Apa yang dimaksud dengan mekanisme pasar?

Mekanisme pasar

Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang (jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Namun, mekanisme pasar bisa disebut juga sebagai proses penentuan tingkat harga berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Mekanisme pasar terbagi menjadi dua yaitu permintaan dan penawaran.

Apa yang dimaksud dengan Mekanisme Pasar ?

Mekanisme pasar (market mechanism) adalah kecenderungan di pasar bebas sehingga terjadi perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang (equilibrium) yakni sampai jumlah permintaan dan penawaran sama.

Boediono mendefinisikan mekanisme pasar sebagai proses yang berjalan atas dasar gaya (kekuatan) tarik menarik antara konsumen- konsumen (demand) dan produsen-produsen (supply) yang bertemu di pasar. Dari proses tersebut kemudian terbentuklah suatu harga atas barang di pasar barang dan faktor produksi di pasar faktor produksi.

Pada prinsipnya harga yang dibentuk oleh mekanisme pasar bergerak secara bebas sesuai hukum permintaan dan penawaran. Jika supply lebih besar dari demand, maka harga akan cenderung rendah. Begitupun jika demand lebih tinggi sementara supply terbatas, maka harga akan cenderung mengalami peningkatan.

Mekanisme pasar yang bisa berjalan secara sehat akan dapat membentuk kondisi yang seimbang antara permintaan dan penawaran, yaitu kondisi di mana tidak ada kelebihan ataupun kekurangan stock. Sehingga jumlah barang yang ditawarkan dalam satu periode tertentu sama dengan barang yang diminta. Pada kondisi inilah harga keseimbangan akan terbentuk.

Supply (Penawaran) dan Demand (Permintaan)


A. Demand (permintaan)

Demand (permintaan) adalah kemampuan dan keinginankonsumen untuk membeli suatu barang ataujasa pada berbagai tingkat (pilihan) harga selama periode tertentu.

Permintaan dibedakan ke dalam permintaan efektif dan permintaan tidak efektif. Yang dimaksud dengan permintaan efektif adalah permintaan yang didukung oleh daya beli, sedangkan yang dimaksud dengan permintaan tidak efektif adalah permintaan yang tidak didukung oleh daya beli.

Karena permintaan ada kaitannya dengan daya beli dan daya beli nantinya akan dikaitkan dengan harga maka akan ada hubungan antara harga dengan produk. Harga suatu produk akan sangat mempengaruhi permintaan akan produk itu sendiri. Hubungan antara harga suatu produk dan permintaan akan produk dirumuskan dalam suatu hukum yang dikenal dengan nama hukum permintaan.

Hukum Permintaan

Hukum permintaan menjelaskan hubungan antara banyaknyabarang/jasa yang diminta dengan harganya.Hukum permintaan menyatakan, “Semakin rendah harga dari suatu barang/jasa,semakin banyak permintaan akan barang/jasa tersebut, ceteris paribus55.Sebaliknya, semakin tinggi harga dari

Hukum permintaan mempunyai hubungan yang negatif,yaitu hubungan yang berlawanan arah dari dua sisi (pihak), sebagaimana yang dinyatakan dalam hukum permintaan bahwa jika harga produk naik maka produk yang diminta akan turun dan jika harga produk turun maka produk yang diminta akan meningkat.

Berdasarkan hukum permitaan tersebut, maka kurva permintaan (demand curve) dapat digambarkan sebagai berikut:

image
Gambar Kurva permintaan

Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa ketika mula-mula harga adalah P1, maka kuantitas barang yang diminta adalah Q1. Kemudian harga turun menjadi P2, sehingga kuantitas barang yang diminta menjadi naik menjadi Q2. Penurunan harga dari P1 menjadi P2 yang berakibat pada kenaikan kuantitas barang yang diminta dari Q1 menjadi Q2 merupakan perilaku rasional konsumen, yaitu apabila harga suatu barang naik mereka akan menurunkan konsumsinya terhadap barang tersebut, begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang turun mereka akan menaikkan konsumsinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan adalah sebagai berikut:

a) Harga barang yang bersangkutan

Pada umumnya, hubungan antara tingkat harga dan jumlah permintaan adalah negatif.Semakin tinggi tingkat harga, maka semakin rendah jumlah permintaan, demikian pula sebaliknya. Secara lebih spesifik pengaruh harga barang terhadap permintaan ini dapat diurai lagi menjadi:

  1. Efek substitusi
    Efek substitusi berarti bahwa jika harga suatu barang naik, maka hal ini akan mendorong konsumen untuk mencari barang lain yang bisa menggantikan fungsi dari barang yang harganya naik tersebut (barang substitusi). Karenanya permintaan terhadap barang tersebut akan menurun sebab konsumen beralih kepada barang substitusinya.

  2. Efek pendapatan
    Efek pendapatan berarti bahwa jika harga suatu barang naik, maka berarti pula secara riil pendapatan konsumen turun sebab dengan pendapatan yang sama ia hanya dapat membeli barang lebih sedikit. Akibatnya, ia akan mengurangi permintaannya terhadap barang tersebut.

b) Pendapatan konsumen

Hubungan pendapatan konsumen dengan kuantitas barang yang diminta dapat positif dan dapat pula negatif, tergantung macam barang yang dihadapi konsumen. Jika sebagian besar konsumen menilai suatu barang sebagai barang yang dianggap rendah (inferior), maka permintaan mereka akan berkurang bila ada kenaikan dalam tingkat pendapatan mereka dan demikian pula sebaliknya.

Di lain pihak bila barang itu normal atau superior, maka bila pendapatan konsumen meningkat, jumlah barang normal yang diminta akan meningkat pula.60 Hal ini disebabkan karena ketika pendapatan konsumen menurun, mereka akan cenderung membeli barang-barang yang berkualitas rendah. Sebaliknya, ketika pendapatan konsumen meningkat, mereka akan cenderung membeli barang-barang yang berkualitas baik.

c) Harga barang lain yang terkait

Yang dimaksud dengan barang lain yang terkait adalah substitusi dan komplementer dari barang tersebut. Jika barang substitusinya turun, maka permintaan terhadap barang tersebut juga turun, sebab konsumen mengalihkan permintaannya pada barang substitusi.Sebaliknya, jika barang substitusi naik, maka permintaan terhadap barang tersebut juga naik. Sementara jika harga barang komplementernya naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan turun. Sebaliknya, jika harga barang komplementernya turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan naik.

d) Selera dan Preferensi Konsumen

Selera dan preferensi konsumen terhadap barang tertentu akan sangat berpengaruh pada jumlah permintaan barang tersebut. Semakin tinggi selera dan preferensi konsumen akan suatu barang, maka permintaan terhadap barang tersebut juga akan bertambah.

e) Ekspektasi (pengharapan)

Harapan konsumen terhadap harga dan tersedianya barang di masa depan, serta kemungkinan substitusinya akan mempengaruhi permintaan akan barang tersebut. Harapan konsumen dalam hubungannya dengan harga barang di masa yang akan datang memberikan dampak positif pada perusahaan bila konsumen merasa pesimis, sehingga konsumen akan meminta lebih banyak barang pada saat ini, dan memberikan dampak negatif bila konsumen merasa optimis karena konsumen akan meminta lebih sedikit akan barang tersebut pada saat ini.62

f) Maslahah (utility)

Maslahah (utility)merupakan kombinasi dari manfaat dan berkah. Pengaruh maslahah (utility) terhadap permintaan tidak bisa dijelaskan secara sederhana sebagaimana pengaruh faktor- faktor yang disebutkan terdahulu sebab ia akan tergantung pada tingkat keimanan. Konsumen dengan tingkat keimanan biasa kemungkinan akan mengonsumsi barang dengan kandungan berkah minimum.

Dalam kondisi seperti ini, jika barang/jasa yang dikonsumsi telah mencapai kandungan berkah minimum, maka konsumen sudah menganggapnya baik sehingga pertimbangan konsumsi selanjutnya akan didasarkan pada faktor-faktor non berkah. Namun konsumen dengan tingkat keimanan yang lebih tinggi lebih menyukai barang dengan kandungan berkah yang lebih tinggi. Jika mereka melihat barang dengan kandungan berkah yang lebih tinggi, ceteris paribus, maka mereka akan meninggalkan barang dengan kandungan berkah yang rendah dan menggantinya dengan barang yang kandungan berkahnya lebih tinggi. Jadi jika masl} ah}ah}relatif turun, ceteris paribus, maka jumlah barang yang diminta akan turun juga, begitu juga sebaliknya.

Beberapa hal di atas merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan. Maka perubahan yang terjadi pada faktor-faktor tersebut selain faktor harga juga dapat menggeser kurva permintaan ketika tingkat harga tidak berubah (tetap). Misalnya ketika terjadi kenaikan pendapatan konsumen, sementara harga dan faktor lain dalam keadaan tetap, maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan.

Begitu juga sebaliknya, ketika pendapatan konsumen menurun, sementara harga dan faktor lain dalam keadaan tetap, maka kurva permintaan akan bergeser ke kiri. Secara grafik, perubahan permintaan karena faktor pendapatan dapat digambarkan sebagai berikut:

image
Gambar Pergeseran kurva permintaan ke arah kanan

Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tingkat harga 10 sebelum terjadi kenaikan pendapatan yaitu pada I1(kurva permintaan DI1), kuantitas barang yang diminta adalah 8. Maka ketika pendapatan naik menjadi I2(kurva permintaan DI2), kuantitas barang yang diminta juga naik menjadi 12. Demikian juga pada tingkat harga 15, sebelum terjadi kenaikan pendapatan konsumen yaitu pada I1(kurva permintaan DI1), jumlah barang yang diminta adalah 6, dan ketika pendapatan konsumen naik menjadi I2(kurva permintaan DI2), kuantitas barang yang diminta juga naik menjadi 8.

image
Gambar Pergeseran kurva permintaan ke arah kiri

Gambar di atas menunjukkan bahwa pada tingkat harga 10, sebelum terjadi penurunan pendapatan konsumen yaitu pada I1(kurva permintaan DI1), kuantitas barang yang diminta adalah sebesar 8. Namun setelah pendapatan konsumen menurun menjadi I2(kurva permintaan DI2), maka kuantitas barang yang diminta juga mengalami penurunan menjadi 6. Demikian juga pada tingkat harga 15, sebelum pendapatan konsumen menurun yaitu pada I1(kurva permintaan DI1), kuantitas barang yang diminta adalah 6. Namun ketika terjadi penurunan pendapatan konsumen menjadi I2 (kurva permintaan DI2), kuantitas barang yang diminta juga turun menjadi 4.

B. Supply (penawaran)

Penawaran (Supply) adalah total kuantitasbarang/jasa yang ingin dan dapat ditawarkan oleh produsen padaberbagai tingkat harga selama satu periode tertentu.

Hukum Penawaran

Hukum penawaran menjelaskan hubungan antara banyaknyabarang/jasa yang ditawarkan denganharganya.Hukum penawaran menyatakan, “semakin rendah harga suatu barang/jasa, semakin sedikit penawaran atas barang/jasa tersebut, ceteris paribus.Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang/jasa, semakin banyak penawaran atas barang/jasa tersebut, ceteris paribus.”

Sikap produsen (penjual) berlawanan arah dengan sikap konsumen (pembeli). Pembeli akan sangat senang dengan kualitas yang tidak berubah sedangkan harganya semakin rendah (turun), sementara produsen (penjual) akan senang jika produk dengan kualitas tertentu akan tetapi harga yang terjadi di pasar semakin tinggi (naik).

Hubungan antara harga dan kuantitas penawaran adalah hubungan positif atau hubungan searah yang berarti jika harga semakin tinggi (naik) maka kuantitas penawaran akan semakin besar juga, dan jika harga turun maka kuantitas penawaran dari produsen (penjual) akan semakin kecil (sedikit).

Berdasarkan hukum penawaran tersebut, maka kurva penawaran (suplly curve)68 dapat digambarkan sebagai berikut:

image
Gambar Kurva penawaran

Gambar di atas menunjukkan bahwa ketika tingkat harga berada pada P1, maka kuantitas barang yang ditawarkan adalah Q1, dan ketika tingkat harga naik menjadi P2, maka kuantitas barang yang ditawarkan juga naik menjadi P2. Hal tersebut juga merupakan perilaku rasional dari produsen, dimana mereka ingin menjual barang sebanyak-banyaknya dengan tingkat harga setinggi-tingginya, sehingga ketika harga naik, maka kuantitas barang yang ditawarkannya pun akan menjadi naik, dan begitu juga sebaliknya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran

a) Maslahah

Pengaruh maslahah terhadap penawaran pada dasarnya juga akan tergantung pada tingkat keimanan dari produsen. Jika jumlah maslahah yang terkandung dalam barang yang diproduksi semakin meningkat, maka produsen akan memperbanyak jumlah prduksinya, ceteris paribus.

b) Keuntungan

Keuntungan merupakan bagian dari maslahah karena ia dapat mengakumulasi modal yang pada akhirnya dapat digunakan untuk berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain, keuntungan akan menjadi tambahan modal guna memperoleh maslahah lebih besar lagi untuk mencapai falah.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keuntungan adalah sebagai berikut:

  1. Harga barang
    Secara teoritis, jika harga suatu barang naik, maka keuntungan atas penjualan barang tersebut juga akan naik, ceteris paribus.Hal ini kemudian akan mendorong produsen untuk meningkatkan jumlah barang yang diproduksinya.

  2. Biaya Produksi
    Biaya produksi tentu akan sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh oleh produsen. Sebab keuntungan merupakan selisih antara penerimaan (revenue) dengan biaya (cost). Dengan demikian, jika biaya produksi naik, maka keuntungan produsen akan turun, ceteris paribus. Sebaliknya, jika biaya produksi turun, maka keuntungan produsen akan naik. Ada dua faktor yang dapat menentukan biaya produksi, yaitu:

    • Harga input produksi
      Jika harga input naik, secara otomatis biaya produksi juga akan naik.

    • Teknologi produksi
      Teknologi produksi dapat berpengaruh pada efisiensi dan optimalisasi produksi. Semakin baik sebuah perusahaan melakukan efisiensi dan optimalisasi, maka biaya produksi yang digunakan juga akan semakin kecil.

    • Tingkat permintaan konsumen
      Tingkat produksi suatu barang dipengaruhi juga oleh tingkat permintaan pasar terhadap barang tersebut. Sebab kegiatan produksi pada dasarnya merupakan respon terhadapkebutuhan konsumen. Maka jika permintaan konsumen meningkat, produsen akan menaikkan produksinya untuk menghindari terjadinya kekurangan stock.

Perubahan faktor-faktor di luar harga yang dapat berpengaruh pada tingkat suplly tersebut akan menyebabkan pergeseran kurva penawaran ke kiri atau ke kanan. Perbaikan teknologi berproduksi akan menggeser kurva penawaran ke kanan, sedangkan peningkatan harga input akan menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri, sebab peningkatan harga input berakibat pada peningkatan biaya produksi sehingga produsen akan mengurangi penawarannya.

Demikian juga, peningkatan maslahah akan mendorong produsen untuk menawarkan barang lebih banyak sehingga menggeser kurva penawaran ke kanan.

Perbaikan teknologi berproduksi dapat digambarkan pada grafik berikut:

image
Gambar Pergeseran kurva penawaran ke arah kanan

Gambar di atas menunjukkan bahwa sebelum ada peningkatan teknologi produksi, kurva penawaran berada pada S1, di mana pada tingkat harga 10, produsen bisa berproduksi 15, dan 28 pada tingkat harga 25. Tetapi setelah ada peningkatan teknologi produksi, produsen mampu melakukan efisiensi lebih baik. Sehingga dengan tingkat harga yang sama seperti sebelum ada peningkatan teknologi produksi, produsen bisa memproduksi barang lebih banyak setelah ada peningkatan teknologi produksi. Maka hal tersebut mengakibatkan kurva penawaran bergeser ke kanan menjadi S2. Dengan demikian, setelah ada peningkatan teknologi produksi, pada tingkat harga 10, kuantitas penawaran naik dari 15 menjadi 25, dan pada tingkat harga 25, kuantitas penawaran naik dari 28 menjadi 35.

Sedangkan peningkatan harga input yang berakibat pada pergeseran kurva penawaran ke kiri dapat digambarkan pada grafik berikut:

image
Gambar Pergeseran kurva penawaran ke arah kiri

Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan harga input dapat menggeser kurva permintaan dari S1 menjadi S2. Pada kurva penawaran S1 (sebelum ada peningkatan harga input), produsen bisa memproduksi barang sebanyak 32 pada tingkat harga 25, dan 20 pada tingkat harga 10. Namun pada kurva penawaran S2 (setelah ada peningkatan harga input), penawaran pada tingkat harga 25 menurun dari 32 menjadi 22, dan pada tingkat harga 10 menurun dari 20 menjadi 10.

Pembentukan Harga dan Keseimbangan Pasar


Interaksi yang terjadi antara permintaan pasar dan penawaran pasar suatu barang akan menghasilkan harga dan kuantitas keseimbangan pasar barang tersebut. Berdasarkan hukum permintaan, konsumen akan membeli barang sebanyak-banyaknya dengan tingkat harga serendah-rendahnya. Di sisi lain, berdasarkan hukum penawaran, produsen akan menjual barang sebanyak-banyaknya dengan tingkat harga setinggi-tingginya. Di sini dapat dilihat bahwa ada sesuatu yang berlawanan antara hukum permintaan dan penawaran. Oleh karena itu terjadilah gaya (kekuatan) tarik menarik antra permintaan dan penawaran, sehingga pada akhirnya dicapailah kesepakatan antara produsen dan konsumen untuk menjual barang pada tingkat harga dan kuantitas tertentu.

Jadi, harga dan kuantitas barang keseimbangan pasar adalah tingkat harga dan kuantitas barang di mana penjual (produsen) dan pembeli (konsumen) sama-sama bersedia melakukan transaksi. Kondisi keseimbangan pasar suatu barang dapat ditunjukkan oleh titik potong antara kurva permintaan dan kurva penawaran. Berdasarkan titik potong kedua kurva tersebut dapat diketahui harga dan kuantitas barang keseimbangan pasar.

Secara grafik, kondisi keseimbangan pasar dapat dijelaskan seperti gambar berikut:

image
Gambar Keseimbangan pasar

Gambar di atas menunjukkan kondisi keseimbangan pasar. Harga yang terjadi (harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli) adalah P1 dan kuantitas barang yang ditransaksikan pada tingkat harga tersebut adalah Q1. Kesepakatan antara penjual dan pembeli tersebut membentuk kondisi keseimbangan pasar yang terjadi pada titik E.
Jika diasumsikan harga naik menjadi P2, maka yang terjadi adalah kuantitas barang yang ditawarkan lebih besar dari pada kuantitas barang yang diminta, sehingga terjadi surplus.

Maka penjual akan bersedia menurunkan harganya kembaliuntuk menghindari surplus, sehingga harga akan kembali menjadi P1. Di sisi lain, jika harga turun menjadi P3, maka yang terjadi adalah kuantitas barang yang diminta lebih besar dari pada kuantitas barang yang ditawarkan, sehingga terjadi kekurangan di pasar.Dengan demikian, mau tidak mau harga harus dinaikkan kembali menjadi P1 untuk menghindari hal tersebut. Atau jika diasumsikan kuantitas barang yang diminta bergerak menjadi Q2, maka harga penawaran menjadi lebih tinggi dari pada harga penawaran.

Hal ini akan berakibat pada berkurangnya transaksi jual beli. Sebab pembeli tidak bersedia membayar dengan harga yang diinginkan oleh penjual, sehingga kuantitas barang yang diminta akan turun lagi menjadi Q1. Demikian juga jika kuantitas barang yang diminta bergerak menjadi Q3, maka harga permintaan lebih tinggi dari pada harga penawaran. Hal tersebut akan merangsang transaksi jual beli yang banyak, sehingga kuantitas barang yang diminta akan naik kembali menjadi Q1.

Dengan demikian dapat kita pahami bahwa pergerakan yang terjadi di pasar pada dasarnya akan selalu mengarah pada kondisi keseimbangan.

Titik keseimbangan pasar tidak selamanya tetap, melainkan akan berubah ketika faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan/atau penawaran berubah. Oleh karena itu perubahan keseimbangan pasar bisa terjadi diakibatkan oleh sisi penawaran, sisi permintaan atau sisi penawaran dan permintaan. Secara grafik, perubahan keseimbagan pasar dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Perubahan dari sisi penawaran
    image
    Gambar Perubahan keseimbangan pasar dari sisi penawaran

    Perubahan dari sisi penawaran pada gambar di atas, berakibat pada pergeseran titik keseimbangan pasar. Ketika kurva penawaran adalah S1, maka titik kesembangan berada pada E1, dengan tingkat harga PE1 dan kuantitas barang yang ditransaksikan QE1. Namun ketika kurva penawaran bergeser ke kanan menjadi S2, maka titik keseimbangan pasar juga bergeser menjadi E2, dengan tingkat harga PE2 dan kuantitas barang yang ditransaksikan QE2. Pergeseran kurva penawaran juga bisa terjadi dari S2 menjadi S1.

  2. Perubahan dari sisi permintaan
    image
    Gambar Perubahan keseimbangan pasar dari sisi permintaan

    Perubahan dari sisi permintaan pada gambar di atas, juga berakibat pada pergeseran titik keseimbanganpasar. Ketika kurva permintaan adalah D1, maka titik kesembanganpasar berada pada E1, dengan tingkat harga PE1 dan kuantitas barang yang ditransaksikan QE1. Namun ketika kurva permintaan bergeser ke kiri menjadi D2, maka titik keseimbangan pasar juga bergeser menjadi E2, dengan tingkat harga PE2 dan kuantitas barang yang ditransaksikan QE2. Pergeseran kurva penawaran juga bisa terjadi dari D2 menjadi D1.

  3. Perubahan dari permintaan dan penawaran
    image
    Gambar Perubahan keseimbangan pasar dari sisi permintaan dan penawaran

    Gambar di atas menunjukkan adanya perubahan dari sisi permintaan dan penawaran yang secara otomatis juga akan menggeser titik keseimbangan pasar. Ketika kurva penawaran adalah S1 dan kurva permintaan adalah D2, maka titik keseimbanganpasar berada pada E1, dengan tingkat harga PE1 dan kuatitas barang yang ditransaksikan QE1. Maka ketika kurva penawaran bergeser menjadi S2 dan kurva permintaan juga bergeser menjadi D2, titik keseimbangan pasar berada pada E2, dengan tingkat harga PE2 dan kuantitas barang yang ditransaksikan QE2. Pergeseran kurva permintaan dan penawaran juga bisa terjadi dari D2 menjadi D1 dan dari S2 menjadi S1.