Apa yang dimaksud dengan penyesuaian sosial?

Apa yang dimaksud dengan penyesuaian sosial?

Penyesuaian sosial berasal dari dua kata, yaitu penyesuaian dan sosial. Kamus besar bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata penyesuaian berarti proses, cara, perbuatan menyesuaikan. Sedangkan kata sosial berarti berkenaan dengan masyarakat.

Kamus psikologi menjelaskan bahwa penyesuaian sosial adalah penjalinan hubungan secara harmonis atau relasi dengan lingkungan sosial, mempelajari pola tingkah laku yang diperlukan atau mengubah kebiasaan yang ada sedemikian rupa sehingga cocok bagi masyarakat sosial.

Seseorang di dalam perkembangan selanjutnya diharapkan semakin lama semakin meningkatkan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial dan dapat memenuhi harapan sosial sesuai dengan perkembangan usia mereka sehingga ia mampu memikul tanggung jawab yang ada sesuai dengan usianya.

Menurut Hurlock, Penyesuaian sosial merupakan sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik terhadap teman maupun terhadap orang yang tidak dikenal, sehingga sikap orang lain terhadap mereka menyenangkan. Sikap sosial yang menyenangkan misalnya bersedia membantu orang lain meskipun mereka sendiri mengalami kesulitan.

Menurut Schneiders penyesuaian sosial merupakan suatu proses mental dan tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaiakan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri yang dapat yang dapat diterima oleh kelompoknya. Jadi penyesuaian adalah reaksi seserang terhadap rangsangan- rangsangan dari diri sendiri maupun reaksi seseorang terhadap situasi yang berasal dari lingkungan.

Menurut Kartono penyesuaian sosial adalah adanya kesanggupan untuk mereaksi secara efektif dan harmonis terhadap realitas dan situasi sosial, dan bisa mengadakan relasi sosial yang sehat. Bisa menghargai individu lain dan menghargai hak-hak sendiri dalam masyarakat. Bisa bergaul dengan orang lain dengan jalan membina hubungan persahabatan yang kekal. Menurut Syamsu Yusuf penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk merekasi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial adalah kemampuan individu untuk menjalin hubungan dengan individu lain pada umumnya dan pada kelompok pada khususnya secara harmonis.

Faktor-Faktor Penyesuaian Sosial


Menurut Hurlock, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyesuaian sosial adalah sebagai berikut:

  1. Pola perilaku yang dikembangkan di rumah
    Pola perilaku yang dikembangkan di rumah yang buruk akan menyebabkan kesulitan dalam penyesuaian diri dimasyarakat dan juga sebaliknya, perilaku sosial yang baik dirumah dalam penyesuaian sosial tidak ada hambatan.

  2. Model perilaku untuk ditiru
    Model perilaku yang baik untuk ditiru di rumah akan mempermudah penyesuaian di luar rumah.

  3. Belajar
    Belajar dari pengalaman yang menyenangkan akan memberi motivasi dalam penyesuaian sosial.

  4. Bimbingan orang tua untuk belajar melakukan penyesuaian sosial yang baik.

Kriteria Penyesuaian Sosial


Hurlock menyebutkan ada 4 kriteria penyesuaian sosial, yaitu:

  1. Penampilan yang nyata
    Perilaku sosial individu yang dinilai dengan standart kelompoknya, jika memenuhi harapan maka individu akan diterima sebagai anggota dalam kelompok. Bentuk dari penampilan nyata ini adalah aktualisasi diri, keterampilan menjalin hubungan antar manusia, dan kesediaan untuk terbuka pada orang lain.

    Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara objektif sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan rasional dan perasaan. Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada pada dirinya serta kenyataan objektif di luar dirinya.

  2. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok
    Individu dapat menyesuaiakan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok baik kelompok teman sebaya maupun kelompok orang dewasa. Bentuk dari penyesuaian ini adalah kerjasama dengan kelompok tanggung jawab dan setia kawan.

    Individu mempunyai sifat hormat pada sesama manusia dan mampu bertindak toleran, selalu menunjukkan perilaku hormat sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta dapat mengerti dan menerima keadaan orang lain.

    Individu yang mempunyai kesanggupan untuk bertindak secara terbuka dan sanggup menerima kritik serta tindakannya bisa bersifat murni sehingga sanggup memperbaiki tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan berbagai kelompok sosial.

  3. Sikap sosial
    Individu dapat menunjukan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipasi sosial serta terhadap perannya dalam kelompok. Maka individu akan menyesuaikan diri dengan baik secara sosial. Bentuk dari sikap ini adalah ikut dalam kegiatan sosial dalam masyarakat, empati dan ringan tangan.

    Individu yang mampu menyesuaikan diri maka dapat bertindak sesuai dengan potensi-potensi positif yang layak dikembangkan sehingga dapat menerima dan diterima lingkungan, tidak disingkirkan oleh lingkungan maupun menentang dinamika lingkungan. Dapat bertindak sesuai norma yang dianut oleh lingkungannya, serta selaras dengan hak dan kewajibannya.

  4. Kepuasan pribadi
    Individu harus merasa puas dengan kontak sosial dan peran yang dimainkannya dalam situasi social baik sebagai pemimpin maupun anggota.Bentuk dari kepuasan pribadi adalah kehidupan bermakna dan terarah, keterampilan dan percaya diri. Kemanapun dia pergi maka akan bertindak dinamis, luwes dan tidak kaku sehingga menimbulkan rasa aman, tidak dihantui oleh kecemasan dan ketakutan.

    Individu yang mempunyai kepuasan pribadi secara positif ditandai oleh kepercayaan terhadap diri sendiri, orang lain dan segala sesuatu diluar dirinya, sehingga tidak merasa tersisih dan kesepian.

Penyesuaian adalah proses yang dilakukan individu pada saat menghadapi situasi dari dalam maupun dari luar dirinya. Pada saat individu mengatasi kebutuhan, dorongan-dorongan, tegangan dan konflik yang dialami agar dapat menghadapi kondisi tersebut dengan baik. Ada beberapa jenis penyesuaian antara lain penyesuaian sosial.

Penyesuaian sosial merupakan salah satu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan sekitar, serta hubungannya dengan orang-orang disekitarnya. Penyesuaian mengacu pada seberapa jauhnya kepribadian individu berfungsi secara efisien dalam masyarakat (Hurlock, 2005).

Penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya (Sunarto dan Hartono, 2006). Adjustment (penyesuaian) merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Davidoff, dalam Mu’tadin, 2002). Penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya (Hurlock, 2005). Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik teman maupun orang yang tidak dikenal, sehingga sikap orang lain terhadap mereka menyenangkan.

Meichiati (1983) menyebutkan penyesuaian sosial adalah usaha untuk menciptakan situasi dan kondisi yang serasi antara seseorang dengan masyarakat sekitarnya sehingga terjadi hubungan yang bertimbal balik yang harmonis antara keduanya. Penyesuaian sosial dapat berlangsungkarena ada dorongan manusia untuk memenuhi kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk mencapai keseimbangan antara tuntutan sosial dengan harapan yang ada dalam dirinya.

Wolman (dalam Rahmawati, 2001), menjelaskan bahwa penyesuaian sosial adalah suatu kemampuan individu dalam memenuhi tuntutan, baik yang bersifat fisik maupun sosial sehingga tercipta suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan. Keseluruhan proses hidup dan kehidupan individu akan selalu diwarnai oleh hubungan dengan orang lain, baik itu dengan lingkup keluarga, sekolah, maupun masyarakat secara luas, sebagai makhluk sosial, individu selalu membutuhkan pergaulan dalam hidupnya denga orang lain, pegakuan, dan penerimaan terhadap dirinya dari orang lain. (dikutip dari Nurdin, 2009:87).

Schneider (1964:454) mengemukakan tentang penyesuaian sosial bahwa: Social adjustment signifies the capacity to react effectively and wholesomely to social realities, situation and relations do that the requirement for social living are fulfilled in an acceptable and satisfactory manner.

Penyesuaian sosial adalah kemampuan untuk bereaksi secara efektif dan sehat terhadap situasi, realitas dan relasi sosial sehingga tuntutan hidup bermasyarakat dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan. Penyesuaian sosial akan menjadi penting manakala individu dihadapkan pada kesenjangan-kesenjangan yang timbul dalam hubungan sosialnya dengan orang lain. Dan hampir sepanjang kehidupannya seseorang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat berinteraksi satu sama lain.

Menurut Agustiani (2006), penyesuaian sosial merupakan penyesuaian yang dilakukan individu terhadap lingkungan yang berada di luar dirinya, seperti lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Penyesuaian sosial pada anak menurut Oord, dkk (2002) meliputi bagaimana anak tersebut berteman dengan teman sebayanya, baik di sekolah, lingkungan rumah dan tempat tinggal, serta bagaimana anak mematuhi peraturan sekolah, menghormati guru, dan lainnya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian sosial adalah kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri dalam kelompok dan lingkungannya, serta memenuhi tuntutan baik yang bersifat fisik maupun sosial sehingga tercipta suatu hubungan yang harmonis dengan lingkungan.

Menurut Crutchfield penyesuaian adalah menyerah pada tekanan kelompok ini tidak berarti bahwa sebuah kelompok benar-benar memaksa individu untuk melakukan sesuatu. Keberadaan keyakinan kelompok membuat beberapa individu menyesuaikan terhadap keyakinan tersebut, tanpa danya paksaan yang nyata dalam bentuk apapun.

Sunarto dan Hartono mengemukakan beberapa pengertian penyesuaian, yaitu:

  1. Penyesuaian berarti adaptasi, mempertahankan eksistensinya dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani serta dapat mengadakan relasi yang memuaskan tuntutan sosial.

  2. Penyesuaian dapat diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip tertentu.

  3. Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisir respon-respon sedemikian rupa sehingga dapat mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustasi secara efisien.

  4. Penyesuaian juga dapat diartikan dengan penguasaan dan kematangan emosional, yaitu secara positif memiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi.

Penyesuaian sosial merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan individu.Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya karena ketidak mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan masyarakat pada umumnya.

Penyesuaian sosial merupakan reaksi dalam diri individu terhadap tuntutan internal dan eksternal.Tuntutan internal yang dimaksud adalah tuntutan yang berupa dorongan atau kebutuhan yang timbul dalam diri, baik yang berupa fisik maupun sosial, seperti rasa sayang dan kecintaan.Sedangkan tuntutan eksternal adalah tuntutan yang berasal dari luar diri individu, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat sosial, seperti keadaan masyarakat, keadaan iklim dan lingkungan alam.

Penyesuaian sosial adalah kemampuan individu dalam menyesuaikan antara kondisi diri dengan keadaan lingkungan agar muncul hubungan selaras antara dirinya dengan lingkungannya sehingga individu dapat diterima oleh lingkungan sosialnya dan dapat mengembangkan sikap sosial yang baik.

Ciri-ciri Penyesuaian Sosial

Menurut Lowton mengusulkan dua puluh ciri dapat digunakan untuk mendeskripsikan dan menilai seseorang yang berpenyesuaian baik. Ciri- ciri ini sama pentingnya pada masa kanak-kanak maupun pada masa dewasa. Ciri-ciri tersebut, bervariasi menurut usian dan kemampuannya adalah sebagai berikut :

  1. Mampu dan bersedia menerima tanggung jawab yang sesuai untuk tingkat usia.
  2. Berpartisipasi dengan gembira dalam kegiatan yang sesuai untuk tingkat usia.
  3. Bersedia menerima tanggung jawab yang berhubungan dengan peran mereka dalam hidup.
  4. Segera menangani masalah yang menuntut penyelesaian.
  5. Senang memecahkan dan mengatasi berbagai hambatan yang mengancam kebahagiaan.
  6. Mengambil keputusan dengan senang hati tanpa konflik dan tanpa banyak meminta.
  7. Tetap pada pilihannya sampai diyakini bahwa pilihan itu salah.
  8. Lebih banyak memperoleh kepuasan dari prestasi yang nyata ketimbang dari prestasi yang imaginer.
  9. Dapat menggunakan pikiran sebagai alat untuk merencanakan tindakan, bukan sebagai akal untuk menunda atau menghindari suatu tindakan.
  10. Belajar dari kegagalan dan tidak mencari-cari alasan untuk menjelaskan kegagalan.
  11. Tidak membesar-besarkan keberhasilan atau menetapkan pada bidang yang tidak berkaitan.
  12. Mengetahui bagaimana bekerja bila saatnya bekerja dan bermain bila saatnya bermain.
  13. Dapat mengatakan “tidak” dalam situasi yang membahayakan kepentingan sendiri.
  14. Dapat mengatakan “iya” dalam situasi yang pada akhirnya akan menguntungkan.
  15. Dapat menunjukan Amarah secara langsung bila tersinggung atau bila hak-haknya dilanggar.
  16. Dapat menjukan kasih sayang secara langsung dengan cara dan tekanan yang sesuai.
  17. Dapat menahan sakit dan frustasi emosional bila perlu.
  18. Dapat berkompromi bila menghadapi kesulitan.

Bentuk-Bentuk Penyesuaian Sosial

Menurut Mu’tadin bentuk penyesuaian sosial secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Penyesuaian pribadi atau penyesuaian terhadap diri sendiri
    Penyesuaian terhadap diri sendiri yaitu kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara diri dengan lingkungan sekitar.Keberhasilan penyesuaian diri ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggung jawab, dongkol, kecewa atau tidak percaya pada kondisi dirinya.

  2. Penyesuaian terhadap lingkungan sosial
    Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan bereaksi dengan individu lain. Hubungan individu mencakup hubungan dengan masyarakat di lingkungan sekitar, keluarga, sekolah temandan masyarakat luas.Individu dan masyarakat sama-sama memberi dampak bagi komunitas diperkaya oleh eksistensi yang diberikan individu.