Apa yang dimaksud dengan pekerjaan rumah atau homework?

Pekerjaan rumah

Pekerjaan rumah merupakan hal yang paling sering didengar oleh siswa. Tapi apa makna dari pekerjaan rumah itu sendiri ?

Pengertian Pekerjaan Rumah/Resitasi Menurut Oemar Hamalik ialah sebagai berikut:

“Pekerjaan rumah ialah suatu tugas yang diberikan oleh guru kepada murid-murid, tugas tersebut dikerjakan dan diselesaikan serta dipecahkan di rumah, dalam hubungannya dengan suatu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Pekerjaan rumah memberikan kesempatan belajar di rumah dan kegiatan-kegiatan ini merupakan pelengkap bukan sebagai duplikat dari kegiatan belajar di sekolah. Pekerjaan rumah mengandung 3 (tiga) unsur yakni: (a) unsur tugas, (b) unsur belajar (home study), © unsur penilaian.”

Sementara itu, Nana Sudjana mengemukakan bahwa “tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, dan perpustakaan, dan di tempat lainnnya.”

Oleh sebab itu, adanya perbedaan dari pendapat tersebut, bahwa pada dasarnya pengertian metode resitasi maupun pekerjaan rumah harus dapat merangsang para siswa untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok. Dalam pelaksanaan metode ini siswa dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, mungkin di perpustakaan, di laboratorium, di kebun percobaan dan sebagainya untuk dipertanggungjawabkan kepada guru.

Menurut Sutari Imam Bernadib, metode tugas/resitasi ini mempunyai tiga (tiga) fase, diantaranya:

  • Guru memberi tugas
  • Murid melaksanakan tugas
  • Murid mempertanggungjawaban kepada guru tentang apa yang telah dipelajari.

Sejalan dengan ungkapan tersebut, Nana Sudjana menjelaskan ketiga fase tersebut, ialah:

  • Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya dipertanggungjawabkan.

    1. tujuan yang akan dicapai
    2. jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
    3. sesuai dengan kemampuan siswa
    4. ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
    5. sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
  • langkah pelaksanaan tugas

    1. diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
    2. diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
    3. diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
    4. dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang diperoleh dengan baik dan sistematik
  • fase mempertanggungjawabkan. Hal yang harus dikerjakan pada fase ini.

    1. laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah dikerjakannya.
    2. ada tanya jawab/diskusi kelas
    3. penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya.

Dari konsep tersebut, bahwa bila guru telah memberikan tugas pada siswa, hari berikutnya harus dicek apakah sudah dikerjakan atau belum. Kemudian perlu dievaluasi, karena akan memberi motivasi belajar siswa. Tugas itu dapat berupa perintah, menyusun laporan/resume. Esok harinya laporan itu didiskusikan dengan siswa. Hal ini dikemukakan oleh Winarno Surachmad sebagai berikut:

“Bahwa tugas harus dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini berarti bahwa guru, dalam memberikan tugas harus menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari oleh para siswa, agar para siswa tidak merasa bingung apa yang harus mereka pelajari dari segi-segi mana yang harus dipentingkan. Jika aspek-aspek yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang dipentingkan itu.”

Dengan demikian, apabila guru mengharapkan agar semua pengetahuan yang telah diterima anak lebih mantap. Untuk mengaktifkan anak-anak mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, dan mencoba sendiri. Sehingga anak-anak akan lebih rajin.

Hal ini dinyatakan oleh S. Nasution ialah sebagai berikut:

“Untuk menguasai proses penemuan banyak diperlukan waktu, misalnya untuk merumuskan masalah, mencari hipotesis atau kemungkinan-kemungkinan memecahkan masalah itu kemudian mengadakan percobaan atau mengumpulkan data menurut cara-cara tertentu, menguji kebenaran hasilnya dan akhirnya mengambil kesimpulan. Tentu saja menguasai proses penemuan ini sangat berharga dalam kehidupan setiap pelajar dan setiap orang dalam dunia yang dinamis ini yang penuh dengan problema-problema baru.”

Dari ungkapan tersebut, bahwa keuntungan metode itu belum didukung oleh bukti-bukti ilmiah akan tetapi pada umumnya diakui kebaikannya oleh guru-guru menurut pengalaman masing-masing. Metode ini belum dapat ditingkatkan pada suatu taraf di mana semua aspeknya dapat dikontrol. Misalnya kita belum mengetahui benar pada saat mana kita harus membantu siswa dalam proses mengerjakan tugasnya. Kita juga belum mengetahui bagaimana cara memberi bantuan yang paling tepat. Memberi bantuan serupa ini bertambah pelik, karena para siswa secara individual berbeda-beda dalam cara dan kecepatannya belajar. Hingga manakah kita harus membantu siswa dalam usaha menemukan sendiri, merupakan hal yang belum ada pedomannya.

Tujuan Pekerjaan Rumah


Teknik pemberian tugas (pekerjaan rumah) biasanya digunakan dengan tujuan. Agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu merumuskan tujuan yang jelas hendak dicapai oleh para siswa. Hal ini dikemukakan oleh Imam Sutari Bernadib merumuskan ialah sebagai berikut:

  • Merangsang agar siswa berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.

  • Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terluang. Waktu-waktu terluang dari murid agar dapat dipergunakan secara konstruktif.

  • Memperkuat hasil belajar sekolah dengan menyelenggarakan latihan- latihan yang perlu di rumah.

Sejalan dengan ungkapan tersebut, Roestiyah N.K. ialah sebagai berikut:

“Di samping itu untuk memperoleh pengetahuan secara melaksanakan tugas akan memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah itu. Dengan kegiatan melaksanakan tugas siswa aktif belajar, dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal itu diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajarnya, dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang berguna dan konstruktif.”

Pemberian tugas rumah adalah suatu metode yang digunakan oleh guru dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih permanen, karena siswa melaksanakan latihan. Latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu lebih terintegrasi seperti yang dikemukakan oleh Winarto Surakman tentang tujuan dan pentingnya pemberian tugas rumah adalah :

  • Merangsang anak didik (siswa) berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.

  • Bahwa kegiatan diluar sekolah adalah merupakan cara pembentukan anak yang berpribadi baik.

  • Memperkuat hasil belajar disekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu di integrasi penggunaannya.

Dari ungkapan tersebut, bahwa guru diharapkan bila menggunakan teknik ini agar sasaran yang disebutkan di atas dapat tercapai, maka perlu mempertimbangkan apakah tujuan-tujuan yang akan dicapai dengan tugas itu cukup jelas? Cukup dipahami oleh siswa, sehingga mereka melaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Begitu juga tugas yang diberikan cukup jelas bagi siswa, sehingga mereka tidak bertanya-tanya lagi apa yang harus dikerjakan, dan apa yang menjadi tugasnya.

Setelah siswa memahami tujuan dan makna tugas, maka mereka akan melaksanakan tugas dengan belajar sendiri, atau mencari nara sumber sesuai dengan tujuan yang telah digariskan dan penjelasan dari guru. Dalam proses ini guru perlu mengontrol, pelaksanaan tugas itu, apakah dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak dikerjakan oleh orang lain, maka perlu diawasi dan diteliti.

Dengan demikian, tujuan pekerjaan rumah/resitasi pada dasarnya, ialah sebagaimana menurut pandangan modern yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik merumuskan, ialah sebagai berikut:

  • Agar murid menambah pengetahuan secara harmonis. Anak sebagai pribadi diberikan pekerjaan rumah untuk melatih dan mengembangkan fungsi-fungsi rohani secara harmonis.

  • Agar murid melatih diri belajar sendiri. Murid memecahkan dan menyelesaikan tugas rumahnya dengan usaha dan semangatnya sendiri.

  • Agar murid memakai waktunya secara teratur dan secara ekonomis. Murid perlu membagi waktu untuk belajar, istirahat, mencari hiburan atau rekreasi agar hidupnya seimbang.

  • Agar murid menggunakan waktu terluang untuk memecahkan dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Hal ini penting justru untuk menghindarkan mereka dari tingkah laku yang negatif dan destruktif.

  • Belajar disiplin, artinya murid belajar mengontrol dirinya sendiri dalam menggunakan waktu dan menyelesaikan tugas pada waktunya dan tidak menangguhnya atau mengabaikannya.

  • Murid-murid belajar mencari dan menemukan cara-cara yang sesuai dan tepat untuk menyelesaikan dan memecahkan tugas yang diberikan.

  • Agar anak dapat memahami sesuatu secara mendalam di samping ia mendengarkan di sekolah.

Jadi jelas bahwa konsep mengenai tujuan tersebut, dapat diambil kesimpulan yaitu pekerjaan rumah sangat penting, baik sebagai azasi maupun sebagai metode mengajar, untuk memberikan pengalaman dan perkembangan murid. Hal ini dinyatakan oleh Nana Sudjana dan Daeng Arifin bahwa “dengan tugas-tugas (pekerjaan rumah) baik individu maupun kelompok sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.

Kelebihan dan Kelemahan Pekerjaan Rumah


Kelebihan

  1. Pekerjaan rumah memberi kesempatan pada murid-murid belajar lebih baik, lebih luas dan lebih giat.

  2. Pekerjaan rumah memberi dorongan pada murid-murid belajar dan berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya

  3. Menambah pengetahuan murid dan mengembangkan rasa tanggung jawab serta mengembangkan rasa sosial

  4. Memungkinkan relasi antara sekolah dan keluarga secara lebih erat. Dan memperkuat motivasi murid untuk belajar.

  5. Dapat mengisi pekerjaan senggang murid-murid dan memberikan kesempatan pada murid untuk mengembangkan kemampuan masing-masing sesuai dengan tugas yang diberikan. Juga memberikan hiburan, jadi sebagai alat rekreasi terutama jika tugas itu menarik minat mereka.

Kelemahan

  1. Pekerjaan rumah memerlukan pengawasan yang benar daripada guru dan orang tua, sukar untuk menetapkan apa tugas itu dipecahkan sendiri atau hanya atas pertolongan orang lain.

  2. Sukar menilai pekerjaan dengan tepat dan adil karena memungkinkan benar menjiplak. Di dalam tugas secara kelompok, sering ada murid yang tidak rela bekerja untuk memecahkan bersama melainkan hanya menyadarkan keseluruhannya pada anggota yang lain.

  3. Dapat menimbulkan rasa frustasi dan kekecewaan pada murid kalau tugas tidak menarik minatnya dan gagal menyelesaikannya. Juga sukar menetapkan dengan tepat bahan mana yang paling sesuai untuk murid agar dikerjakannya.

  4. Sukar diselesaikan oleh murid-murid yang tinggal pada lingkungan keluarga yang kurang teratur. Sukar dikerjakan oleh murid yang orang tuanya tidak menyetujui akan sistem pemberian pekerjaan rumah.

Perlu diingat, bahwa semua guru pasti memberi tugas. Oleh sebab itu, kenyataan siswa banyak mempunyai tugas dari beberapa mata pelajaran. Akibatnya tugas itu terlalu banyak diberikan pada siswa, menyebabkan siswa mengalami kesukaran untuk mengerjakan, serta dapat mengganggu pertumbuhan siswa, karena tidak mempunyai waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang perlu untuk perkembangan jasmani dan rohaninya pada usianya. Di samping itu pula kalau guru memperhatikan hal-hal tersebut, maka walaupun teknik ini baik untuk digunakan, tetapi jangan terlalu kerap kali diberikan agar tidak terlalu menyita waktu siswa, dan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan siswa secara wajar. Hal ini dijelaskan oleh Imam Sutari Bernadib “bahwa tugas yang harus dilakukan oleh murid harus jelas, agar para murid tidak menjadi bingung karena kurang jelas. Segi mana yang dianggap penting dan yang diperhatikan.”

Pekerjaan rumah adalah guru memberikan soal-soal untuk dikerjakan dirumah baik sendiri ataupun secara berkelompok. Memberikan tugas berarti memberikan pengalaman bekerja pada siswa, memupuk keinginan-keinginan untuk melakukan eksperimen, penelitian dan penyelidikan. Dengan memberi tugas berarti memperkaya pengalaman siswa.
Pemberian tugas pekerjaan rumah yang diberikan kepada siswa sebagai upaya agar siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif, lebih memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Pemberian tugas tersebut meliputi frekuensi pemberian pekerjaan rumah yang teratur, dalam artian intensitas atau sering tidaknya pemberian tugas rumah dan banyaknya pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru kepada siswa, kualitas pekerjaan rumah, ketekunan siswa dalam mengerjakan dan tanggungjawab siswa terhadap pekerjaan rumah tersebut.

Pekerjaan rumah (PR) adalah kewajiban, yaitu suatu yang wajib dikerjakan atau ditentukan untuk dilakukan, atau perintah untuk melakukan sesuatu. Jadi yang dimaksud dengan pekerjaan rumah disini adalah melaksanakan semua tugas yang diberikan guru di sekolah, untuk dikerjakan di rumah.

Roestiyah menyatakan bahwa dengan memberikan tugas pada siswa berarti melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Sehingga siswa tidak hanya menerima transfer ilmu dari guru, karena siswa juga melakukan latihan-latihan selama mengerjakan tugas, sehingga pengalaman siswa dapat lebih terintegrasi. Dengan demikian diharapkan hasil belajar siswa lebih mantap, lebih mendalam dan lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa. Pengetahuan yang diperoleh melalui pelaksanaan tugas akan memperdalam, memperluas dan memperkaya pengetahuan serta pengalaman siswa.

Cara Pemberian Tugas atau PR

Dalam pemberian tugas guru harus mengetahui beberapa syarat dan syarat-syarat tersebut harus pula diketahui oleh siswa yang akan diberikan tugas, yaitu:

  1. Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajaran.
  2. Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya karena sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya
  3. Guru harus menanamkan kepada siswa bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dikerjakan atas kesadaran sendiri yang timbul dari hati sanubarinya.
  4. Jenis tugas yang diberikan kepada siswa harus dimengerti benar-benar, sehingga siswa tidak ada keraguan dalam melaksanakannya.

Strategi-strategi yang digunakan guru yang berhubungan dengan pekerjaan rumah yaitu antara lain dengan; (1) Pojok PR, guru menuliskan PR yang akan diberikan pada siswa di papan tulis pojok kiri atas, (2) Memberi nomor seri PR, (3) Mengumpulkan PR, (4) Mengumpulkan tugas tepat waktu, (5) Hukuman bagi yang tidak mengumpulkan PR berada diruangan khusus untuk mengerjakan pekerjaan rumah, (6) Pembimbing dalam mengerjakan pekerjaan rumah adalah guru.

Keuntungan memberikan Pekerjaan Rumah

Metode ini akan mendapat manfaat apabila dilakukan dengan baik seperti contoh berikut. Tugas tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan pengertian murid pada pelajaran yang diberikan. Dengan dasar learning by doing, diharapkan kesan pada diri anak akan lebih mendalam dan mudah diingat (adanya penambahan frekuensi belajar). Sikap dan pengalaman atas suatu masalah dan murid akan dapat dibina lebih kuat (bimbingan dari guru) dengan adanya penambahan belajar kelompok (bersama teman), adanya kesempatan untuk bertanya setelah menghadapi soal/perintah yang tak terpecahkan, dan pemberian tugas (PR). Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan suatu masalah atau pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya penambahan waktu belajar siswa). Siswa didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang mereka pelajari.