Apa yang dimaksud dengan NaCl?

Natrium klorida atau garam natrium dari asam hidroklorat adalah bubuk atau kristal zat tak berwarna, tidak berbau, dengan rasa asin. Dalam kehidupan sehari-hari, natrium klorida dikenal sebagai garam meja. Rumus kimianya adalah NaCl. Di alam itu ditemui dalam bentuk halit, yaitu garam batu. Natrium klorida murni tidak berwarna

Di era sebelum digunakannya berbagai bahan kimia pada pengolahan makanan, yang lazim disebut dengan istilah „bahan tambahan mkanan‟ (food additive)sumber natrium untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita hanyalah berasal dari garam dapur (NaCl). Garam pada waktu itu merupakan bumbuyang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, dan hampir semua masakan ditambah garam. Biasanya, makanan akan memiliki rasa bila mengandung garam minimal 0,3 persen, kurang dari itu makanan akan terasa hambar. Namun sejak abad ke-19 berbagai bahan kimia yang mengandung natrium mulai digunakan dan masuk ke dalam rantai produksi pengolahan makanan. Contohnya, MSG (monosodiumglutamat), yang berfungsi sebagai penyedaprasa,lalu bahan pengawet (seperti natrium sulfit, natrium bisulfit, natrium metabisulfit), dan bahan bahan pengemulsi (seperti natrium alginat, natrium karboksimetil selulosa).

Hampir semua jenis makanan, baikproduk industri besar maupun kecil-menengah, pada saat ini menggunakan bahan-bahan kimia tersebut.4Natrium dalam tubuh ada dalam cairan antar-sel (ekstraseluler), yang berfungsipada pengaturan tekanan osmotik dari cairan. Bila kekurangan natrium, tekanan osmotik menurun dan cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga volume cairan ekstraseluler menurun. Efek yang terasa secara fisik adalah tekanan darah turun. Sebaliknya bila pemasukan natrium berlebih, akan terjadi peningkatan volume cairan esktraseluler sebagai akibat tekanan osmosis meningkat yang menyebabkan cairan ektraselular keluar dari sel. Secara fisik, tekanan darah menjadi naik.

Oleh karena itu, konsumsi garam dapur pada waktu itu merupakan satu-satunya sumber natrium, sehingga garam dapur sering dikaitkan dengan penyakit hipertensi. Hipertensi banyak diderita oleh masyarakat Asia, seperti di Indonesia Hasil Riskesdas menunjukkan, bahwa penderita hipertensi di Indonesia sudah mulai banyak jumlahnya. Prevalensi hipertensi menurut provinsi di Indonesia rata-rata 31,7persen.Tertinggi Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%). Penderita di perkotaan lebih tinggi daripada diperdesaan. Sebanyak 76,1persenkasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Kematian akibat hipertensi mencapai 6,8 persen. Hal ini disebabkan karena konsumsi natrium dari mereka 7,6 –8,2 g per hari. Asupan garam (NaCl) penduduk Indonesia saat ini melebihi asupan garam yang dianjurkan, yaitu tidak lebih dari 5 gram atau satu sendok teh per hari. Prevalensi nasional penduduk 10 tahun ke atas yang sering mengkonsumsi makanan asin, satu kali atau lebih setiap hari, yaitu 24,5 persen.

Referensi :

  • Purawisastra, S., & Yuniati, H. (2010). Kandungan Natrium Beberapa Jenis Sambal Kemasan serta Uji Tingkat Penerimaannya (The Sodium Content of Some Chilli Sauces and its Sensory Evaluation). Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) , 33 (2).
4 Likes

Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam dan garam dapur, merupakan senyawa ionik
dengan rumus NaCl. Natrium klorida pada umumnya merupakan padatan bening dan tak berbau, serta dapat larut dalam gliserol, etilen glikol, dan asam formiat, namun tidak larut dalam HCl. Natrium klorida adalah garam paling berpengaruh terhadap salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai bahan utama dalam garam dapur, dan biasanya digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Natrium klorida terkadang digunakan sebagai bahan pengering yang murah dan aman karena memiliki sifat higroskopis, membuat penggaraman menjadi salah satu metoda yang efektif untuk pengawetan makanan (Anonima, 2010).

Pembuatan natrium klorida pada umumnya dilakukan dengan evaporasi air laut ataupun air
payau dari berbagai macam sumber air tersebut, seperti sumur dan danau air asin, dan dengan
menambang dari batu-batuan garam yang biasa disebut dengan halite. Selain digunakan dalam
memasak, natrium klorida juga digunakan dalam banyak aplikasi, seperti pada pembuatan pulp dan kertas, untuk mengatur kadar warna pada tekstil dan kain, dan untuk menghasilkan sabun, deterjen dan produk lainnya. Natrium klorida merupakan sumber utama dari industri klorin dan natrium hidroksida, dan digunakan pada hampir setiap industri.

Natrium klorida juga biasa digunakan sebagai penyerap debu yang aman dan murah dikarenakan sifatnya yang higroskopis, juga pada pembuatan garam sebagai salah satu metode
pengawetan yang efektif dikarenakan sifatnya yang menarik air keluar dari bakteri melalui tekanan osmotik sehingga mencegah baktei tersebut bereproduksi dan membuat makanan basi
Adapun beberapa sifat fisis Natrium Klorida antara lain (Anonima ,2010) :

  1. Rumus molekul : NaCl
  2. Berat molekul : 58,45 g/mol
  3. Titik didih :1413 derajat C pada 1 atm
  4. Titik beku : 800,4 derajat C pada 1 atm
  5. Bentuk : kristal kubik padat
  6. Warna : putih
  7. Densitas : 2,163 g/ml
3 Likes

Natrium klorida (NaCl) merupakan garam yang paling banyak ditemukan di dunia. NaClmurni berbentuk kristal kubik berwarna putih dengan sifat fisik seperti pada tabel dibawah ini :

Parameter
Massa molekul, g/mol 58,44
Bentuk kristal kubik
Warna tidak berwarna-putih
Refraksi indeks 1,5442
Densitas, g/mL 2,165
Titik leleh, oC 801
Titik didih, oC 1413
Kekerasan, skala Mohs’ 2,5
Kapasitas panas, J/g.oC 0,853
Panas peleburan, J/g 517,1
Panas pelarutan, 1 kg H2O, 25 oC, kJ/mol 3,757
Kelembaban kritik pada 20 oC, % 75,3

Umumnya NaCl mengandung pengotor berupa magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, kalsium sulfat, dan air.Pengotor-pengotor ini dapat berada di permukaan kristal maupun terjebak di dalam kisi kristal. Pengotor di permukaan kristal umumnyadireduksi dengan proses pencucian, sedangkan pengotor di dalam kristal umumnyadireduksi dengan cara rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan kristal kemudian mengkristalkannya kembali (Setyopratomo dkk., 2003). Cara lain untuk mereduksi pengotor di dalam kristal adalah dengan hydromilling, dimana kristal garam dikecilkan ukurannya atau dipecah, sehingga pengotor di dalam kristal dapat dipisahkan (Sedivy, 1996).

Manfaat NaCl


NaCl dapat diklasifikasikan berdasarkan manfaat utamanya, yaitu :

  1. Garam proanalisis,
  2. Garam konsumsi,
  3. Garam industri.

Garam proanalisis merupakan garam dengan kemurnian tinggi (>99%) yang digunakan sebagai reagen dalam analisis di laboratorium dan industri farmasi.Garam konsumsi umumnya digunakan untuk konsumsi rumah tangga (garam dapur) sebagai bahan peningkat rasa makanan. Untuk konsumsi rumah tangga, garam ditambahkan zat aditif berupa Kalium Iodida (KI) dan Kalium Iodat (KIO3).Selain digunakan untuk meningkatkan rasa makanan, garam digunakan pula sebagai pengawet, penguat warna, bahan pembentuk tekstur, dan sebagai bahan pengontrol fermentasi.

Garam industri umumnya digunakan dalam industri perminyakan, metalurgi, tekstil, penyamakan kulit, pengolahan air,industri pembuatan pembuatan natrium sulfat (Na2SO4), natrium karbonat (Na2CO3), natrium bikarbonat (NaHCO3), dan industri klor alkali, yaitu industri yang menghasilkan klorin dan natrium hidroksida.

Kualitas garam


Di Indonesia, garam dikualifikasikan menjadi garam K1, K2, dan K3.

  1. Garam K1 merupakan garam hasil proses kristalisasi pada larutan 26 – 29,5oBe. Garam K1 memiliki kadar NaCl minimum 97,1%.

  2. Garam K2 merupakan garam dengan kualitas lebih rendah daripada K1. Garam ini merupakan sisa kristalisasi pada konsentrasi larutan 29,5 – 35oBe dan memiliki kadar NaCl minimum 94,7%. Secara fisik, garam K2 berwarna kecoklatan.

  3. Garam K3 merupakan garam kualitas terendah. Garam ini merupakan sisa kristalisasi pada konsentrasi larutan di atas 35oBe dan memiliki kadar NaCl kurang dari 94,7%. Secara fisik, garam K3 berwarna coklat dan masih bercampur lumpur.

Proses permurnian garam


Untuk memperoleh garam industri dengan standar yang diinginkan, dibutuhkan proses pengolahan lebih lanjut. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan berkenaan dengan proses pemurnian garam umumnya melibatkan proses pengendapan (Widayat, 2009; Lesdantina, 2009; Sulistyaningsih, dkk, 2010; Sugiyo, 2010; Mayasari, 2011). Berbagai bahan pengendap ditambahkan ke dalam larutan garam untuk mengendapkan pengotor. Selanjutnya, larutan garam yang sudah bersih diuapkan kembali untuk mendapatkan kristal garam. Proses penguapan dan kristalisasi ini membutuhkan energi panas yang besar. Dan hasilnya pun masih belum dapat memenuhi standar garam industri yang diinginkan.

Hidroekstraksi merupakan proses ekstraksi padat-cair menggunakan pelarut air. Ekstraksi padat-cair meliputi 2 tahap, yaitu :

  1. Kontak pelarut dengan zat padat sehingga zat padat yang diekstraksi dipindahkan ke pelarut
  2. Pemisahan larutan dari zat padat sisa

Dalam ekstraksi padat-cair terdapat beberapa faktor yang data mempengaruhi proses ini, yaitu :

  1. Jumlah padatan yang ingin diekstrak
  2. Ukuran partikel padatan
  3. Jenis pelarut
  4. Waktu ekstraksi
  5. Metode ekstraksi

Proses pemurnian garam dengan hidroekstraksi memanfaatkan sifat kelarutan NaCl sebagai komponen utama dari garam. Dalam proses ini, pengotor dalam garamlah yang akan diesktrak keluar menggunakan pelarut berupa larutan garam murni (99%). Larutan garam murni akan melarutkan pengotor dalam kristal garam, sedangkan garam (NaCl) tidak akan ikut melarut. Proses pemurnian garam yang mengaplikasikan metode hidroekstraksi adalah proses SALEX (KREBBS Swiss) (Sedivy, 1996). Proses ini dapat mereduksi kandungan pengotor, baik pengotor terlarut maupun tidak terlarut di permukaan dan di dalam kristal garam.proses ini dapat menghasilkan garam dengan kemurnian 99,7-99,8% NaCl.

3 Likes