Apa yang dimaksud dengan Luka Bakar ?

Luka bakar adalah sejenis cedera pada daging atau kulit yang disebabkan oleh panas, listrik, zat kimia, gesekan, atau radiasi. Luka bakar yang hanya mempengaruhi kulit bagian luar dikenal sebagai luka bakar superfisial atau derajat I. Bila cedera menembus beberapa lapisan di bawahnya, hal ini disebut luka bakar sebagian lapisan kulit atau derajat II. Pada Luka bakar yang mengenai seluruh lapisan kulit atau derajat III, cedera meluas ke seluruh lapisan kulit. Sedangkan luka bakar derajat IV melibatkan cedera ke jaringan yang lebih dalam, seperti otot atau tulang.

Apa yang dimaksud dengan Luka Bakar ?

Luka bakar (burn injury) adalah kerusakan kulit yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

Pada luka bakar derajat I paling sering disebabkan sinar matahari. Pasien hanya mengeluh kulit teras nyeri dan kemerahan. Pada luka bakar derajat II timbul nyeri dan bula.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

  1. Luka bakar derajat I, kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superfisial), kulit hanya tampak hiperemi berupa eritema dengan perabaan hangat, tidak dijumpai adanya bula, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.
    Gambar 11.37 Luka bakar dangkal (superfisial).
    Pada daerah badan dan lengan kanan, luka bakar jenis ini biasanya memucat dengan penekanan

  2. Luka bakar derajat II
    Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. Terdapat bula yang berisi cairan eksudat dan nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik yang teriritasi.

    Dibedakan atas 2 bagian :

    • Derajat II dangkal/superficial (IIA). Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis.

    • Derajat II dalam/deep (IIB). Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel masih sedikit. Organ-oran kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea tinggal sedikit sehingga penyembuhan terjadi lebih dari satu bulan dan disertai parut hipertrofi.

Luka Bakar Superficial Partial Thickness (IIa)
Gambar Luka Bakar Superficial Partial Thickness (IIa). Memucat dengan penekanan, biasanya berkeringat

Luka Bakar Deep Partial Thickness (IIb)
Gambar Luka Bakar Deep Partial Thickness (IIb). Permukaan putih, tidak memucat dengan penekanan

Pemeriksaan Penunjang : -
Pemeriksaan darah lengkap : -

Menentukan luas luka bakar berdasarkan rumus “[rule of nine](rule of ninehttps://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-rule-of-nine-combutio-luka-bakar/6381)

Luas luka bakar “Rule of nine”
Gambar Luas luka bakar “Rule of nine”

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis luka bakar derajat I atau II berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kriteria berat ringannya luka bakar dapat dipakai ketentuan berdasarkan American Burn Association, yaitu sebagai berikut:

  1. Luka Bakar Ringan
    a. Luka bakar derajat II < 15%
    b. Luka bakar derajat II < 10% pada anak-anak
    c. Luka bakar derajat III < 2%

  2. Luka Bakar Sedang
    a. Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa
    b. Luka bakar II 10-25% pada anak-anak
    c. Luka bakar derajat III < 10%

  3. Luka Bakar Berat
    a. Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa
    b. Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak
    c. Luka bakar derajat II 10% atau lebih
    d. Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia/perinerium
    e. Luka bakar dengan cedera inhalasi, disertai trauma lain.

Penatalaksanaan (Plan)

Penatalaksanaan

  1. Luka bakar derajat 1 penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.

  2. Penatalaksanaan luka bakar derajat II tergantung luas luka bakar.
    Pada penanganan perbaikan sirkulasi pada luka bakar dikenal beberapa formula, salah satunya yaitu Formula Baxter sebagai berikut:

    1. Hari Pertama:
      Dewasa : Ringer Laktat 4 cc x berat badan x luas bakar per 24 jam Anak : Ringer Laktat : Dextran = 17 : 3 2 cc x berat badan x luas luka ditambah kebutuhan faali. Kebutuhan faali :
      < 1 Tahun : berat badan x 100 cc 1-3 Tahun : berat badan x 75 cc 3-5 Tahun : berat badan x 50 cc

      • ½ jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
      • ½ diberikan 16 jam berikutnya.
    2. Hari kedua
      Dewasa : ½ hari I; Anak: diberi sesuai kebutuhan faali
      Formula cairan resusitasi ini hanyalah perkiraan kebutuhan cairan, berdasarkan perhitungan pada waktu terjadinya luka bakar, bukan pada waktu dimulainya resusitasi. Pada kenyataannya, penghitungan cairan harus tetap disesuaikan dengan respon penderita. Untuk itu selalu perlu dilakukan pengawasan kondisi penderita seperti keadaan umum, tanda vital, dan produksi urin dan lebih lanjut bisa dilakukan pemasangan monitor EKG untuk memantau irama jantung sebagai tanda awal terjadinya hipoksia, gangguan elektrolit dan keseimbangan asam basa.

    Pemberian antibiotik spektrum luas pada luka bakar sedang dan berat.

Komplikasi
Jaringan parut

Konseling dan Edukasi
Pasien dan keluarga menjaga higiene dari luka dan untuk mempercepat penyembuhan, jangan sering terkena air.

Kriteria Rujukan
Rujukan dilakukan pada luka bakar sedang dan berat

Peralatan
Infus set, peralatan laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap

Prognosis
Prognosis luka bakar derajat 1 umumnya bonam, namun derajat 2 dapat dubia ad bonam.

Sumber :
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan primer

Referensi

  1. Doherty, G.M. 2006. Current surgical diagnosis and & treatment. United State of America. Lange Medical Publication.
  2. Kartohatmodjo, S. Luka Bakar (Combustio). http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Ilmu%20Kedokteran%20Terintegra si%20-%20PBL/Materi%20PBL%20IIa%202007- 2008/luka%20bakar%20akut%20text.pdf
  3. Sjamsuhidajat, R., Wim de Jong. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ketiga. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama sistem kardiovaskuler (Rahayuningsih, 2012).

Luka bakar bisa merusak kulit yang berfungsi melindungi kita dari kotoran dan infeksi. Jika banyak permukaan tubuh terbakar, hal ini bisa mengancam jiwa karena terjadi kerusakan pembuluh darah ketidak-seimbangan elektrolit dan suhu tubuh, gangguan pernafasan serta fungsi saraf (Adibah dan Winasis, 2014).

Etiologi

  • Luka Bakar Termal
    Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya. Penyebab paling sering yaitu luka bakar yang disebabkan karena terpajan dengan suhu panas seperti terbakar api secara langsung atau terkena permukaan logam yang panas (Fitriana, 2014).

  • Luka Bakar Kimia
    Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa kuat. Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak dengan zat– zat pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer (Rahayuningsih, 2012).

  • Luka Bakar Elektrik
    Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh (Rahayuningsih, 2012). Luka bakar listrik ini biasanya lukanya lebih serius dari apa yang terlihat di permukaan tubuh (Fitriana, 2014).

  • Luka Bakar Radiasi
    Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi (Rahayuningsih, 2012).

Faktor yang mempengaruhi berat ringannya luka bakar

  • Kedalaman luka bakar
    Kedalaman luka bakar dilihat dari permukaan kulit yang paling luar. Kedalaman suatu luka bakar terdiri dari beberapa kategori yang didasarkan pada elemen kulit yang rusak.

  • Luas luka bakar
    Terdapat beberapa metode untuk menentukan luas luka bakar meliputi Rule of nine, Lund and Browder dan hand palm. Ukuran luka bakar ditentukan dengan prosentase dari permukaan tubuh yang terkena luka bakar. Akurasi dari perhitungan bervariasi menurut metode yang digunakan dan pengalaman seseorang dalam menentukan luas luka bakar (Gurnida dan Lilisari, 2011).

    1. Metode rule of nine
      Dasar dari metode ini adalah bahwa tubuh di bagi kedalam bagian-bagian anatomic, dimana setiap bagian mewakili 9% kecuali daerah genitalia 1% (lihat gambar 1). Metode ini adalah metode yang baik dan cepat untuk menilai luka bakar menengah d an berat pada penderita yang berusia diatas 10 tahun. Tubuh dibagi menjadi area 9%. Metode ini tidak akurat pada anak karena adanya perbedaan proporsi tubuh anak dengan dewasa.

    2. Metode Hand Palm
      Metode permukaan telapak tangan. Area permukaan tangan pasien (termasuk jari tangan ) adalah sekitar 1% total luas permukaan tubuh. Metode ini biasanya digunakan pada luka bakar kecil (Gurnida dan Lilisari, 2011).

    3. Metode Lund and Browde
      Metode ini mengkalkulasi total area tubuh yang terkena berdasarkan lokasi dan usia. Metode ini merupakan metode yang paling akurat pada anak bila digunakan dengan benar (Gurnida dan Lilisari, 2011). Metode lund and browder merupakan modifikasi dari persentasi bagian-bagian tubuh menurut usia, yang dapat memberikan perhitungan yang lebih akurat tentang luas luka bakar yaitu kepala 20%, tangan masing-masing 10%, kaki masing-masing 10%, dan badan kanan 20%, badan kiri 20% (Hardisman, 2014).

  • Lokasi luka bakar (bagian tubuh yang terkena)
    Berat ringannya luka bakar dipengaruhi pula oleh lokasi luka bakar. Luka bakar yang mengenai kepala, leher dan dada sering kali berkaitan dengan komplikasi pulmoner. Luka bakar yang menganai wajah seringkali menyebabkan abrasi kornea. Luka bakar yang mengenai lengan dan persendian seringkali membutuhkan terapi fisik dan occupasi dan dapat menimbulkan implikasi terhadap kehilangan waktu bekerja dan atau ketidakmampuan untuk bekerja secara permanen (Rahayuningsih, 2012).

    Luka bakar yang mengenai daerah perineal dapat terkontaminasi oleh urine atau feces. Sedangkan luka bakar yang mengenai daerah torak dapat menyebabkan tidak adekuatnya ekspansi dinding dada dan terjadinya insufisiensi pulmoner (Rahayuningsih, 2012).

  • Mekanisme injury
    Mekanisme injurymerupakan faktor lain yang digunakan untuk menentukan berat ringannya luka bakar. Secara umum luka bakar yang mengalami injuri inhalasi memerlukan perhatian khusus. Pada luka bakarelectric, panas yang dihantarkan melalui tubuh, mengakibatkan kerusakan jaringan internal (Rahayuningsih, 2012).

    Injury pada kulit mungkin tidak begitu berarti akan tetapi kerusakan otot dan jaringan lunak lainnya dapat terjad lebih luas khususnya bila injury electrik dengan voltage tinggi. Oleh karena itu voltage , tipe arus (direct atau alternating), tempat kontak dan lamanya kontak adalah sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan karena dapat mempengaruhi morbidity (Rahayuningsih, 2012).

  • Usia
    Kelompok terbesar dengan kasus luka bakar adalah anak-anak kelompok usia dibawah 6 tahun bahkan sebagian besar berusia kurang dari 2 tahun. Puncak insiden kedua adalah luka bakar akibat kerja yaitu pada usia 25-35 tahun. Kendatipun jumlah pasien lanjut usia dengan luka bakar cukup kecil, tetapi kelompok ini sering kali memerlukan perawatan pada fasilitas khusus luka bakar. Dalam tahun tahun terakhir ini daya tahan hidup dimana penderita dapat kembali pada keadaan sebelum cedera pada penderita lanjut usia mengalami perbaikan yang lebih cepat dibandingkan dengan populasi umum luka bakar lainnya.

    Usia klien mempengaruhi berat ringannya luka bakar. Angka kematiannya (mortality rate) cukup tinggi pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun, terutama pada kelompok usia 0-1 tahun dan klien yang berusia di atas 65 tahun. Tingginya statistic mortalitas dan morbiditas pada orang tua yang terkena luka bakar merupakan akibat kombinasi dari berbagai gangguan fungsional (seperti lambatnya bereaksi, gangguan dalam menilai, dan menurunnya kemampuan mobilitas), hidup sendiri, dan bahaya-bahaya lingkungan lainnya. Disamping itu juga mereka lebih rentan terhadap injury luka bakar karena kulitnya menjadi lebih tipis, dan terjadi athropi pada bagian-bagian kulit lain. Sehingga situasi seperti ketika mandi dan memasak dapat menyebabkan terjadinya luka bakar (Rahayuningsih, 2012).

    Pada anak dibawah umur 3 tahun penyebab luka bakar paling umum adalah cedera lepuh (scald burn). Luka ini dapat terjadi bila bayi dan balita yang tak terurus dengan baik, dimasukkan kedalam bak mandi yang berisi air yang sangat panas dan anak tak mampu keluar dari bak mandi tersebut.Selain itu kulit balita lebih tipis daripada kulit anak yang lebih t besar dan orang dewasa, karenanya lebih rentan cedera. Pada anak umur 3-14 tahun, penyebab luka bakar paling sering karena nyala api yang membakar baju. Kematian pada anak-anak oleh karena daya kekebalan belum sempurna.