Mastitis adalah infeksi yang menyerang wanita yang sedang menyusui atau menyapih anaknya. Penyakit ini dapat menimbulkan pembengkakan dan peradaangan di payudara.
Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan.
Kejadian mastitis berkisar 2-33% dari ibu menyusui dan lebih kurang 10% kasus mastitis akan berkembang menjadi abses (nanah), dengan gejala yang makin berat.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Nyeri dan bengkak pada daerah payudara, biasa pada salah satu payudara
Adanya demam > 380 C
Paling sering terjadi di minggu ke 3 - 4 postpartum
Gejala klinis
Demam disertai menggigil
Dapat disertai demam > 380C
Mialgia
Nyeri di daerah payudara
Sering terjadi di minggu ke–3 dan ke–4 postpartum, namun dapat terjadi kapan saja selama menyusui
Faktor Risiko
Primipara
Stress
Tehnik menyusui yang tidak benar, sehingga proses pengosongan payudara tidak terjadi dengan baik. (menyusui hanya pada satu posisi)
Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat menyebabkan statis dan obstruksi kelenjar payudara.
Pemakaian bra yang terlalu ketat
Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate), dapat menimbulkan trauma pada puting susu.
Terdapat luka pada payudara.
Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui.
Gambar Gejala Mastitis
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan payudara
a. payudara membengkak
b. lebih teraba hangat
c. kemerahan dengan batas tegas
d. adanya rasa nyeri
e. unilateral
f. dapat pula ditemukan luka pada payudara Pemeriksaan penunjang : -
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis klinis
Diagnosis klinis dapat di tegakkan dengan anamnesa dan pemeriksaan fisis.
Berdasarkan tempatnya, mastitis dapat dibedakan menjadi 3 macam, antara lain :
Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mammae.
Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan abses ditempat itu.
Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses antara payudara dan otot-otot dibawahnya.
Diagnosis Banding:-
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak.
Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas.
Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas
Medikamentosa
Berikan antibiotika
Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari
ATAU Eritromisin 250 mg per oral 3 x 1 sehari selama 10 hingga 14 hari
Analgetik parasetamol 3x500 mg per oral
Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
Komplikasi:
Abses mammae
Sepsis
Konseling dan Edukasi
Memberikan pengetahuan akan pentingnya ASI dan mendorong ibu untuk tetap menyusui,
Menyusui dapat dimulai dengan payudara yang tidak sakit.
Pompa payudara dapat di lakukan pada payudara yang sakit jika belum kosong setelah bayi menyusui.
Ibu dapat melakukan kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
Ibu harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari infeksi yang tidak diinginkan.
Peralatan
Lampu
Kasa steril
Sarung tangan steril
Bisturi
Kriteria Rujukan
Jika terjadi komplikasi abses mammae dan sepsis.
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam.
Sumber :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer
Referensi
Prawirohardjo, S. Saifuddin, A.B. Rachimhadhi, T. Wiknjosastro Gulardi H. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.Edisi keempat cetakan ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010: Hal 380, 652-653(Prawirohardjo, et al., 2010)
Kementerian Kesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.Jakarta: KementerianKesehatan RI. 2013.