Apa yang dimaksud dengan Manajemen Kesan atau Impression Management?

kesan

Apa yang dimaksud dengan manajemen kesan? Bagaimana seharusnya kita mengolah kesan?

Impression management menjelaskan mengenai bagaimana seseorang berkomunikasi menggunakan isyarat non verbal untuk membantu mendapatkan impresi yang diinginkan. Impression management adalah proses saat seorang individu berusaha mengontrol persepsi orang lain terhadapnya. Impression management juga merupakan usaha sadar atau tidak sadar untuk mengontrol image yang diproyeksikan dalam interaksi sosial yang nyata maupun yang diimajinasikan.

Impression management cenderung merupakan tindakan menutupi kenyataan diri yang sebenarnya, demi mendapatkan keuntungan dari orang lain. Dengan kata lain, jika seseorang menampilkan kesan positif kepada orang lain, belum tentu orang tersebut benar-benar memiliki sifat atau kepribadian positif seperti yang ia tampilkan. Sesungguhnya orang yang melakukan impression management memahami bahwa hanya kesan yang bernilai positif saja yang dapat mendatangkan keuntungan dari orang lain.

Menurut Erving Goffman, manusia secara sadar berusaha menampilkan dirinya kepada orang lain sebaik mungkin yang disebut sebagai presentasi diri (self-presentation). Para pengguna internet mempunyai kontrol dalam menggunakan fitur-fitur komunikasi yang ada pada konten media untuk membentuk penampilan dan perilakunya di lingkungan internet. Fitur-fitur komunikasi ini yang membedakan presentasi diri individu di lingkungan sosial internet dan di lingkungan sosial fisik. Presentasi diri individu cenderung disesuaikan dengan posisi dan berbagai peran individu dalam masyarakat (Trenholm dan Jensen, 1996).

Leary (1994) menyebutkan bahwa:

to make a good impression is often to gain social and material rewards. We also makes impression to other to feel better about ourselves, even to become more secure in our social indentities” .

Pembentukan sebuah kesan yang baik terkadang untuk meraih penghargaan secara sosial maupun material, untuk memberikan perasaan yang lebih baik tentang diri kita, bahkan untuk merasa lebih nyaman di dalam identitas sosial kita.

Lebih jauh lagi Leary mengungkapkan bahwa:

for some people, making a good impression is a way of life. By continually monitoring their own behavior and noting how others react,they adjust their social performance when it’s not haing the desired effect”.

Robbins (2003) menjelaskan bahwa manajemen kesan merupakan proses yang ditempuh individu untuk mengendalikan kesan orang lain terhadap dirinya. Dalam Manajemen Kesan, keinginan atau tuntutan dibuat sedemikian rupa agar hal tersebut dipersepsikan secara positif oleh orang lain akan manfaat dari keinginan dan tuntutan itu bagi orang-orang dalam organisasi dan lingkungan (formal dan non formal).

Kategori Manajemen Kesan

Ada dua kategori manajemen kesan yaitu manajemen kesan bertahan (defensive) dan manajemen kesan ketegasan (assertive) dari berbagai penelitian dalam Chen & Fang (2008).

  1. Strategi bertahan digunakan untuk merespon kinerja yang lemah, misalnya penilaian, alasan dan permohonan maaf.

  2. Strategi ketegasan digunakan untuk membuat reputasi khusus kepada target pendengar yang spesifik dan tidak selalu bereaksi atas situasi permintaan. Wayne and Liden, 1995 (dalam Chen & Fang, 2008).

Taktik Manajemen Kesan


Dalam Chen & Fang, (2008), Wayne & Liden, merumuskan manajemen kesan ada tiga yaitu :

  1. Supervisor – focus tactics berpusat pada perilaku dan pernyataan lisan yang ditujukan kepada supervisor.

  2. Self – fokus tactics merupakan karakteristik dari perilaku untuk menciptakan kesan bawahan yang menyenangkan dan orang yang sopan.

  3. Job – focus tactics terdiri dari perilaku dan pernyataan lisan yang berhubungan dengan penilaian kinerja individu. Dapat dikatakan, individu menggunakan taktik ini untuk memanipulasi informasi yang berhubungan dengan penilaian kinerja untuk mendapan kesan yang positif dari supervisor.

Teknik manajemen kesan

Teknik manajemen kesan antara lain: ( Robbins 2003)

  1. Kecocokan.
    Setuju dengan pendapat orang lain dengan harapan mendapat persetujuan darinya.

  2. Alasan.
    Menjelaskan suatu kejadian yang dapat diperkirakan dengan maksud meminimalkan kekerasan yang nyata pada perkiraan.

  3. Permintaan Maaf.
    Bentuk tanggung jawab atas peristiwa yang tidak dikehendaki dan selalu mencoba meminta maaf atas tindakannya.

  4. Aklamasi.
    Penjelasan peristiwa yang mungkin untuk meminimalkan hasrat yang berdampak pada orang lain.

  5. Bujukan.
    Pujian pada orang lain tentang kebaikan supaya kelihatan pengertian dan menyukainya.

  6. Kemurahan.
    Mengerjakan sesuatu untuk kebaikan orang lain untuk mencapai persetujuan.

  7. Assosiasi.
    Meningkatkan atau melindungi pendapat orang lain dengan mengelola informasi tentang orang dan sesuatunya dengan yang lain diasosiasikan.