Apa yang dimaksud dengan Manajemen Operasi?

Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus pada proses produksi, serta memastikan pemeliharaan dan perkembangan berlangsung secara efektif dan efesien.

Apa yang dimaksud dengan Manajemen Operasi ?

Manajemen operasi dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan dan menyampaikan produk dan jasa atau pelayanan (Chase et al., 2006).

Pada perusahaan manufaktur, kegiatan produksi yang menciptakan produk biasanya cukup nyata. Hal ini dapat dilihat dari produk yang dihasilkannya. Sementara itu, dalam perusahaan yang tidak menciptakan produk yang secara fisik nampak, kegiatan produksi dirasakan tidak tepat lagi. Hal ini tidak nampak oleh masyarakat maupun pelanggan, seperti proses transformasi yang terjadi di bank, rumah sakit, maupun lembaga pendidikan.

Pengertian manajemen operasi sendiri sering kali kacau dengan pengertian penelitian operasi (operation reseach), sains manajemen (management science), dan perancangan industrial (industrial engineering). Perbedaan penting di antara istilah-istilah tersebut adalah, manajemen operasi merupakan bidang manajemen. Penelitian operasi dan sains manajemen merupakan penerapan metode kuantitatif dalam pengambilan keputusan pada semua bidang. Sedangkan perancangan industrial merupakan disiplin dalam perancangan. Manajer operasi menggunakan alat-alat dalam penelitian operasi, sains manajemen, dan perancangan industrial dalam membantu pengambilan keputusan.

Manajemen operasi juga berkaitan dengan pengelolaan semua proses individu se-efektif mungkin. Dalam fungsi operasi, keputusan manajemen dapat dibagi ke dalam keputusan strategik (jangka panjang), keputusan taktik (jangka menengah), dan keputusan perencanaan dan pengendalian operasi (jangka pendek).

Keputusan manajemen operasi pada level strategik mempengaruhi keefektifan perusahaan atau organisasi jangka panjang. Keputusan ini harus seiring dengan strategi korporasi.

Keputusan yang dibuat pada level strategik merupakan kondisi yang tetap atau merupakan patokan dalam melaksanakan kegiatan operasi jangka menengah dan jangka pendek. Perencanaan jangka menengah meliputi penjadwalan material dan tenaga kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang. Sedangkan perencanaan dan pengendalian operasi jangka pendek mencakup rencana kerja harian atau mingguan, prioritas penyelesaian pekerjaan, dan siapa yang melaksanakan kegiatan operasi tersebut.

Selanjutnya, operasi sering kali didefinisikan sebagai proses transformasi. Dalam manajemen operasi dilakukan proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Input dapat meliputi bahan baku, pelanggan, atau produk yang berasal dari sistem lain. Proses transformasi dapat dikategorikan sebagai fisikal (dalam perusahaan manufaktur), lokasi (seperti perusahaan transportasi), pertukaran (seperti pada usaha retail), penyimpanan (seperti penggudangan), fisiologikal (seperti dalam perawatan kesehatan), dan informasional (seperti dalam perusahaan telekomunikasi). Peran operasi adalah menciptakan nilai. Proses transformasi dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan sepanjang rantai nilai (value chain) dari pemasok ke pelanggan.

Proses transformasi dipaparkan pada Gambar dibawah ini.

image
Gambar Operasi Sebagai Fungsi Transformasi. Sumber: Russell & Taylor, 2009

Manajer operasi merupakan bagian dari organisasi yang membuat barang dan penyampaian pelayanan kepada pelanggan. Manajemen operasi yang efektif dan efisien adalah penting bagi kesuksesan organisasi dengan mendukung dan mengembangkan keunggulan bersaing (Johnston, 1994).

Manajemen operasi juga merupakan subyek yang disebut sebagai manajemen produksi atau operasi yang merupakan pengetahuan, pengalaman, dan teknik. Beberapa hal yang menjadi tanggung jawab bidang operasi misalnya desain proses, tata letak, perencanaan produksi, pengendalian persediaan, pengendalian dan pengelolaan kualitas, perencanaan kapasitas, dan manajemen kerja.

Source : https://thumbs.dreamstime.com/z/operations-management-chart-keywords-icons-49748441.jpg

Operation Management


Jika anda tertarik untuk mulai berbisnis dengan membuka perusahaan maupun organisasi yang bersifat benefit, maka hal pertama hal yang harus anda lakukan adalah mempelajari tentang operation management atau manajemen operasional. Manajemen operasional merupakan suatu bidang multi disiplin yang berfokus pada pengelohaan semua aspek operasi organisasi.[1]

Menurut Departemen Amerika Serikat, manajemen operasi adalah bidang yang bersangkutan dengan mengelola dan mengarahkan fungsi fisik dan atau teknis dari perusahaan atau organisasi, terutama yang berkaitan dengan pengembangan produk, produksi, dan manufaktur. program manajemen operasi biasanya mencakup instruksi dalam prinsip-prinsip manajemen umum, manufaktur dan produksi sistem, manajemen pabrik, peralatan manajemen pemeliharaan, pengendalian produksi, hubungan kerja industrial dan pengawasan perdagangan terampil, kebijakan manufaktur strategis, analisis sistem, analisis produktivitas dan pengendalian biaya, dan bahan perencanaan.[2]

Untuk lebih singkatnya aspek yang paling mendasar yang harus kita tahu yaitu aspek tentang produksi, pemasaran maupun pendanaan. Semua aspek ini merupakan suatu hal yang paling fundamental dalam kelangsungan suatu perusahaan maupun organisasi untuk bisa survive di dunia bisnis.

Dengan mempelajari aspek produksi kita dapat mengetahui bahan apa saja yang dapat di beli dengan harga yang lebih murah dan bagaimana cara untuk meminimalisir dana produksi sehingga tidak memberatkan harga jual. Setelah itu untuk aspek pemasaran hal ini juga sangat penting dikarenakan bagaimana cara kita bisa tahu apa yang sedang menjadi trending pada masyarakat luas dan apa yang menjadi minat masyarakat yang akan dijadikan sasaran dari produk tersebut. Setelah itu untuk yang terakhir yaitu tentang pendanaaan atau pencarian investor.

Dalam hal ini kita harus pandai dalam mempresentasikan kelebihan dari project kita sehingga para investor mudah untuk didapatkan. Setelah itu Untuk lebih singkatnya aspek yang paling mendasar yang harus kita tahu yaitu aspek tentang produksi, pemasaran maupun pendanaan. Semua aspek ini merupakan suatu hal yang paling fundamental dalam kelangsungan suatu perusahaan maupun organisasi untuk bisa survive di dunia bisnis.

Untuk sebagian besar, orang yang berperan dalam Operation Management dikenal dengan sebutan Manajer Operasional. Dalam bisnis berorientasi layanan, orang yang bertanggung jawab untuk peran manajer operasi sering disebut dengan nama lain, salah satu yang membahas layanan yang ditawarkan. Contohnya termasuk manajer proyek, konsultan, pengacara, akuntan, manajer kantor, manajer datacenter, dll. [3]

Sejarah


Sejarah produksi dan sistemoperasi dimulai sekitar 5000 SM ketika imam Sumeria mengembangkan sistem kuno pencatatan persediaan, pinjaman, pajak, dan transaksi bisnis. Aplikasi sejarah utama berikutnya dari sistem operasi terjadi di 4000 SM.ini merupakan waktu disaat orang Mesir mulai menggunakan perencanaan, organisasi, dan kontrol dalam proyek-proyek besar seperti pembangunan piramida.1100 SM, dimulai di cina dan sekitar 370 SM, Xenophon menggambarkan keuntungan dari membagi berbagai operasi yang diperlukan untuk produksi sepatu antara individu-individu yang berbeda di Yunani kuno. [4][5]

Tujuan


Tujuan utama [6] dari operation management yaitu menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien sehingga dapat memaksimalakan laba yang kita dapat dan meminimalisir pengeluaran.

Kunci masalah utama dalam suatu manajemen organisasi

Dalam belajar manajemen organisasi kita harus tau kunci utama apa yang harus kita kuasai dalam manajemen operasi, yaitu :

  1. Designing System
    Maksud dari designing system di sini yaitu merancang sistem dengan mulai mengembangkan produk. Sedangkan untuk pengebangan produk itu sendiri kita harus tau apa yang sedang dibutuhkan oleh pasar dan juga tren saat ini. Setelah mengetahui produk apa yang ingin kita buat lalu kita membuat rincian tentang produk tersebut dimulai dari dana, kebutuhan sdm maupun sda dan bagaimana cara controlling terhadapat suatu sistem sehingga produk dapat selesai tepat waktu. Jika produk telah selesai maka hal terakhir yang kita butuhkan yaitu Desain Produk yang digunakan untuk menjadi cara menarik minat pelanggan.[7]

  2. Implementasi
    Implementasi merupakan suatu hal yang kita terapkan atau lakukan ketika kita sudah mentukan desain produk. Namun dalam penerapannya implementasi masih susah untuk dilakukan dikarenakan banyaknmya terjadi penyimpangan dalam suatu perusahaan dan organisasi. Sehingga apabila kita ingin membuat suatu operation management yang sukses kita harus membuat suatu aturan yang membuat implementasi berjalan dengan lancar.Dan yang terpenting dari implementasi ini yaitu sikap fleksibel dalam menghadapi suatu masalah.[8]

  3. Planning and Forecasting
    Untuk membuat suatu sistem produksi yang efisien dibutuhkan banyak rencana.
    Rencana yang kita bicarakan disini yaitu rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang. Masing – masing rencana memiliki fungsi masing masing dalam menghadapi suatu masalah yang akan datang. Untuk kompleksitas rencana,rencana jangka panjang lebih unggul dikarenakan melibatkan para tenaga kerja, mengembangkan program pelatihan, bekerja sama dengan pemasok untuk meningkatkan kualitas produk, meningkatkan sistem pengiriman, dan menentukan jumlah bahan untuk memesan secara agregat. Sedangkan untuk rencana jangka pendek berfungsi dalam perencanaan produksi untuk pesanan pekerjaan tertentu (yang akan melakukan pekerjaan, peralatan apa yang akan digunakan, yang bahan akan dikonsumsi, ketika pekerjaan akan dimulai dan berakhir, dan transportasi yang akan digunakan untuk mengirim produk. [9]

  4. Managing The System
    Managing The System merupakan suatu proses yang melibatkan banyak orang dalam proses partisipasi guna meningkatkan kinerja organisasi. Manajemen partisipatif dan kerja sama tim merupakan bagian penting dari operasi yang sukses, seperti kepemimpinan, pelatihan, dan budaya. Selain itu, manajemen material dan kualitas adalah dua bidang utama manajemen concern.Material termasuk keputusan mengenai pengadaan, kontrol, penanganan, penyimpanan, dan distribusi bahan. manajemen material menjadi lebih penting karena, dalam banyak organisasi, biaya bahan baku yang dibeli terdiri lebih dari 50 persen dari total biaya produksi. Pertanyaan tentang jumlah dan waktu pesanan bahan perlu ditangani di sini juga ketika perusahaan mempertimbangkan kualitas berbagai pemasok.[10]

Strategic Versus Tactical Operations Decision[11]

Keputusan operasi merupakan keputusan yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan suatu organisasi. Setiap keputusan memiliki kelebihan masing dan kekurangan masing masing yang membuat adanya suatu Strategic and Tactical Operations Decisions.

Untuk Strategic Operation Decision merupakan suatu keputusan strategis yang digunakan untuk jangka panjang dengan ketentuan :

  1. Keputusan lokasi fasilitas,
  2. Jenis teknologi yang akan digunakan dalam produksi,
  3. Menentukan bagaimana jumlah tenaga kerja dan peralatan yang terorganisir,
  4. Mentukan waktu yang diperlukan organisasi untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Sedangkan untuk Tactical Operation dcision merupakan suatu keputusan yang digunakan untuk jangka pendek dengan ketentuan :

  1. penjadwalan tenaga kerja,
  2. membangun prosedur jaminan kualitas,
  3. kontrak dengan vendor,
  4. mengelola persediaan,
  5. keputusan operasi strategis dan taktis menentukan seberapa baik organisasi dapat mencapai tujuannya. Mereka juga memberikan kesempatan bagi organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang unik yang menarik dan mempertahankan pelanggan

keputusan operasi strategis dan taktis menentukan seberapa baik organisasi dapat mencapai tujuannya. Mereka juga memberikan kesempatan bagi organisasi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang unik yang menarik dan mempertahankan pelanggan.

Organisasi tentang Operation management[12]

  • Association for Operations Management (APICS) yang mendukung Produksi dan Manajemen Persediaan Journal
  • European Operations Management Association (EurOMA) yang mendukung International Journal of Operations & Manajemen Produksi
  • Production and Operations Management Society (POMS) yang mendukung jurnal Produksi dan Manajemen Operasi
  • Institute for Operations Research and the Management Sciences (INFORMS)
  • The Manufacturing and Service Operations Management Society (MSOM) of INFORMS yang mendukung jurnal Manajemen Manufacturing & Service Operations
  • Institute of Operations Management (UK)
  • Association of Technology, Management, and Applied Engineering (ATMAE)

Ringkasan

Operation Sytem merupakan hal yang sangat fundamental bagi setiap organisasi, tidak ada terkecuali termasuk bidang IT. Dengan adanya Operation System perusahaan IT sekarang telah berkembang pesat yang mengakibatkan zaman Industri berubah zaman menjadi zaman TI.

Referensi
  1. http://www.inc.com/encyclopedia/operations-management.html
  2. CIP 2000 - CIP Lookup to Occupational Crosswalks
  3. Lester, Tom. “Why Manufacturers Must Take Advantage of Design Counsel Co-operation Between Managers and Designers Holds the Key to the Success of a Product and Even of the Company Behind It.” The Financial Times. 27 February 2006.
  4. Friedrick Klemm, A history of Western Technology, Charles Scribner’s Sons 1959 in D. A. Wren and A. G. Bedeian, The Evolution of Management Thought, Wiley 2009
  5. Xenophon, Cyropedia, Book VIII, Delphi Classics
  6. https://www.boundless.com/business/textbooks/boundless-business-textbook/operations-management-10/introduction-to-operations-management-69/operations-management-327-7790/
  7. Ruffini, Frans A. J., Harry Boer, and Maarten J. Van Riemsdijk. “Organization Design in Operations Management.” International Journal of Operations and Production Management. July 2000.
  8. Sharma, Anand, and Patricia E. Moody. The Perfect Engine: Driving Manufacturing Breakthroughs with the Global Production System. Simon and Schuster, 2001
  9. Magnuson Coe, Thomas. Electronic Supply Chain Collaboration for Small Job Shop Manufacturers. Universal Publishers, March 2005.
  10. Nie, Winter. “Waiting: Integrating Social and Psychological Perspectives in Operations Management.” Omega. December 2000.
  11. https://www.boundless.com/business/textbooks/boundless-business-textbook/operations-management-10/introduction-to-operations-management-69/operations-management-327-7790/
  12. Operations management - Wikipedia

Terdapat beberapa pengertian manajemen operasional menurut para ahli sebagai berikut :

  1. Menurut Heizer dan Render (2009), manajemen operasional adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output.

  2. Menurut Herjanto (2008), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.

  3. Menurut Handoko (2003), manajemen operasional adalah usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor produksi) – tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya – dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.

Dari beberapa pendapat-pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan manajemen operasional merupakan serangkaian aktivitas dalam pembuatan barang atau jasa melalui proses pengubahan input menjadi output yang bernilai untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan membuat barang dan jasa terjadi di semua sektor organisasi.

Kegiatan produksi membuat barang sangat jelas terlihat di perusahaan manufaktur, di mana kita dapat melihat pembuatan barang-barang nyata seperti televisi. Sedangkan pada organisasi-organisasi lain yang tidak memproduksi barang nyata, fungsi produksi mungkin tidak terlalu terlihat, seperti transaksi yang terjadi di bank dan kantor. Untuk dapat melaksanakan operasi dengan baik, suatu perusahaan memerlukan manajemen yang berguna untuk membuat keputusan-keputusan dalam upaya pengaturan dan pengoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi.

Heizer dan Render lebih lanjut mengatakan bahwa ada 4 alasan mempelajari Manajemen Operasi (MO), yaitu :

  1. Manajemen Operasi adalah satu dari tiga fungsi utama setiap organisasi (Pemasaran, Operasi, dan Keuangan) dan juga sangat berhubungan dengan fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi menjual, menghitung, dan memproduksi sehingga sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas manajemen operasi berjalan. Untuk itu pula, kita mempelajari bagaimana orang-orang mengorganisasikan diri mereka untuk perusahaan yang produktif.

  2. Kita mempelajari Manajemen Operasi (MO) karena kita ingin tahu bagaimana cara memproduksi barang dan jasa. Fungsi produksi adalah bagian dari masyarakat kita yang membuat produk yang kita gunakan.

  3. Kita mempelajari Manajemen Operasi (MO)karena ini adalah bagian termahal dari suatu organisasi. Sebagian besar persentase pendapatan dari kebanyakan perusahaan digunakan untuk aktivitas MO dan menyediakan kesempatan yang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan keuntungan dan memperbaiki pelayanan mereka kepada masyarakat.

  4. Kita mempelajari Manajemen Operasi (MO) adalah agar kita memahami apa yang dilakukan oleh manajer operasi. Dengan begitu, kita dapat turut mengembangkan ilmu serta keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi seorang manajer operasi dan membuka pandangan kita untuk melihat kesempatan berkarir di bidang Manajemen Operasi (MO).

Jay Heizer dan Barry Render (2005) mengartikan manajemen operasi sebagai serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Pangestu Subagyo (2000) mengartikan manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi atau operasi agar dapat dilakukan secara efisien.

Adapun Eddy Herjanto (2003) mengartikan manajemen operasi dan produksi adalah sebagai proses yang secara berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.

Manajemen operasi menurut Richard L. Daft (2006) adalah bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi.

Menurut Soentoro Ali Idris (2000), manajemen operasi berasal dari konsep manajemen produksi yang menyangkut masalah produksi produk real. Dengan demikian, operasi (operation) merupakan proses transformasi dari input menjadi output yang mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan dengan inputnya. Menurut Assauri (1999), manajemen operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengoordinasikan penggunaan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.

Manajemen operasi menurut Handoko (1984) merupakan pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan, pembaharuan, pengoperasian, dan pengawasan sistem-sistem produktif. Menurut Fugarty (1989), manajemen operasi adalah suatu proses yang secara berkesinambungan (continue) dan efektif menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen produksi dan operasi merupakan serangkaian proses dalam menciptakan barang, jasa, atau kegiatan yang mengubah bentuk dengan menciptakan atau menambah manfaat suatu barang atau jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Komponen-komponen Manajemen Operasi


Untuk memahami pengertian manajemen operasi lebih jauh, kita dapat melihat komponen-komponen pembentuknya, yaitu sebagai berikut.

1) Aktivitas Manajemen

Manajemen adalah siklus kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan perbaikan. Pengertian umum manajemen mengandung kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan lebih tepat jika digunakan dalam konteks organisasi secara menyeluruh.

2) Konsep IPO

Input-Proses-Output (IPO) menjadi inti dari aktivitas manajemen. Setiap proses pasti memiliki input dan output. Input dapat berupa material, bahan baku, komponen, bahan bakar, uang, tenaga kerja, jam orang, waktu atau sumber daya lainnya. Output merupakan hasil dari proses yang dicirikan dengan adanya nilai yang bertambah dari input yang diterima. Proses dikatakan baik jika mampu memberi nilai tambah pada input yang diterima.

Terlepas hasil aktivitas evaluasi terhadap proses menyatakan baik atau tidak, adanya indikator proses dapat menjadi pemicu aktivitas perbaikan. Hasilnya diharapkan setiap proses dapat menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih murah dan/atau lebih aman.

3) Indikator Proses

Indikator proses diturunkan dari tipikal kebutuhan industri, yaitu sebagai berikut.

  • Quality adalah kualitas yang dapat diterjemahkan sebagai upaya membuat produk dengan lebih baik dari kondisi sebelumnya atau lebih baik dalam pemenuhan spesifikasi.

  • Cost ditujukan sebagai ukuran biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proses. Suatu proses semakin baik apabila memerlukan biaya lebih murah dengan output yang sama.

  • Delivery/responsif, dimaksudkan sebagai kecepatan perusahaan mengantarkan barang dan jasanya kepada pelanggan. Suatu proses semakin baik jika dapat melakukannya lebih cepat, termasuk ke dalam pengertian responsif adalah fleksibilitas perusahaan dalam membuat barang dan jasa yang dibutuhkan pelanggan.

  • Safety, dimaksudkan untuk menyatakan tingkat keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan dan diperluas hingga keamanan dampak proses bagi lingkungan. Proses yang lebih aman harus terus diupayakan dalam perbaikan proses.

4) Efisiensi dan Efektivitas

Efisiensi adalah ukuran tingkat penggunaan sumber daya dalam suatu proses. Semakin hemat/sedikit penggunaan sumber daya, prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih murah dan lebih cepat. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.

Efektivitas adalah ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses. Semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses, proses tersebut semakin efektif. Proses yang efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih baik dan lebih aman.

Pengertian Manajemen Operasi dan Produksi


Manajemen produksi operasi merupakan salah satu fungsi penting dalam perusahaan (organisasi), selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan akuntansi atau akuntansi keuangan yang menghasilkan produk (barang dan jasa). Menurut Sofjan Assauri (2004), “Manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutillisasian sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.”

Menurut Lee J. Krajewski dan Lary P. Ritman (2002), “The term operations manajemen refers to the direction and control of the process that transform inputs into product and service.” Jay Heizer dan Barry Render (2001) mengemukakan tentang manajemen operasi sebagai serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen produksi operasi adalah proses pencapaian tujuan organisasi melalui pengarahan dan pengendalian serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki untuk mengubah input menjadi output barang dan jasa.

Fungsi terpenting dalam produksi dan operasi meliputi hal-hal berikut ini.

  1. Proses pengolahan merupakan metode yang digunakan untuk pengelohan masukan.

  2. Jasa penunjang merupakan sarana berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

  3. Perencanaan merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan pada waktu atau periode tertentu.

  4. Pengendalian atau pengawasan merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan penggunaan dan pengolahan masukan pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

Schroeder (1994) memberikan penekanan terhadap definisi kegiatan produksi dan operasi pada tiga hal, yaitu:

  1. pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa;
  2. adanya sistem peran formasi yang menghasilkan barang dan jasa;
  3. adanya pengambilan keputusan sebagai elemen yang penting dari manajemen operasi.

Tujuan dan Ruang Lingkup Manajemen Operasi


  • Tujuan Manajemen Operasi

Menurut Zulian Yamit (2003), karakteristik dari sistem manajemen operasi adalah sebagai berikut.

  1. Mempunyai tujuan menghasilkan barang dan jasa, yaitu sesuai dengan hal-hal yang telah direncanakan sebelum proses produksi dimulai.

  2. Mempunyai kegiatan proses transformasi, yaitu memproduksi atau mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.

  3. Adanya mekanisme yang mengendalikan pengoperasian, yaitu menciptakan beberapa jenis nilai tambah, sehingga keluarannya lebih berharga bagi konsumen daripada jumlah masukannya.

  • Ruang Lingkup Manajemen Operasi

Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen operasi, yaitu sebagai berikut.

  1. Aspek struktural, yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi komponen yang membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu sama lain.

  2. Aspek fungsional, yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen serta organisasi komponen struktural ataupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan, pengendalian, dan perbaikan agar diperoleh kinerja optimum.

  3. Aspek lingkungan, memberikan dimensi lain pada sistem manajemen operasi yang berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang terjadi di luar sistem.

Ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan pengoperasian sistem operasi, pemilihan serta penyiapan sistem operasi yang meliputi keputusan tentang:

  1. perencanaan output,
  2. desain proses transformasi,
  3. perencanaan kapasitas,
  4. perencanaan bangunan pabrik,
  5. perencanaan tata letak fasilitas,
  6. desain aliran kerja,
  7. manajemen persediaan,
  8. manajemen proyek,
  9. skeduling,
  10. pengendalian kualitas,
  11. keandalan kualitas dan pemeliharaan.

Aspek-aspek Manajemen Operasi


Menurut Krajewsky dan Ritsman (1987), dalam Zulian Yamit, memberikan tiga aspek dalam manajemen operasi, yaitu:

  1. manajemen operasi dilihat dari segi fungsi;
  2. manajemen operasi dilihat dari segi profesi;
  3. manajemen operasi dilihat dari segi pengambilan keputusan.

Perbedaan Antara Manajemen Produksi dan Manajemen Operasi


Pada hakikatnya perkembangan manajemen produksi berasal dari era produksi, yaitu ketika produksi merupakan kegiatan penciptaan produk (barang dan jasa). Akan tetapi, scope era produksi terlalu sempit, sehingga dalam operasionalnya pihak perusahaan memerlukan peran manajemen. Pada akhirnya produksi berubah menjadi manajemen produksi, yaitu scope penciptaan produk (barang dan jasa akan lebih luas).

Dalam konteks lain, manajemen produksi merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan semua aktivitas yang dilakukan para manajer untuk membantu perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Di samping itu, manajemen operasi juga merupakan area khusus karena fungsi manajemen dapat mengubah atau mentransformasi sumber menjadi barang dan jasa.

Terkait dengan hal itu, pengorganisasian untuk menghasilkan barang dan jasa, dapat dilakukan melalui tiga fungsi, antara lain:

  1. fungsi pemasaran: yang membuat adanya permintaan atau mendapat pesanan untuk pembuatan barang dan jasa;

  2. fungsi produksi/operasi: yang menghasilkan barang/jasa;

  3. fungsi keuangan/akuntansi: yang membayar seluruh kegiatan pembuatan barang/jasa. Perubahan input (masukan) menjadi output (keluaran) melalui fungsi transformasi.

Proses produksi atau proses operasi pada hakikatnnya merupakan proses perubahan masukan menjadi keluaran. Berbagai bentuk barang atau jasa yang dikerjakan banyak sekali sehingga macam-macam proses yang ada juga menjadi banyak.

Menurut Pangestu Subagyo (2000), proses produksi dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

  1. Proses Produksi Terus-menerus
    Proses produksi yang terus-menerus atau continous adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam barang yang dikerjakan. Proses produksi continous disebut sebagai proses produksi yang fokus pada produk atau product focus. Oleh karena itu, setiap produk disediakan fasilitas produk tersendiri yang meletakkannya serta disesuaikan dengan urutan proses pembuatan produk.

  2. Proses Produksi Terputus-putus
    Proses produksi yang terputus-putus atau intermittent digunakan untuk pabrik yang mengerjakan barang dengan jumlah sedikit. Hal itu dapat dikatakan bahwa proses produksi terputus-putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan. Oleh karena itu, tidak mungkin mengurutkan letak mesin sesuai dengan urutan proses pembuatan barang. Proses produksi terputus-putus disebut sebagai proses produksi yang berfokus pada proses atau process focus.

  3. Proses Intermediate
    Dalam kenyataannya, kedua proses produksi di atas tidak sepenuhnya berlaku. Kedua hal tersebut merupakan campuran dari keduanya. Hal ini disebabkan macam barang yang dikerjakan berbeda, tetapi macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap macamnya banyak. Proses produksi yang memiliki unsur continous dan ada pula unsur intermittent, proses ini disebut sebagai proses intermediate. Arus barang biasanya campuran, tetapi untuk beberapa kelompok barang sebagian arusnya sama.

Manajemen produksi lebih merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengoordinasikan penggunaan sumber daya seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya laut, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efesien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Produksi merupakan penciptaan atau penambahan nilai suatu barang, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehinga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Berdasarkan kondisi keputusan yang harus diambil, pengambilan keputusan dalam manajemen produksi dibedakan menjadi pengambila keputusan atas peristiwa yang pasti, pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung risiko, pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti, pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.

Adapun manajemen operasi merupakan satu fungsi manajemen selain manajemen pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia yang sangat penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan. Bidang ini berkembangan sangat pesat, terutama dengan lahirnya inovasi dan teknologi baru yang diterapkan dalam praktik bisnis. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang sudah melirik dan menjadikan aspek-aspek dalam manajemen operasi sebagai salah satu senjata strategis untuk bersaing dan mengungguli kompetitornya.

Dengan demikian, manajemen produksi dan manajemen operasi saling berkaitan. Manajemen produksi mengatur jalannya pembuatan produk (finish good), sedangkan manajemen operasi adalah orangorang yang mengatur jalannya sumber atau bahan menjadi produk jadi. Dalam manajemen produksi menggambarkan semua aktivitas dalam menciptakan produk baru bagi perusahaan, sendangkan manajemen operasi lebih kepada orang yang memikirkan perubahan atau transformasi dari bahan mentah menjadi barang jadi. Oleh karena itu, di suatu perusahaan hendaknya menggunakan kedua manajemen ini agar produk yang dihasilkan maksimal.

Referensi

Rusdiana.2014.Manajemen Operasi.Bandung : CV Pustaka Setia.

Menurut Stevenson dan Chuong (2014), dijelaskan bahwa manajemen operasi merupakan manajemen dari bagian operasi yang bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa. Menurut Russel dan Taylor (2011), manajemen operasi sering didefinisikan sebagai proses transformasi Input (seperti bahan, mesin, tenaga kerja, manajemen, dan modal diubah menjadi output (barang dan jasa).

Dan menurut Chase, Aquilano, dan Jacobs (2006) mengatakan manajemen operasi didefinisikan sebagai desain, operasi, dan perbaikan sistem yang menciptakan produk dan layanan utama perusahaan. Manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan produksi atau pembuatan barang dan jasa atau kombinasinya melalui proses transformasi dari input sumber daya produk menjadi output yang diinginkan.

Keputusan Strategis Manajemen Operasional

Menurut Haizer dan Render (2011) terdapat sepuluh keputusan strategis dalam Manajemen Operasional yaitu:

  1. Desain barang dan jasa: menjelaskan apa yang diperlukan dari kegiatan operasi pada masing-masing keputusan manajemen operasi. Misalkan, desain produk biasanya menentukan batas bawah dari biaya dan batas atas dari kualitas.

  2. Pengelolaan kualitas: menentukan ekspektasi kualitas dari pelanggan dan membuat kebijakan serta prosedur untuk mengidentifikasikan dan mencapai kualitas tersebut.

  3. Desain proses dan kapasitas: menentukan seberapa baik barang dan jasa dihasilkan dan menjalankan manajemen terhadap teknologi, kualitas, SDM dan investasi modal yang spesifik yang menentukan struktur biaya dasar perusahaan.

  4. Pemilihan lokasi: mentukan dimana lokasi perusahaan akan beroperasi dengan penilaian terkait kedekatan dengan pelanggan dan pemasok sementara mempertimbangkan mengenai biaya, infrastruktur, dan aturan pemerintah.

  5. Perancangan tata letak: menentukan tata letak fasilitas kerja yang dapat menunjang dan memperlancar proses kerja.

  6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan: menentukan bagaimana cara untuk merekrut, memotivasi dan mempertahankan personel dengan bakat dan kemampuan yang dibutuhkan.

  7. Manajemen rantai pasokan: menentukan bagaimana mengintegrasikan rantai pasokan ke dalam strategi perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang menentukan apa yang dibeli, dari siapa dan dengan persyaratan apa.

  8. Persediaan: menetukan keputusan pemesanan dan penyediaan persediaan dengan mempertimbangkan kapabilitas pemasok dan jadwal produksi.

  9. Penjadwalan: menentukan dan menerapkan jadwal jangka waktu menengah dan pendek yang secara efektif dan efisien baik karyawan maupun fasilitas, sementara memenuhi permintaan pelanggan.

  10. Pemeliharaan: menentukan siapa yang dapat bertanggung jawab dalam melakukan pemiliharan agar kualitas tetap terjaga.