilies (1989), kelebihan primary nursing adalah: bersifat kontuinitas dan komprehensif. Metode primary nursing memberikan keuntungan terhadap klien, perawat, dokter dan rumah sakit.

  • Keuntungan bagi perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, pengembangan diri melalui implementasi ilmu pengetahuan dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

  • Keuntungan bagi klien/pasien adalah mereka merasa lebih dihargai sebagai manusia karena terpenuhi kebutuhannya secara individu, asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.

  • Keuntungan bagi dokter adalah mendapatkan informasi dari perawat yang benar-benar mengetahui keadaan kliennya.

  • Keuntungan bagi rumah sakit adalah rumah sakit tidak harus mempekerjakan terlalu banyak tenaga keperawatan, tetapi harus mempekerjakan perawat yang berkualitas tinggi (Gillies, 1989).

Keuntungan dan Kelemahan Primary Nursing
Gambar Keuntungan dan Kelemahan Primary Nursing

Kelemahan Primary Nursing


Menurut Gillies (1989) kelemahan dari primary nursing adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.

Menurut Hyams (1993), kelemahan primary nursing antara lain: perbedaan pendapat antar perawat, perawat primer memiliki jam kerja yang panjang, ketidakadilan dalam pembagian tugas, perawat pelaksana dapat mengalami hambatan dalam pelayanan, perawat primer kurang dalam tanggung jawab dan tanggung gugat, membutuhkan perawat pembantu, mengurangi jam besuk pasien, follow up diselesaikan oleh perawat primer, mengurangi waktu pertemuan dengan tim lain, perawat pelaksana dan perawat pembantu harus disediakan, perawat primer memilki pasien, memerlukan pendokumentasian yang lebih lengkap, perawat associate kurang memiliki tanggung jawab, membutuhkan banyak waktu untuk pasien dan membutuhkan area primary nursing.

Ketenagaan Metode Primary Nursing


Menurut Gillies (1989) ketenagaan metode primary nursing adalah: setiap perawat primer adalah perawat bed side atau selalu berada dekat dengan pasien, beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer, penugasan ditentukan oleh kepala ruangan dan perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun non professional sebagai perawat asisten.

Sistem asuhan keperawatan Primary Nursing
Gambar Sistem asuhan keperawatan Primary Nursing (Marquis & Huston, 1998:138)

Kozier et al. (1997) menyatakan di negara maju pada umumnya perawat primer adalah seorang spesialis perawat klinis (clinical nurse specialist) dengan kualifikasi master keperawatan. Seorang perawat primer bertanggung jawab untuk membuat keputusan yang terkait dengan asuhan keperawatan klien. Kualifikasi kemampuan perawat primer minimal adalah sarjana keperawatan (ners).

Peran kepala ruangan dalam Primary Nursing


Menurut Gillies (1989) peran kepala ruangan dalam primary nursing adalah: sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer, orientasi dan merencanakan karyawan baru, menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten, evaluasi kerja, merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf dan membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi. Kepala ruangan melakukan komunikasi langsung dan koordinasi dengan perawat primer dan perawat pelaksana terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien/pasien.

Kepala ruangan memberikan evaluasi kinerja perawat primer dan perawat pelaksana dalam primary nursing dengan memberikan pertanyaan langsung kepada pasien tentang pelaksanaan primary nursing. Kepala ruangan melakukan ronde dan pertemuan dengan perawat primer, perawat pelaksana dan dokter tentang keadaan pasien serta hambatan yang ditemukan di ruangan. Kepala ruangan memfasilitasi ruangan bekerja sama dengan pihak manajemen rumah sakit agar pelaksanaaan primary nursing berjalan nyaman. Kepala ruangan memberikan usulan kepada pihak manajemen rumah sakit tentang jasa (reward) bagi perawat primer (Manthey, 1980).

Tugas Perawat Primer


Menurut Gillies (1989) tugas perawat primer adalah : mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif, membuat tujuan dan rencana keperawatan, melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas, mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain, mengevaluasi keberhasilan yang dicapai, menerima dan menyesuaikan rencana, menyiapkan penyuluhan untuk pulang, melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat, membuat jadwal perjanjian klinis dan mengadakan kunjungan rumah.

Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan menginformasikan keadaan klien kepada kepala ruangan, dokter dan staf keperawatan. Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan keperawatan pasien/klien didelegasikan kepada perawat pelaksana (Gillies, 1989).

Manthey (1980) menyatakan perawat primer memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam bagi 4-6 pasien, jika perawat primer tidak masuk (off) maka pelaksanaan asuhan keperawatan dilanjutkan oleh perawat pelaksana. Perawat pelaksana tetap berkomunikasi dengan perawat primer dalam pemberian asuhan keperawatan.

Pelaksanaan Primary Nursing


Ada 3 faktor suksesnya primary nursing yaitu :

  1. Keterlibatan anggota staf sebagai pembuat keputusan
    Pemiihan seorang perawat primer dalam tim pemberian pelayanan keperawatan dalam satu ruangan harus melibatkan seluruh staf yang terkait. Keputusan diambil berdasarkan kesepakatan bersama untuk memilih seorang perawat primer dengan memiliki kompetensi empat elemen yaitu: mampu nerkomunikasi secara interpersonal, mampu bertanggung jawab, mampu mengambil keputusan dan mampu melakukan asuhan keperawatan.

  2. Penggunaan format pengambilan keputusan
    Metode penugasan primary nursing yang akan dilaksanakan dalam satu ruangan harus memiliki format keputusan bersama. Seorang perawat primer yang sudah terpilih harus berdasarkan format yang sudah disetujui bersama oleh staf di ruangan tersebut. Format tersebut sebagai dasar untuk diajukan ke pihak manajemen.

  3. Adanya dukungan dari pihak manajemen.
    Kesuksesan metode penugasan primary nursing harus mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak manajemen rumah sakit. Pelaksanaan primary nursing di ruangan harus mendapat pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit misalnya: kelengkapan sarana dan prasarana ruangan pasien, keputusan untuk memakai metode penugasan primary nursing di ruangan, keputusan untuk perawat primer. Dukungan pihak manajemen rumah sakit merupakan salah satu motivator bagi perawat primer dan timnya untuk melaksanakan metode penugasan primary nursing.

Langkah-langkah dalam proses pelaksanaan primary nursing adalah (Manthey, 1980) :

  1. Memutuskan untuk menggunakan konsep primary nursing
    Keputusan untuk menggunakan model primary nursing harus didiskusikan bersama antara pihak manajemen, kepala ruangan, dan seluruh perawat yang ada di ruangan. Hasil diskusi harus mendapat persetujuan dari semua pihak agar dalam pelaksanaan primary nursing tidak mengalami hambatan. Konsep primary nursing harus mampu dipahami oleh seorang perawat primer dan perawat pelaksana sebagai tim yang akan melaksanakan metode penugasan primary nursing. Salah satu syarat untuk seorang perawat primer dan perawat pelaksana yang melaksanakan metode penugasan primary nursing adalah ners yang sudah memahami konsep primary nursing, jika pemahaman konsep primary nursing sudah dipahami oleh perawat primer dan perawat pelaksana maka metode penugasan primary nursing sudah dapat diputuskan untuk dilaksanakan di ruangan tersebut.

  2. Melakukan pengumpulan data
    Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan rujukan dan informasi dasar untuk terbentuknya primary nursing. Data dijadikan bahan perbandingan untuk keberhasilan pelaksanaan primary nursing selanjutnya. Sebelum dilaksanakan metode penugasan primary nursing diperlukan pengumpulan data dari berbagai sumber ilmu seperti jurnal, artikel, text book dan pengalaman orang lain sebagai dasar yang akurat. Pengumpulan data disosialisasikan kepada tim yang akan melaksanakan metode penugasan primary nursing terutama kepada perawat primer.

  3. Pelaksanaan primary nursing
    Pelaksanaan primary nursing di ruangan yang sudah ditentukan terdiri dari kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana. Pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh selama 24 jam dilakukan oleh perawat primer dibantu dengan perawat pelaksana. Perawat primer memberikan asuhan keperawatan kepada 1-6 pasien dari mulai pasien masuk hingga pulang. Seorang perawat primer yang sudah dipilih dan diputuskan di ruangan yang memakai metode penugasan primary nursing harus mendapat dukungan dan pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit, perawat pelaksana sebagai anggota timnya, dokter dan tim kesehatan lainnya, kepala ruangan dan terutama dari pasien/keluarga.

  4. Evaluasi pelaksanaan primary nursing.
    Evaluasi pelaksanaan primary nursing dilakukan setelah waktu yang disepakati bersama selesai. Pihak manajemen melakukan evaluasi apakah model primary nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu dilaksanakan di ruangan lain atau tidak. Indikator kesuksesan model primary nursing dapat dilihat dari tingkat kepuasan pasien, perawat, dokter dan pihak manajemen. Evaluasi pelaksanaan primary nursing sebaiknya dalam kurun waktu enam bulan sekali untuk menentukan apakah metode penugasan primary nursing perlu dilanjutkan atau tidak, perlu diperbaiki atau tidak.