Apa yang dimaksud dengan Mati Somatis atau Somatic Death?

Mati Somatis

Apa yang dimaksud dengan Mati Somatis atau Somatic Death?

Mati Somatis (Somatich Death) merupakan keadaan terhentinya semua fungsi alat-alat vital. Alat-alat vital tersebut adalah sistem penunjang kehidupan, yaitu susunan saraf pusat, sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan secara menetap.

Keadaan mati seperti ini disebut juga dengan kematian manusia sebagai individu (somatic death). Mati individu itu sendiri sebetulnya dapat didefinisikan secara sederhana sebagai berhentinya kehidupan secara permanen (permanent cessation of life).

Untuk dapat menetukan kematian seseorang sebagai individu (somatich death) , diperlukan kriteria diagnostik yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kriteria diagnostik pertama yang disusun oleh para ahli kedokteran adalah yang dirumuskan berdasarkan konsep “permanent cessation of heart beating and respiration is death” , yakni berhentinya denyut jantung dan pernapasan secara permanen adalah mati”.

Mati somatis ini merupakan kriteria diagnostik kematian yang bersifat tradisional. Kriteria tradisional diperlukan bagi penentuan kematian pada kasus-kasus biasa. Kasus-kasus biasa tersebut dalam ilmu kedokteran forensik termasuk salah satu dari cara kematian, yakni kematian yang bersifat wajar (natural death) , dalam arti kematian korban oleh karena penyakit atau keadaan biasa bukan karena kekerasan, rudapaksa atau kasus luar biasa, seperti keracunan, sengatan listrik, hypothermia atau pasien yang dipersiapkan menjadi donor cadaver.

Jadi, tanda-tanda kematian yang sangat penting adalah:

  • Terhentinya denyut jantung.

  • Terhentinya pergerakan pernapasan.

  • Kulit terlihat pucat.

  • Melemahnya otot-otot tubuh.

  • Secara klinis tidak ditemukan refleks-refleks.

  • EEG mendatar.

  • Nadi tidak teraba dan

  • Suara pernapasan tidak terdengar pada auskultasi.

Kriteria mati somatis atau yang disebut dengan kriteria tradisional tersebut didasarkan pada konsep “permanent Cessation of heart beating and respiration is death” . Dikatakan berhenti secara permanent (permanent cessation) jika fungsi jantung dan paru-paru terhenti sekitar 10 menit, namun dalam praktiknya seringkali terjadi kesalahan diagnosis, sehingga perlu dilakukan konfirmasi dengan cara mengamati selama waktu tertentu. Kebiasaan yang berlaku di Indonesia adalah mengamati selama 2 jam. Jika waktu tersebut telah terlewati, sedangkan tanda-tanda kehidupan tidak juga muncul, barulah yang bersangkutan dapat dinyatakan mati.

Adapun alat vital yang menjadi penunjang utama dalam mendiagnosa kematian adalah jantung dan paru-paru.

Untuk menentukan jantung masih berfungsi perlu dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

  • Auskultasi
    Auskultasi adalah cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang timbul dalam badan. Hal ini dilakukan di daerah prekardial selama 10 menit terus menerus.

  • Tes magnus
    Yaitu dengan mengikat jari tangan sedemikian rupa sehingga hanya aliran darah vena saja yang terhenti. Bila terjadi bendungan berwarna sianotik berarti masih ada sirkulasi.

  • Tes icard
    Yaitu dengan cara menyuntikkan larutan dari campuran 1 gram zat fluorescein dan 1 gram natrium bicarbonas di dalam 8 ml air secara subkutan. Bila terjadi perubahan warna kuning kehijauan, berarti masih ada sirkulasi darah.

  • Incise arteria radialis
    Bila terpaksa, dapat dilakukan pengirisan pada arteria radialis. Bila keluar darah secara pulsasif berarti masih ada sirkulasi darah.

Sedangkan untuk menentukan paru-paru telah berhenti bernapas perlu dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

  • Auskultasi
    Tes ini perlu dilakukan secara hati-hati dan lama. Jika perlu, dilakukan juga pada daerah laring.

  • Tes winslow
    Yaitu dengan meletakkan gelas berisi air di atas perut atau dadanya. Bila permukaan bergoyang berarti masih ada gerakan napas.

  • Tes cermin
    Yaitu dengan meletakkan kaca cermin di depan mulut dan hidung. Bila basah, berarti masih bernapas.

  • Tes bulu burung
    Yaitu dengan meletakkan bulu burung di depan hidung. Bila bergetar, berarti masih bernapas.