Salah satau keterampilan berbahasa adalah menyimak.
Apa yang dimaksud dengan menyimak?
Menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan dengan seksama terhadap setiap kata-kata yang keluar dari mulut orang yang disimak tersebut. Menyimak berbeda dengan mendengarkan, jika mendengarkan kita hanya sebatas menangkap bunyi, sedangkan dalam menyimak kita harus memahami makna dari bunyi yang kita peroleh tadi. Menyimak juga termasuk dalam keterampilan berbahasa, selain itu ada juga keterampilan bahasa yang lain yaitu berbicara, menulis, dan juga membaca. Bisa dikatakan mendengar dan menyimak adalah keterampilan berbahasa yang pertama kita kuasai sebelum yang lainnya. Waktu kita kencil, ketika ada orang yang berbicara, yang kita lakukan adalah mendengarkan dan menyimak apa yang orang itu katakan. Untuk aspek berbahasa yang lain seperti menulis dan membaca bisa kita dapatkan ketika kita sudah duduk di bangku sekolah. Dari berbagai macam keterampilan itu ternyata diantara semuanya memiliki keterkaitan antara satu sama lain.
Menurut Dawson antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat, hubungan ini terdapat pada hal-hal berikut:
Keterkaitan menyimak juga terdapat dalam hal membaca, kemampuan menyimak dan membaca akan sama-sama naik kualitasnya jika sama-sama dilatih. Karena tidak akan menjadi lebih baik jika yang dilatih hanya salah satunya saja. Menurut Dawson membaca hendaklah disertai oleh diskusi (sebelum, selama, dan sesudah membaca) kalau kita ingin meningkatkan serta memperkaya kosa kata, pemahamanumum, serta pemilikan ide-ide para siswa yang kita asuh.
Jadi cara mengukur tingkat kemampuan berbahasa seseorang bisa melalui kemampuan meyimaknya. Jika seseorang bisa menyimak sebuah pembicaraan dengan lengkap dan hasil simakannya dapat dimengerti oleh orang lain, maka kemampuan menyimaknya baik dan otomatis kemampuan berbahasanya juga baik menurut sudut pandang menyimak. Namun bisa dipastikan jika menyimaknya sudah maik maka kemampuan bahasa yang lain juga sudah baik, karena dalam menyimak juga selalu ada sangkut pautnya, baik itu dengan kemampuan berbicara, mendengar, ataupun menulis.
Menyimak adalah sebuah kegiatan yang menuntut kita untuk mengaktivkan kegiatan penalaran kita terhadap apa yang telah kita simak sehingga manghasilkan sebuah pernyataan baru yang sesuai dengan versi kita. Dari menyimak kita juga harus bisa menemukan maksud inti dari pembicara sendiri, itu artinya kita harus benar-benar memperhatikan pembicaraan yang tengah kita simak tadi.
Seorang penyimak terkadang bisa menjadi penyimak yang pasif, hal ini mungkin terjadi karena materi yang sedang dia dengarkan sudah dipahaminya ataupun sudah tidak ada istimewanya, jadi dia hanya sebatas mendengarkan saja. Respon terhdapat bahan simakan juga tidak terlalu berambisi. Jadi ketika kita ingin menyimak sebuah topic, pastikan dulu apakah topic itu bisa membangkitkan rasa keingintahuan kita dan menarik perhatian untuk terus aktif menyimak dengan baik.
Sedangkan menyimak kreatif sendiri adalah ketika kita menyimak, kita bisa merasakan sensasi menyenangkan dan dari menyimak itu kita bisa membayangkan dengan imajinasi kita yang bebas terhadap apa yang telah kita simak. Jadi menyimak kreatif akan terus mengasah kemampuan imajinasi kita dalam berangan-angan untuk menciptakan kesenangan.
Menurut Anderson dalam menyimak kreatif ini sudah mencangkup beberapa kegiatan, yaitu:
Dalam menyimak tanpa kita sadari kita telah melakukan komunikasi, ketika kit mendengarkan seseorang berbicara dan pada akhirnya kita menanggapi, maka itu artinya kita sudah melakukan komunikasi. Meskipun terkadang komunikasi yang dilakukan bukanlah komunikasi langsung.
Lebih baik lagi jika setelah kita menyimak tadi, kita bisa menyampaikna kesimpulan dari apa yang telah kita simak kepada pembicaranya secara langsung dalam satu forum. Pada intinya dalam menyimak kita memang harus melakukan sebuah kegiatan timbale balik, diaman seorang pembicara menyampaikan materi utnuk disimak dan kita sebagai penyimak menerima materi dengan mendengar dan memahami sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan simakan yang sesuai dengan apa yang telah kita dengar.
Tujuan menyimak pada intinya tidak hanya untuk mendapatkan informasi saja, tapi lebih dari itu. Dimulai dari kita saat proses mendengarkan, kita sudah melatih kepekaan kita terhadap bunyi-bunyi yang kita tangkap. Setelah itu, proses menyerap bunyi itu dan mengolahnya menjadi sebuah informasi yang empiris sesuai dengan yang disampaikan, kita sudah melatih otak kita untuk menalar dan mengeluarkan ide-ide kreatif dalam menyusun informasi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah. Dan yang terakhir ketika infomasi hasil simakan sudah terbentuk sempurna, selanjutnya adalah tugas kita menyampaikan kepada orang lain agar simakan kita itu bermanfaat, di saat inilah kita dilatih berbicara di depan umum dan berkimunikasi dengan orang lain.
Tarigan (1990) mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Hal senada juga tercantum dalam KBBI (2008) kata menyimak berarti mendengarkan, memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang.
Sabari (melalui Sutari, 1997) menyatakan bahwa menyimak adalah proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Hal senada diungkapkan oleh Pintamtiyaningsih (1984) menyimak ialah mendengarkan dengan pemahaman atau pengertian, bahkan sampai ke tingkat apresiasi.
Jenis Menyimak
Tarigan (1990) menyatakan bahwa jenis menyimak di antaranya adalah sebagai berikut.
Menyimak ekstensif ( extensive listening ) adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari seorang guru. Jenis-jenis menyimak ekstensif yaitu: menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif.
Menyimak sosial ( social listening ) atau menyimak konversasion conversational listening ataupun menyimak sopan ( courteous listening ) biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan (Dowsen via Tarigan 1963).
Menyimak sekunder ( secondary listening ) sejenis merupakan kegiatan menyimak secara kebetulan ( casual listening ) dan secara ekstensif ( extensive listening ).
Menyimak estetik ( aesthetik listening ) ataupun yang disebut menyimak apresiatif ( appreciation listening ) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak estetik.
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai sesuatu bahasa.
Jika menyimak ekstensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu dibawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu. Jenis-jenis menyimak yang termasuk dalam menyimak intensif adalah menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kretaif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif dan menyimak selektif.
Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Menyimak konsentratif sering juga disebut astudy-type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telah.
Menyimak kretif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya.
Menyimak eksploratif, menyimak yang bersifat menyelidiki atau exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.
Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara, karena seorang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan.
Dalam menyimak pasif kita perlu melengkapi dengan menyimak selektif, dengan dua alasan sebagai berikut.
Kita jarang sekali mendapat kesempatan untuk berpartisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing, dan oleh karena itu hidup kita yang bersegi dan bersisi ganda itu turut mengganggu kapasitas kita untuk menyerap.
Kebiasaan-kebiasaan kita kini cenderung membuat kita menginterprestasikan kembali rangsangan-rangsangan akustik yang disampaikan oleh telinga kita ke otak kita dan karenanya kita memperoleh suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap bahasa asing.