Otitis media supuratif kronik adalah radang kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Apa yang dimaksud dengan Otitis Media Supuratif Kronik ?
Survei Nasional Kesehatan Indra Penglihatan dan Pendengaran (1993-1996) di 8 provinsi Indonesia menunjukkan angka morbiditas THT sebesar 38,6%. Otitis media supuratif kronik merupakan penyebab utama gangguan pendengaran yang didapat pada anak-anak terutama pada negara berkembang. Pada tahun 1990, sekitar 28.000 kematian di seluruh dunia disebabkan oleh komplikasi otitis media.
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga lebih dari 2 bulan, baik terus menerus maupun hilang timbul. Terdapat dua tipe OMSK, yaitu OMSK tipe aman (tanpa kolesteatoma) dan tipe bahaya (dengan kolesteatoma).
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Keluar cairan dari liang telinga secara terus menerus atau hilang timbul lebih dari 2 bulan
Riwayat pernah keluar cairan dari liang telinga sebelumnya.
Cairan dapat berwarna kuning / kuning-kehijauan / bercampur darah / jernih / berbau
Gangguan pendengaran
Faktor Risiko
Higienitas kurang dan gizi buruk, infeksi saluran nafas atas berulang, daya tahan tubuh yang rendah, dan penyelam.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik Otoskopi:
OMSK tipe aman (tubotimpani)
Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk ginjal atau bundar
Sekret biasanya mukoid dan tidak terlalu berbau
Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi, granulasi, atau timpanosklerosis
OMSK tipe bahaya
Perforasi atik, marginal, atau sental besar (total)
Sekret sangat berbau, berwarna kuning abu-abu, purulen, dan dapat terlihat kepingan berwarna putih mengkilat
Kolesteatoma
Pemeriksaan Penunjang
Tes garputala Rinne, Weber, Schwabach menunjukkan jenis ketulian yang dialami pasien
Audiometri nada murni
Foto mastoid (bila tersedia)
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Non-Medikamentos
Membersihkan dan mengeringkan saluran telinga dengan kapas lidi atau cotton bud. Obat cuci telinga dapat berupa NaCl 0,9%, Asam Asetat 2%, atau Hidrogen Peroksida 3%.
Medikamentosa
Antibiotik topikal golongan Ofloxacin, 2 x 4 tetes per hari di telinga yang sakit
Antibiotik oral:
Dewasa:
Lini pertama : Amoxicillin 3 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau Amoxicillin-Asam clavulanat 3 x500 mg per hari selama 7 hari, atau Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 7 hari.
Lini kedua : Levofloxacin 1 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau Cefadroxil 2 x 500 – 100 mg per hari selama 7 hari.
Anak:
Amoxicillin – Asam clavulanat 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 3 dosis per hari, atau
Cefadroxil 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 2 dosis per hari.
Rencana Tindak Lanjut
Respon atas terapi dievaluasi setelah pengobatan selama 7 hari.
Konseling dan Edukasi
Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.
Menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan penyakit infeksi sehingga dengan penanganan yang tepat dapat disembuhkan tetapi bila dibiarkan dapat mengakibatkan hilangnya pendengaran serta komplikasi lainnya.
Kriteria Rujukan
OMSK tipe bahaya
Tidak ada perbaikan atas terapi yang dilakukan
Terdapat komplikasi ekstrakranial maupun intrakranial
Acuin J. Chronic suppurative otitis media: Burden of Illness and Management Options. WHO Library Cataloguing in publication data. 2004. (J, 2004)
Verhoeff M, Van der Veen EL, Rovers MM, Sanders EAM, Schilder AGM. Chronic suppurative otitis media: A review. International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology (2006) 70, 1-12. (Verhoeff, et al., 2006)
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorok Kepala Leher. FKUI. 2001