Apa yang dimaksud dengan materi gelap atau 'dark matter' ?

Regular matter atau materi biasa hanya menyumbang sebagian kecil dari total massa di alam semesta kita. Materi biasa adalah hal-hal yang bisa kita lihat seperti bintang, planet, batuan, awan gas dan debu. Dark Matter atau materi gelap adalah nama yang kita berikan pada sesuatu yang tidak bisa kita amati secara langsung.

Apa yang dimaksud dengan materi gelap atau ‘dark matter’ ?

Materi gelap adalah materi yang tidak dapat dideteksi dari radiasi yang dipancarkan atau penyerapan radiasi yang datang ke materi tersebut, tetapi kehadirannya dapat dibuktikan dari efek gravitasi materi-materi yang tampak seperti bintang dan galaksi.

Materi gelap diduga adalah suatu materi atau partikel yang berinteraksi sangat lemah dengan partikel lain, bahkan dengan partikel sejenisnya, serta tidak memiliki muatan elektromagnetik sehingga sulit untuk dideteksi. Salah satu hasil observasi yang menguatkan keberadaan materi gelap adalah tumbukan kluster galaksi (bullet cluster) 1E0657-558 (Clowe dkk, 2006).

Tumbukan kluster galaksi 1E0657-558
Gambar Tumbukan kluster galaksi 1E0657-558

Perkiraan tentang banyaknya materi di dalam alam semesta berdasarkan efek gravitasi selalu menunjukkan bahwa sebenarnya ada jauh lebih banyak materi daripada materi yang dapat diamati secara langsung. Terlebih lagi, adanya materi gelap dapat menyelesaikan banyak ketidakkonsistenan dalam teori dentuman dahsyat.

Sebagian besar massa di alam semesta dipercaya berada dalam bentuk ini. Menentukan sifat dari materi gelap juga dikenal sebagai masalah materi gelap atau masalah hilangnya massa, dan merupakan salah satu masalah penting dalam kosmologi modern.

Hasil observasi menunjukkan bahwa partikel-partikel penyusun alam semesta yang tampak hanya sekitar 5% dari seluruh rapat energi alam semesta 20% berupa materi gelap, 75% berupa energi gelap (dark energy)

Gambar Ilustasi materi gelap

Pertanyaan tentang adanya materi gelap mungkin tampak tidak relevan dengan keberadaan kita di bumi. Akan tetapi, ada atau tidaknya materi gelap ini dapat menentukan takdir terakhir dari alam semesta. Kita mengetahui bahwa sekarang alam semesta mengalami pengembangan karena cahaya dari benda langit yang jauh menunjukkan adanya pergeseran merah. Banyaknya materi biasa yang terlihat di alam semesta tidaklah cukup untuk membuat gravitasi menghentikan pengembangan, dan dengan demikian pengembangan akan berlanjut selamanya tanpa adanya materi gelap. Pada prinsipnya, jumlah materi gelap yang cukup di alam semesta dapat menyebabkan pengembangan alam semesta berhenti, atau kebalikannya (yang akhirnya membawa kita pada Big Crunch). Pada praktiknya, sekarang banyak anggapan bahwa gerakan-gerakan alam semesta didominasi oleh komponen lainnya, energi gelap.

Referensi : Wikipedia