Apa yang dimaksud dengan "manusia adalah makhuluk sosial"?

Zoon Politicon merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh Aristoteles untuk menyebut makhluk sosial.

Kata Zoon Politicon merupakan padanan kata dari kata Zoon yang berarti “hewan” dan kata politicon yang berarti “bermasyarakat”.[2] Secara harfiah Zoon Politicon berarti hewan yang bermasyarakat.

Dalam pendapat ini, Aristoteles menerangkan bahwa menusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain, sebuah hal yang membedakan manusia dengan hewan.

Sedangkan menurut Adam Smith, ia menyebut istilah mahkluk sosial dengan Homo Homini socius, yang berarti manusia menjadi sahabat bagi manusia lainnya. Bahkan, Adam Smith menyebut manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi kebutuhannya.

Sedangkan Thomas Hobbes menggunakan istilah Homini Lupus untuk menyebut manusia sebagai makhluk sosial, yang berarti manusia yang satu menjadi serigala bagi manusia lainnnya.

Apa yang dimaksud dengan “manusia adalah makhuluk sosial”?

Sebelum kita membahas terkait dengan manusia sebagai makhluk sosial, maka kita perlu sedikit memahami bagaimana manusia sebagai makhluk individu.

Manusia sebagai makhluk individu.

Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individuum, artinya yang tak terbagi. Dalam bahasa inggris individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan.

Seseorang dikatakan sebagai individu manakala memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu.

Selama manusia hidup ia tidak akan terlepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah, dan di lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai mkhluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain.

Di dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang lain. Oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain, ia malakukan sesuatu di pengaruhi faktor dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respon positif dari orang lain.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain.

Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masingmasing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman lagi dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung untuk mencari teman sesama artis lagi. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan. Pada umumnya di tengah-tengah masyarakat pasti akan bermunculnya suatu masalah atau gejala sosial.

Masalah sosial merupakan realitas sosial yang komplek sehingga sumber masalahnya juga bersifat komplek. Masalah sosial terjadi karena ada sesuatu yang “salah” dalam kehidupan sosial. Dengan demikian mendiagnosis masalah sosial berarti mencari apa dan siapa yang dianggap “bersalah” dalam realitas kehidupan sosial tersebut.

Oleh sebab itu sumber penyebab masalah dapat berasal dari level individu maupun sistem. Guna penanganan masalah sosial yang lebih komprehensif, kedua pendekatan tersebut dapat digunakan secara bersama sama dalam mendiagnosis masalah. Apabila sumber masalahnya berasal pada level sistem, maka pemecahan masalahnya tidak akan efektif jika hanya merupakan penanganan pada individu penyandang masalah.

Referensi ;

Elly M Setiadi, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Jakarta: Prenada Media Group, 2006