Apa yang dimaksud dengan Pembangunan Berkelanjutan?

Screen_Shot_2021-07-09_at_11.14.53-removebg-preview

Pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai kegiatan pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pembangunan berkelanjutan ini muncul karena adanya sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, namun eksploitasi terjadi terus menerus. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan terdiri atas tiga poin utama yaitu ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik dan keberlanjutan pertahanan dan keamanan yang saling bergantung dan mempengaruhi.

Summary

Elliott, Jennifer A. 2013. An Introduction to Sustainable Development. USA: Routledge

Konsep pembangunan berkelanjutan pada awalnya muncul karena adanya perhatian pada lingkungan, khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan eksploitasi terhadapnya terjadi terus-menerus. Kegiatan pembangunan pada masa sekarang sepatutnya tetap menjaga lingkungan, tidak boros terhadap SDA, dan tetap memperhatikan generasi yang akan datang. Namun, generasi mendatang juga tidak boleh dimanjakan dengan tersedianya fasilitas, tetapi harus diberi kesempatan untuk berekspresi menuangkan ide kreatifnya untuk mengolah dan mengembangkan alam dan pembangunan.

Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang. Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, dapat dilakukan perbaikan kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Kriteria Pembangunan Berkelanjutan


Kriteria pembangunan berkelanjutan yang baik adalah sebagai berikut :

  1. Pro-keadilan sosial, artinya keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumber daya alam dan pelayanan publik, menghargai diversitas budaya dan kesetaraan gender.

  2. Pro-ekonomi kesejahteraan, artinya pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk kesejahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi inovatif yang berdampak minimum terhadap lingkungan.

  3. Pro-lingkungan berkelanjutan, artinya etika lingkungan non-antroposentris menjadi pedoman hidup masyarakat sehingga mereka selalu mengupayakan kelestarian dan keseimbangan lingkungan, konservasi sumber daya alam vital, dan mengutamakan peningkatan kualitas hidup non- material.

Konsep Pembangunan Berkelanjutan


Konsep pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dalam aspek-aspek berikut :

  1. Keberlanjutan ekonomi, diartikan sebagai pembangunan yang dapat menghasilkan barang dan jasa secara terus-menerus yang ditujukan untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sectoral yang dapat merusak produksi dan industri.

  2. Keberlanjutan lingkungan, artinya pembangunan harus memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi SDA dan fungsi penyerapan lingkungan. Selain itu, konsep ini juga menyangkut pemeliharaan keragaman hayati, stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-sumber ekonomi.

  3. Keberlanjutan sosial, diartikan sebagai system yang mampu mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan, Pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.

Proses Pembangunan Berkelanjutan


Proses dalam pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut :

  1. Cara berpikir yang integratif, artinya pembangunan harus melihat keterkaitan fungsional dari kompleksitas antara system alam, system sosial, dan manusia dalam merencanakan, mengorganissasikan, ataupun melaksanakan pembangunan.

  2. Pembangunan berkelanjutan harus dilihat dalam perspektif jangka panjang. Hal ini karena saat ini para pengambil keputusan dalam pembangunan lebih menggunakan kerangka pikir jangka pendek agar cepat memperoleh hasil dari proses pembangunan yang dilaksanakan. Kondisi tersebut sering membuat keputusan yang tidak memperhitungkan akibat pada jangka panjang.

  3. Mempertimbangkan keragaman hayati. Sebelum melakukan pembangunan, maka perlu memastikan bahwa SDA selalu tersedia secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan cara perawatan keragaman budya yang akan mendorong perlakuan yang merata terhadap berbagai tradisi masyarakat.

  4. Distribusi keadilan sosial ekonomi, artinya pembangunan berkelanjutan menjamin adanya pemerataan dan keadilan sosial yang ditandai dengan meratanya sumber daya lahan dan faktor produksi, meratanya akses peran dan kesempatan kepada setiap warga masyarakat, serta lebih adilnya distribusi kesejahteraan melalui pemerataan ekonomi.

Sasaran Pembangunan Berkelanjutan


Sasaran-sasaran dalam pembangunan berkelanjutan antara lain :

  1. Pemerataan manfaat hasil-hasil pembangunan antargenerasi, yaitu pemanfaatan SDA untuk kepentingan pertumbuhan harus memerhatikan batas-batas dalam kendali ekosistem atau system lingkungan serta diarahkan pada SDA yang dapat diperbaharui dan menghindari eksploitasi SDA yang tidak bertanggung jawab.
  2. Pengamanan terhadap kelestarian SDA dan lingkungan hdiup dan mencegah terjadinya gangguan ekosistem untuk menjamin kualitas kehidupan yang baik bagi generasi yang akan datang.
  3. Pemanfaatan dan pengelolaan SDA untuk mencapai pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan SDA yang berkelanjutan.
  4. Pengelolaan SDA dan lingkungan yang memiliki dampak manfaat jangka panjang.
  5. Mempertahankan kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan.
  6. Menjaga kualitas kehidupan manusia antargenerasi sesuai dengan habitatnya.

Indikator Pembangunan Berkelanjutan


Indikator-indikator keberhasilan dalam pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut :

  1. Keberlanjutan ekologis, diharapkan akan menjamin keberlanjutan ekosistem bumi. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan:

    • Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan di bumi tetap terjamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara, dan seluruh kehidupan berkelanjutan;
    • Memelihara integritas tatanan lingkungan, yaitu daya dukung, daya asimilatif, dan keberlanjutan pemanfaatan sumber daya terpulihkan;
    • Melaksanakan kegiatan yang tidak mengalir dengan menggunakan prinsip pengelolaan yang berkelanjutan.
  2. Keberlanjutan ekonomi, yaitu pertumbuhan ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Untuk menuhi hal tersebut, maka dibutuhkan ekonomi makro yang diarahkan pada terwujudnya lingkungan yang kondusif bagi pengembangan usaha dan terbukanya kesempatan luas bagi peningkatan kapabilitas masyarakat miskin.

  3. Keberlanjutan sosial budaya, dinyatakan dalam keadilan sosial, harga diri manusia dan peningkatan kualitas hidup manusia. Keberlanjutan ini memiliki 4 sasaran:

    • Stabilitas penduduk yang pelaksanaannya mensyaratkan komitmen politik yang kuat, esadaran dan partisipasi masyarakat, memperkuat peranan dan status wanita, meningkatkan kualitas, efektivitas dan lingkungan keluarga;
    • Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan memerangi kemiskinan dan mengurangi kemiskinan absolut;
    • Mempertahankan kergaaman budaya;
    • Mendorong partisipasi masyarakat local dalam mengambil keputusan.
  4. Keberlanjutan politik, diarahkan pada kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipasi pada bidang ekonomi, sosial, dan politik. Maka dari itu, dibutuhkan demokrasi yang transparan dan bertanggung jawab.

  5. Keberlanjutan pertahanan, seperti menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan, baik dari dalam maupun luar yang langsung dan tidak langsung dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan negara, dan bangsa.

Sumber

Saebani, Beni Ahmad. 2016. Sosiologi Pembangunan. Bandung: CV Pustaka Setia

Konsep pembangunan berkelanjutan pada prinsipnya menyatakan bahwa pembangunan generasi sekarang jangan sampai memerlukan kompromi dari generasi yang akan datang melalui pengorbanan mereka dalam bentuk kesejahteraan sosial yang lebih rendah daripada kesejahteraan generasi saat ini. Yang dimaksud dengan kesejahteaan sosial di sini adalah kesejahteraan ekonomi, kesejahteraan sosial yang mencakup kesehatan dan pendidikan, serta kesejahteraan lingkungan.

Konsep pembangunan berkelanjutan menjadi populer setelah dikumandangkan oleh Komisi Bruntland di bawah pimpinan Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland yang bekerja sejak Oktober 1984 sampai dengan Maret 1987 dan melahirkan buku “Our Common Future” yang diterbitkan oleh World Commission on Environment and Development (WECD) pada tahun 1987.

Adapun pilar-pilar pembangunan berkelanjutan berupa berkelanjutan ekonomi, berkelanjutan sosial dan berkelanjutan lingkungan, yang ketiganya harus berkembang secara seimbang; kalau tidak pembangunan akan terjebak pada model pembangunan konvensional yang menekankan pertumbuhan ekonomi saja dan meninggalkan perkembangan sosial dan lingkungan. Hasil pembangunan konvensional anara lain pemerataan hasil-hasil pembangunan menjadi sangat timpang dengan 20 persen penduduk dunia di negara maju menguasai 80 persen pendapatan dunia dan 80 persen penduduk dunia (negara sedang berrkembang) hanya menguasai 20 persen pendapatan dunia. Akibatnya pembangunan konvensional menjadi terhambat atau terkendala oleh kondisi sosial (kesehatan, pendidikan, dan kemiskinan) dan menyusutnya cadangan sumberdaya alam (energi BBM fosil dan batubara yang tak terbarukan ) serta memburuknya kualitas lingkungan akibat pencemaran udara, air, sungai dan danau, serta kekurangan air di musim kemarau dan banjir di musim hujan di banyak tempat di Indonesia maupun di negara-negara sedang berkembang lainnya dan juga di negara maju.

https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/ema/article/download/1112/814