Apa yang dimaksud dengan Motivasi Belajar?

Motivasi Belajar

Apa yang dimaksud dengan Motivasi Belajar ?

Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu memerlukan bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya dan tidak bisa hidup individu dalam memenuhi kebutuhannya, manusia mempunyai sebuah kelompok untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia ditentukan oleh dorongan atau motivasi yang ada dalam dirinya. Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku.

Kata “motif”, diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata (motif) itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.

Banyak para ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masingmasing. Namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi menurut Sumadi Suryabrata, adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Motivasi merupakan faktor penting dalam berbagai usaha yang ditunjukkan untuk mendidik dan memberikan contoh ke pada manusia, baik di dalam pendidikan formal, non formal ataupun informal. Biasanya guru merefleksikan perhatiannya terhadap motivasi siswa dengan berbagai macam pertanyaan.

Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak mungkin melakukan aktivitas belajar. Maslow sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti. Kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi instrisik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar. Doronganluar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Karenaitu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan oleh manusia dalam menghadapi perkembangan zaman yang setiap waktu dapat berubah – ubah, oleh karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk perubahan zaman dengan belajar agar dapat menghadapi kehidupan di masa mendatang.

Belajar menurut pengertian psikologi merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhannya, pendapat tersebut didukung oleh Slameto bahwa “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan linkungannya.

Heinich mengatakan bahwa belajar adalah proses aktivitas pengembangan pengetahuan, keterampilan atau sikap sebagai interaksi seseorang dengan informasi dan lingkungannya sehingga dalam proses belajar diperlukan pemilihan, penyusunan dan penyampaian informasi dalam lingkungan yang sesuai dan melalui interaksi pembelajaran dengan lingkungannya.

Gredler juga menekankan bahwa pengaruh lingkungan yang sangat kuat dalam proses belajar, studi belajar bukanlah sekedar latihan akademik akan tetapi ia adalah aspek penting baik bagi individu maupun masyarakat. Belajar juga merupakan basis untuk kemajuan masyarakat di masa depan.

Winkel mendefinisikan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.

Robert M. Gagne mendefinisikan belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar terus – menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.

Belajar merupakan aktivitas menuju kehidupan yang lebih baik secara sistematis. Proses belajar terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap informasi, transformasi dan evaluasi. Yang dimaksud dengan tahap informasi adalah proses penjelasan, penguraian atau pengarahan mengenai struktur pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tahap transformasi adalah proses peralihan atau pemindahan struktur tadi ke dalam diri peserta didik. Proses transformasi dilakukan melalui informasi. Sedangkan, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang penyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar, semua termasuk tanggung jawab guru. Dengan demikian semakin banyak usaha belajar itu dilakukan maka semakin banyak dan baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha sendiri.

Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan individu dalam belajar. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan individu untuk mempelajari sesuatu yang baru. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan yang dihadapi individu tersebut.

Teori Motivasi Belajar


  1. Teori Insting

    Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah laku jenis binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu berkait dengan insting atau pembawaan. Dalam memberikan respons terhadap adanya kebutuhan seolah - olah tanpa dipelajari. Tokoh dari teori ini adalah Mc. Dougall.

  2. Teori Fisiologis

    Teori ini juga disebut “ Behavior theories ”. Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup, dan perjuangan untuk kelangsungan hidup.

  3. Teori Psikoanalitik

    Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur – unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia karena adanya unsur manusia yakni id dan ego . Tokoh dari teori ini adalah Freud.

    Berikut teori menurut Abrahan Maslow: Sebagai seorang pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud dapat dilihat pada gambar tersebut:


    Keterangan :

Kebutuhan fisiologis : kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi – fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan dan lain sebagainya.

Kebutuhan rasa aman dan perlindungan ( safery and security ), seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil, dan sebagainya.

Kebutuhan cinta kasih atau kebutuhan sosial ( social needs ), ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan antarmanusia. Cinta kasih dan sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan – hubungan antar pribadi yang mendalam, tetapi yang mencerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.

Kebutuhan akan penghargaan ( esteem needs ), termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat.

Kebutuhan akan aktualisasi diri ( self actualization ), yakni kebutuhan yang mempertimbangkan potensi – potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreativitas dan eksperisi diri. Tingkatan atau hirarki kebutuhan dari Maslow ini tidak dimaksud sebagai suatu kerangka yang dapat dipakai setiap saat, tetapi lebih merupakan kerangka acuan yang dapat digunakan sewaktu – waktu bilamana diperlukan untuk memperkirakan tingkat kebutuhan mana yang mendorong seseorang yang akan dimotivasi bertindak melakukan sesuatu.

Fungsi Motivasi dalam Belajar


Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan anak didik yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didik duduk dengan santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah ke mana. Sedikit pun tidak tergerak hatinya mengikuti pelajaran dengan cara mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.

Karenanya, dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Motivasi memiliki 3 fungsi yaitu:

  1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
  2. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
  3. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Ciri-Ciri Motivasi Belajar


Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

  1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus – menerus dalam waktu yang lama)
  2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
  3. Lebih senang bekerja sendiri/mandiri.
  4. Cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin.

Indikator Motivasi Belajar


Indikator motivasi belajar dapat diuraikan sebagai berikut :

  1. Tekun dalam mengerjakan tugas.
  2. Tidak mudah putus asa dalam berbagai masalah.
  3. Adanya keinginan untuk berhasil.
  4. Teguh pada pendirian.
  5. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Sedangkan ciri-ciri motivasi belajar rendah adalah sebagai berikut :

  1. Malas dalam mengerjakan tugas.
  2. Mudah putus asa.
  3. Tidak mandiri.
  4. Cepat bosan.
  5. Bergantung kepada orang lain.

Winkel, 2003 dalam Puspitasari, 2012 definisi atas motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual dan berperan dalam hal menumbuhkan semangat belajar untuk individu.

Motivasi belajar adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari belajar adalah mendapatkan manfaat dari proses belajar. Beberapa siswa mengalami masalah dalam belajar yang berakibat prestasi belajar tidak sesuai dengan ang diharapkan. Untuk mengatasi masalah yang dialami tersebut perlu ditelusuri faktor yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah motivasi belajar siswa, dimana motivasi belajar merupakan syarat mutlak untuk belajar, serta sangat memberikan pengaruh besar dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar (Puspitasari, 2012).

Menurut Clayton Alderfer dalam Hamdhu, 2011 Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Motivasi belajar merupakan peranan yang khas adalah sebagai penumbuhan gairah dalam diri setiap individu, serta memunculkan perasaan penggerak semangat untuk belajar. Siswa yang memilki motivasi tinggi akan memiliki semangat dan banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar sehari- harinya. Sardiman, 2011 dalam Puspitasari, 2012.

Menurut Djamarah, 2002 motivasi belajar pada setiap individu dapat berbeda, sehingga ada siswa yang sekedar ingin menghindari nilai yang jelek bahkan untuk menghindari hukuman dari guru, dan orientasinya hanya untuk memperoleh nilai yang tinggi, namun ada pula siswa yang benar-benar ingin mengembangkan wawasan dan pengetahuan.

Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak akan melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi sebagai penggerak seseorang untuk melakukan suatu hal untuk tujuan yang dikehendaki oleh para siswa. Bermula dari motivasi belajar seseorang memiliki semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut.

Teori Motivasi Belajar


Teori motivasi belajar tidak dapat dilepaskan dengan pembahasan tentang teori belajar Koneksionisme S-R dan teori Belajar Kognitif (Teori Gestalt).

Dalam membicarakan soal motivasi belajar, hanya akan dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik” menurut W.S Winkel, 1997 dalam Sardiman 2012 yaitu :

  1. Motivasi intrinsik
    Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat dengan tujuan belajar.

    • Keinginan untuk menjadi orang ahli dan terdidik
    • Belajar yang disertai dengan minat
    • Belajar yang disertai dengan perasaan senang
  2. Motivasi ekstrinsik
    Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. (Sardiman, 2012).

    • Belajar demi memenuhi kewajiban
    • Belajar demi memenuhi kebutuhan
    • Belajar demi memperoleh hadiah
    • Belajar demi meningkatkan gengsi
    • Belajar demi memperoleh pujian dari guru, orang tua, dan teman
    • Adanya ganjaran dan hukuman

Prinsip Motivasi Belajar


Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut (Drs. Syaiful Bahri Djamarah, 2011).

  1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
    Seseorang melakukan aktivitas belajar karena motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata. Minat merupakan kecendrungan psikologis yang menyenangi sesuatu objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi.

  2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar
    Efek yang tidak diharapakan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar.

  3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
    Setiap orang senang dihargai dan tidak disuka dihukum dalam bentuk apapun. Memuji orang lain berarti memberikan pengahargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

    Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan tujuan untuk memberhentikan perilaku negatif anak didik. Frekuensi kesalahan diharapkan lebih diperkecil setelah diberikan hukuman pada anak didik.

  4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
    Dalam dunia pendidikan, anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna, dikagumi atau dohormati oleh guru atau orang lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik, semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik dalam belajar.

  5. Motivasi dapat memupuk optimisdalam belajar
    Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di hari-hari mendatang.

  6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
    Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik.

Aspek Motivasi Belajar


Aspek-aspek motivasi belajar menurut (Sardiman, 2001 dalam Pramitasari, Amelia, Indriana, Yeniar, dan Ariati, Jati, 2011) meliputi:

  1. Menimbulkan kegiatan belajar
    Keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar di sekolah

  2. Menjamin kelangsungan belajar
    Kemauan siswa untuk mempertahankan kegiatan belajar pada setiap pelajaran yang diajarkan di sekolah

  3. Mengarahkan kegiatan belajar
    Kemauan siswa untuk mengarahkan kegiatan belajarnya dalam setiap pelajaran yang diajarkan demi mencapai suatu tujuan tertentu dalam belajar.

Fungsi Motivasi dalam Belajar


Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam
yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan melahirkan hasrat untuk bergerak dalam perbuatan yang akan dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar. Dalam motivasi terdapat tiga fungsi utama yaitu: (Sardiman, 2012)

  1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
    Motivasi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

  2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
    Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.

  3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
    Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Motivasi belajar merupakan kekuatan ( Power motivation ), daya pendorong ( driving force ), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan prilaku baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam suatu kegiatan, akan mempengaruhi kekuatan dari kegiatan tersebut, tetapi motivasi juga diperngaruhi oleh tujuan. Makin tinggi suatu tujuan, makin besar motivasinya, dan makin besar motivasi akan makin kuat kegiatan dilaksanakan. Kegiatan individu tersebut saling berkaitan erat dan membentuk suatu kesatuan yang disebut sebagai proses motivasi. Sehubungan dengan hal tersebut ada empat fungsi motivasi :

  1. Motivasi merupakan alat pendororng terjadinya perilaku belajar peserta didik.

  2. Motivasi merupakan alat untuk memperngaruhi prestasi belajar peserta didik.

  3. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran

  4. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna.

Macam-Macam Motivasi Belajar

Berbicara tentang macam-macam motivasi belajar, ada dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang bersal dari luar diri seseorang yang biasa disebut “motivasi ekstrinsik”.

Macam-macam motivasi:

  1. Motivasi intrinsik
    Motivasi intrinsik adalah motivasi yang bersal dari dalam diri sendiri. Motivasi ini mengarah pada motivasi untuk berprestasi. Sebagai contoh seseorang yang senag membaca karena ia ingin mengetahui kisah seorang tokoh.

  2. Motivasi ektrinsik
    Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukanya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.

Faktor Penyebab Motivasi Belajar

Motivasi belajar dapat timbul karena factor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua factor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Dari kedua factor tersebut keduanya saling berpengaruh dan berkaitan terhadap tingkat motivasi setiap siswa.

Indikator Motivasi Belajar

Indikator motivasi belajar menurut Cucu Suhana dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  1. Durasi belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari seberapa lama penggunaan waktu oleh peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar.

  2. Sikap terhadap belajar, yaitu motivasi belajar dapat diukur dengan kecenderungan perilakunya terhadap belajar apakah senang, ragu, atau tidak senang

  3. Frekuensi belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari seberapa sering kegiatan belajar itu dilakukan oleh peserta didik.

  4. Konsistensi terhadap belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari ketetapan dan kelekatan peserta didik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran

  5. Kegigihan dalam belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari keuletan dan kemampuannya dalam mensiasati dan memecahkan masalah.

  6. Loyalitas terhadap belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari kesetiaan dan berani mempertaruhkan biaya, tenaga, dan pikirannya secara optimal.

  7. Visi dalam belajar, yaitu motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari target belajar yang kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.

  8. Achievement dalam belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari prestasi belajarnya.

Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J. Mc Donald dalam H. Nashar, 2004).

Tetapi menurut Clayton Alderfer dalam H. Nashar (2004) Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow dalam H. Nashar, 2004).

Kemudian menurut Clayton Alderfer dalam H. Nashar, 2004) motivasi belajar adalah suatu dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang (individu) untuk bertindak atau berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi.

Unsur-unsur motivasi belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,yaitu:

1. Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Citacita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

2. Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa.

3. Kondisi Jasmani dan Rohani

Siswa Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.

4. Kondisi Lingkungan Kelas

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

5. Unsur-unsur Dinamis Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.

6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa.

Strategi motivasi belajar

Menurut Catharina Tri Anni (2006) ada beberapa strategi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:

1. Membangkitkan minat belajar

Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.

2. Mendorong rasa ingin tahu

Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pemmbelajaran.

3. Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik

Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.

4. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar

Prinsip yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.