Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran mencari pasangan (Index Card Match)?

Belajar

Belajar dipandang sebagai suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Menurut Zaini (2008) model pembelajaran Index Card Match (mencari pasangan) adalah model pembelajaran yang cukup menyenangkan, digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan catatan peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu sehingga peserta didik ketika masuk ruangan kelas sudah memiliki bekal pengetahuan.

Dengan model pembelajaran Index Card Match, peserta didik dapat belajar aktif dan berjiwa mandiri. Walaupun dilakukan dengan cara bermain, model pembelajaran Index Card Macth dapat merangsang peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar secara bertanggung jawab dan disiplin sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan prestasi belajar dapat meningkat.

Aspek-aspek dalam pembelajaran Index Card Match menurut Maryati (2010) adalah sebagai berikut :

  1. Sifat dan tujuan; Mereview atau mengulang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Jika materi yang dipelajari masih baru, sebelumnya peserta didik diberi tugas untuk mempelajarinya terlebih dahulu.

  2. Media Pembelajaran; Kartu atau potongan kertas.

  3. Topik/konsep; Satu pertanyaan, satu jawaban.

  4. Presentasi hasil; Peserta didik yang mempunyai kartu soal membacakannya secara keras ke seluruh peserta didik secara bergantian.

  5. Peran pasangan; Peserta didik yang mempunyai kartu soal : membacakan.

  6. Peserta didik yang mempunyai kartu jawaban : mencocokan jawaban teman-temannya atas pertanyaan pada kartu soal yang sesuai (dengan pasangannya).

  7. Penilaian; Berdasarkan kemampuan setiap pasangan (peserta didik) menjawab soal yang dibacakan oleh pasangannya.

  8. Banyaknya babak; Satu babak

  9. Kegiatan penutup; Klarifikasi dan kesimpulan.

Kelebihan dan Kelemahan


Handayani (2009) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dan dan kelemahan pada model pembelajaran Index Card Match:

  • Kelebihan model pembelajaran Index Card Match adalah sebagai berikut :

  • Menumbuhkan kegembiraan dalam proses pembelajaran.

  • Materi pembelajaran yang disampaikan dapat lebih menarik perhatian peserta didik.

  • Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan.

  • Mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik mencapai taraf ketuntasan belajar.

  • Penilaian dapat dilakukan bersama pengamat/observer dan pemain (peserta didik).

  • Terjadi proses diskusi dan presentasi dapat menguatkan topik/konsep yang hendak diulang maupun topik yang baru.

Kelemahan model pembelajaran Index Card Match adalah sebagai berikut :

  • Membutuhkan waktu yang lama bagi peserta didik untuk menyelesaikan tugas dan presentasi.

  • Guru harus membuat persiapan yang matang dengan waktu yang lebih lama.

  • Menuntut sifat tertentu dari peserta didik untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

  • Suasana kelas menjadi ”gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.

  • Kurang efektif apabila satu kelas peserta didiknya banyak (gemuk).

  • Model Pembelajaran ini membutuhkan kerja sama antara dua peserta didik, mereka harus mencari pasangannya dengan teliti.

Langkah-langkah model pembelajaran Index Card Match


Langkah-langkah dalam model pembelajaran Index Card Match
(mencari pasangan) menurut Zaini (2008) adalah sebagai berikut :

  1. Guru membuat potongan kertas (kartu) sebanyak jumlah peserta

  2. didik yang ada di kelas.

  3. Kertas tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama.

  4. Pada separuh kertas, ditulis pertanyaan tentang materi yang akan

  5. diajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

  6. Pada separuh kertas yang lain, ditulis jawaban dari pertanyaan-

  7. pertanyaan yang sudah dibuat.

  8. Sebelum dibagikan, kartu dikocok terlebih dahulu sehingga akan

  9. tercampur antara soal dan jawaban.

  10. Setiap peserta didik diberi satu kartu. Guru menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separoh peserta didik mendapat soal dan separohnya lagi akan mendapat jawaban.

  11. Mintalah peserta didik untuk mencari dan menemukan pasangan

  12. mereka. Jika sudah ada yang menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk/berdiri berdekatan. Terangkan agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada peserta didik yang lain.

  13. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk/berdiri berdekatan, minta setiap pasangan bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

  14. Akhiri pembelajaran ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Model pembelajaran index card match adalah model pembelajaran yang dikembangkan untuk menjadikan siswa aktif mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasan diri sendiri dan seorang siswa memiliki kreatifitas maupun menguasai keterampilan yang diperlihatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Manfaat model pembelajaran index card match

Manfaat yang bisa didapat ketika menerapkan model pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran index card match adalah guru dapat menciptakan suasana belajar yang mendorong anak-anak untuk saling membutuhkan, inilah yang dimaksud positive interdepence atau saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan positif ini dapat dicapai melalui ketergantungan tujuan, ketergantungan tugas, ketergantungan sumber belajar, ketergantungan peranan dan ketergantungan hadiah.

Kelebihan dan Kekurangan model pembelajaran index card match

Selain itu kelebihan menggunakan model pembelajaran index card match adalah:

  1. Peserta didik belajar untuk selalu mengambil inisiatif sendiri dalam segala yang diberikan oleh guru.

  2. Dapat memupuk rasa tanggung jawab, karena dari hasilhasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan di depan guru.

  3. Mendorong peserta didik supaya berlomba-lomba untuk mencapai kesuksesan.

  4. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktifan dan kecakapan siswa.

  5. Hasil belajar akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan dengan minat peserta didik.

  6. Waktu yang digunakan tidak hanya sebatas jam-jam pelajaran di sekolah.

Kekurangan dalam menggunakan model pembelajaran index card match yaitu:

  1. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui dengan sungguh-sungguh.

  2. Pada kelas yang banyak jumlah sisanya, penerapan model pembelajaran ini akan banyak menyita waktu, sehingga membutuhkan pembagian waktu yang tepat.

  3. Guru dan siswa yang sudah sangat terbiasa dengan pembelajaran gaya lama, maka akan membutuhkan pembiasaan terlebih dahulu.

  4. Ada kritik, bahwa proses dalam model pembelajaran ini terlalu berkesan hanya sebuah permainan.

Prinsip-prinsip model pembelajaran index card match

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru menerapkan index card match adala sebagai berikut:

  1. Memahami sifat peserta didik

Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir krisis dan kreatif. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangan kedua sifat tersebut.

  1. Mengenal peserta didik secara perorangan

Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan garis tercermin dalam pembelajaran. Semua peserta didik dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda dengan kecepatan belajrnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya)

  1. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam berorganisasi belajar.

Peserta didik selaim alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan mempermudah mereka untuk berinteraksi atau bertukar pikiran.

  1. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mampu memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk itu peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisi masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Jenis pemikiran tersebut sudah ada sejak lahir, guru diharapkan dapat mengembangkannya.

  1. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam index card match . Hasil pekerjaan peserta didik sebiknya dipajang di dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja labih baik dan menimbulkn inspirasi bagai peserta didik yang lain. Selain itu pajangan dapat juga dijadikan bahan ketika membahas materi pelajaran yang lain.

  1. Memanfaatkan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

Ruangan kelas yang menarik sangat disarankan dalam kelas, karena dapat memotivasi peserta didik untuk bekerja lebih dan menimbulkan inspirasi bagi peserta didik yang lain.

  1. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar

Lingkungan (fisik, sosial, budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar peserta didik. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta didik.

  1. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik merupakan suatu interaksi antar guru dengan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan menurunkan motivasi.

  1. Membedakan antara aktif-fisik dengan aktif mental

Dalam pembelajaran index card match , aktif secara mental lebih diinginkan dari pada aktif fisik. Karena itu, aktifitas sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, mengemukakan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.

Langkah-langkah penerapan index card match

Langkah-langkah dalam model pembelajaran index card match yaitu:

  1. Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas.

  2. Bagi sejumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

  3. Tulislah pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

  4. Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.

  5. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dengan jawaban.

  6. Beri setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan.

  7. Minta peserta didik untuk menemukan pasangan mereka. Jika sudah ada yang menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan.

  8. Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan soal yang diperoleh dengan kertas kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

  9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Ciri-ciri model pembelajaran index card match

Index card match merupakan model yang digunakan pembelajaran aktif dengan jalan meninjau ulang materi dengan ciri-ciri:

  1. Model pembelajaran ini menggunakan kartu

  2. Kartu dibagi menjadi dua yang berisi satu pertanyaan dan satu untuk jawaban

  3. Model pembelajaran ini dilakukan secara berpasangan

  4. Setiap pasanagan membacakan pertanyaan dan jawaban

Metode pembelajaran Index Card Match adalah suatu metode pembelajaran yang dapat diartikan sebagai salah satu metode pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar aktif dan bertujuan agar peserta didik mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar di kelas, penuh tanggung jawab, serta dapat menumbuhkan daya kreativitas peserta didik dalam belajar di kelas.

Tipe pembelajaran Index Card Match ini berhubungan dengan cara-cara untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka sat ini dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan metode pembelajaran Index Card Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan kartu lainnya yang berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Metode pembelajaran Index Card Match merupakan suatu metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi barupun tetap bisa diajarkan dengan metode ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

Menurut Hisyam Zaini metode Index Card Match (mencari pasangan) adalah metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya.

Variasi Metode Pembelajaran Index Card Match

Dalam pembelajaran Index Card Match ada beberapa variasi yang bisa di gunakan antara lain : Pertama , kembangkan kartu yang memuat angka-angka perkalian dengan menghilangkan salah satu angka dalam perkalian tersebut. Kedua , kembangkan kartu yang memuat pertanyaan dengan beberapa kemungkinan jawaban yang sesuai.

Metode pembelajaran Index Card Match dapat melatih pola pikir peserta didik karena dengan metode ini peserta didik dilatih kecepatan berpikirnya dalam mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau kartu soal, setiap peserta didik pasti mendapat pasangan kartu yang cocok lalu mendiskusikan hasil pencarian pasangan kartu yang sudah dicocokkan oleh peserta didik bersama pasangannya dan peserta didik lainnya.

Pendekatan dalam Metode Index Card Match

Adapun pendekatan dalam metode pembelajaran Index Card Match adalah pendekatan pembelajaran aktif ( Active Learning ). Tujuan pembelajaran tidak hanya menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang di utamakan adalah kemampuan peserta didik untuk memperoleh pengetahuannya sendiri ( self regulated ). Karena itu, pembelajaran memerlukan keterlibatan mental dan kerja sama peserta didik sendiri.

Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan menghasilkan self regulated . Yang bisa menghasilkan self regulated adalah pembelajaran aktif ( active learning ). Hal ini sejalan dengan pernyataan Confusius tentang pentingnya pembelajaran aktif yatu : “ Apa yang didengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham.

Metode pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan semua potensi anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.

Pengertian dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Make A Match – Model Pembelajaran menurut Joyce & Weil dalam Huda, (2013 : 73), berpendapat bahwa “Model pembelajaran sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesaian materi-materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang kelas atau di setting yang berbeda.” Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas, mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Model pembelajaran merupakan suatu pola yang dipakai oleh guru untuk membentuk kurikulum, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya,
Pengertian Model Pembelajaran Make A Match

Model pembelajaran make a match (mencari pasangan) dikembangkan oleh Lorn Curran pada tahun 1994 pada model ini siswa diminta mencari pasangan dari kartu, Aqib Zainal (2013 : 23 )

Menurut Tarmizi dalam Novia (2015 : 12 ) menyatakan bahwa model pembelajaran make a match artinya siswa mencari pasangan setiap siswa mendapat sebuah kartu ( bisa soal atau jawaban) lalu secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu yang ia pegang.
Penerapan model ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya diberi poin.

Langkah–langkah Model Pembelajaran Make A Match

Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran make a match menurut Aqib zainal (2013 : 23 ) adalah sebagai berikut:

Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review (satu sisi berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban)Setiap siswa mendapat satu kartu dan memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang dipegangSiswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal atau kartu jawaban).Siswa yang dapat mencocokan kartu nya sebelum batas waktu diberi poinSetelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnyaKesimpulanPenerapan Model Make a Match Dalam Proses Belajar Mengajar

Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan model pembelajaran dilakukan oleh guru dalam menerapkan model make a match dalam proses belajar mengajar Ciandra dalam Novia (2013: 18). Adapun tahap–tahap tersebut anatara lain:

Tahap persiapan

Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok siswa. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu- kartu berisi pertanyaan-pertanyaan.

Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu-kartu berisi jawaban.

Kelompok ketiga berfungsi sebagai kelompok penilai. Aturlah posisi kelompok-kelompok tersebut sedemikian sehingga berbentuk huruf u upayakan kelompok pertama berhadapan dengan kelompok kedua.

Tahap penyampaian

Jika masing–masing kelompok telah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama dan kedua bergerak mencari pasangan nya masing–masing sesuai pertanyaan atau jawaban yang terdapat dikartunya. Berikan kesempatan pada mereka untuk berdiskusi, diskusi dilakukan oleh siswa yang membawa kartu yang berisi jawaban.

Penampilan hasil

Pasangan yang telah terbentuk wajib menunjukan pertanyaan dan jawaban kepada kelompok penilai. Kelompok penilai kemudian membaca apakah pasnagan pertanyaan jawaban itu cocok, setelah penilaian selesai dilakukan, aturlah sedemikian rupa kelompok pertama dan kelompok kedua bersatu kemudian memposisikan dirinya menjadi kelompok penilai. Sementara kelompok penilai pada sesi pertama dibagi menjadi dua kelompok sebagian anggota memegang lembar pertanyaan dan sebagian lagi memegang lembar jawaban kemudian posisikan mereka seperti huruf u. Guru kembali membunyikan peluitnya kemudian pemegang kartu pertanyaan dan jawaban bergerak mencari pasangan nya. Maka setiap pasangan menunjukan hasil kerja kepada penilai.

Kelebihan dan Kelemahan Model Make A Match

Model make a match dalam penggunaannya tentu memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum menggunakan model ini. Berdasarkan Santoso dalam Novia (2015: 24), kelebihan model make a match adalah sebagai berikut :

Mampu menciptakan suasana aktif dan menyenangkanMateri pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswaMampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajarSuasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaranKerja sama antar siswa terwujud dengan dinamisMunculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa