Apa yang Dimaksud Dengan Osteopenia?

osteopenia
Osteopenia dan osteoporosis sering disebut dengan silent disease karena tidak menunjukkan gejala yang jelas hingga terjadi patah tulang pertama. Oleh karena itu sangat sulit untuk mengidentifikasi osteopenia pada tahap awal. Apa yang Dimaksud Dengan Osteopenia?

Osteopenia

Osteopenia adalah suatu kondisi dimana tingkat densitas (kepadatan matriks dan mineral) tulang lebih renda dari massa tulang tertinggi ( peak bone mass ) dan tidak terlalu parah dibandingkan dengan osteoporosis (WebMD Medical Reference from Heathwise , 2016). Walaupun tidak terlalu parah, kondisi ini harus menjadi perhatian karena jika kondisi ini dibiarkan maka akan mengarah ke osteoporosis dimana tulang akan menjadi rapuh dan mudah patah sehingga penderita menjadi tidak bebas bergerak, tinggi badan berkurang bahkan akan mempunyai resiko kematian dini (Fox-Spencer R dan Pam Brown, 2007). Osteopenia merupakan deteksi awal untuk mencegah terjadinya osteoporosis dan patah tulang.

Osteopenia dan osteoporosis sering disebut dengan silent disease karena tidak menunjukkan gejala yang jelas hingga terjadi patah tulang pertama. Oleh karena itu sangat sulit untuk mengidentifikasi osteopenia pada tahap awal. Satu-satunya cara definitif untuk mendiagnosis osteopenia atau osteoporosis adalah dengan mengukur kepadatan mineral tulang menggunakan alat tes Bone Mineral Density (BMD). Hasil pengukuran ini adalah suatu angka yang disebut dengan nilai T. Nilai T pada dasarnya membandingkan kepadatan mineral tulang dengan hasil pengukuran rata-rata yang diambil dari orang dewasa muda sehat pada jenis kelamin yang sama (Fox-Spencer R & Pam Brown, 2007).

WHO menentukan aturan terhadap pengukuran BMD sebagai diagnosis osteoporosis.

  • Normal, densitas tulang kurang dai 1 standar deviasi di bawah rata-rata dewasa muda normal (T>-1).
  • Osteopenia, densitas tulang antara 1 standar deviasi dan 2,5 standar deviasi di bawah rata-rata dewasa muda normal (-2,5≤T≤-1).
  • Osteoporosis: densitas tulang lebih dari 2,5 standar deviasi di bawah rata-rata dewasa muda normal (T<-2,5) (WHO, 1994).

Sumber: