Apa yang dimaksud dengan lemak visceral?

Apa yang dimaksud dengan lemak visceral ?

Apa yang dimaksud dengan lemak visceral ?

DEFINISI NYERI VISERAL


Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan atau cenderung akan terjadi kerusakan jaringan atau suatu keadaan yang menujukkan kerusakan jaringan. Dari definisi di atas dapat diketahui ada hubungan pengaruh obyektif (aspek fisiologi dari nyeri) dan subyektif (aspek komponen emosi dan kejiwaan). Namun nyeri bersifat individual yang dipengaruhi oleh genetik, latar belakang kultur, umur, dan jenis kelamin. Nyei viseral adalah nyeri dari organ internal di tubuh seperti jantung, pembuluh darah besar, limfe node, sistem respirasi, sistem ganstointestinal, struktur urologi, sistem reproduksi, omentum dan peritoneum viseral.

PATOFISIOLOGI NYERI VISERAL


Nyeri merupakan suatu peringatan akan adanya bahaya kerusakan jaringan. Nyeri selain menimbulkan penderitaan, juga berfungsi sebagai mekanisme proteksi, defensif, dan penunjang diagnostik. Sebagai mekanisme proteksi, sensibel nyeri memungkinkan seseorang untuk bereaksi terhadap suatu trauma atau penyebab nyeri sehingga dapat menghindari kerusakan jaringan tubuh. Sebagai mekanisme defensif, memungkinkan untuk imobilisasi organ tubuh yang mengalami inflamasi sehingga sensibel yang dirasakan akan mereda dan bisa mempercepat penyembuhan. Nyeri juga bisa sebagai penuntun diagnostik, karena dengan adanya nyeri pada daerah tertentu, proses pada pasien dapat diketahui.

Secara historis, ada kesalahpahaman bahwa organ viseral tidak menerima persarafan sensorik dan karena itu tidak bisa merasakan sensasi apapun ketika dipotong, mencubit atau ditusuk. Butuh waktu bertahun-tahun untuk memahami bahwa nyeri viseral ada. Tidak semua organ sensitif terhadap rasa sakit terutama untuk organ seperti parenkim hati dan alveoli paru. Setiap luka atau cedera parenkim hati tidak akan diartikan sebagai rasa sakit di otak, sehingga ikterus obstruktif pada pasien yang memiliki karsinoma pankreas tidak akan terasa sakit. Beberapa organ berongga seperti lambung, usus dan kandung kemih dimana mereka terus menerus terkena lingkungan luar, relatif sensitif terhadap rasa sakit seperti nyeri kolik pada pasien yang memiliki batu saluran kemih.

Nyeri viseral dapat dirangsang oleh beberapa stimulus seperti berikut:
a. Iskemia
Iskemia atau penyumbatan pembuluh darah yang mengalir ke otot yang sedang aktif bekerja menyebabkan nyeri viseral dengan cara sama seperti timbulnya rasa nyeri di jaringan lain. Nyeri visceral muncul karena terbentuknya produk akhir metabolik yang asam atau produk yang dihasilkan oleh jaringan degenaratif seperti bradikinin, enzim proteolitik (enzim pemecah protein) atau bahan lain yang merangsang ujung serabut nyeri.

b. Stimulus kimia
Stimulus kimia yang dapat menyebabkan nyeri viseral seperti alkohol, bradikinin, gliserol, capsaicin and salin hipertonik. Nyeri visceral juga sering disebabkan oleh bahan kimia dari traktus gastrointestinal masuk ke dalam rongga peritoneum. Contohnya: asam proteolitik getah lambung seringkali dapat keluar dari lambung yang robek atau tukak duodenum. Getah ini kemudian menyebabkan rusaknya peritoneum (membran serosa yang dilapisi dinding abdominopelvis) viseral sehingga merangsang daerah serabut nyeri yang sangat luas.

c. Spasme viskus berongga
Nyeri viseral yang timbul akibat viskus spastik muncul dalam bentuk kram dengan rasa nyeri yang semakin hebat dan kemudian menghilang. Viskus adalah rongga yang terdapat dalam abdomen. Proses ini berlanjut secara berulang. Timbulnya siklus berulang tersebut disebabkan oleh pengulangan kontraksi otot polos. Contohnya: keadaan kram ini akan timbul setiap ada gelombang peristaltik menjalar melalui usus yang spastik. Rasa nyeri tipe kram sering muncul pada penyakit apendisitis, gastroenteritis, konstipasi, menstruasi, persalinan, kelainan kandung empedu atau obstruksi ureter.

d. Distensi berlebihan pada viskus berongga
Nyeri visceral dapat muncul akibat viskus berongga mengalami distensi yang berlebihan. Keadaan distensi yang berlebihan dapat menekan pembuluh-pembuluh darah yang mengelilingi organ viseral atau yang melalui dinding organ visera, sehingga memicu timbulnya rasa nyeri visceral akibat iskemia jaringan.
Beberapa zat kimia lainnya yang merangsang jenis nyeri kimiawi adalah bradikinin, serotonin, histamine, ion kalium, asam, asetilkolin, dan enzim proteolitik.

Prostaglandin dan substansi P secara tidak langsung meningkatkan sensitivitas ujung-ujung serabut nyeri. Setelah reseptor nyeri diaktifkan oleh zatzat algesik tersebut, impuls nyeri disalurkan ke sentral memalui beberapa saluran saraf. Rangkaian proses yang menyertai kerusakan jaringan sebagai sumber stimulus nyeri sampai dirasakannya persepsi nyeri adalah suatu proses elektrofisiologi yang disebut nosisepsi (nociception).

Beberapa reseptor, kanal dan neurotransmitter yang terlibat sebagai eksitatori dalam nyeri visceral adalah transient receptor potential vanilloid-1 (TRPV-1), saluran ASIC3 dan saluran natrium (Na) khususnya yang resisten tetrodotoxin (NA 1,8 dan 1,9), N-Methyl-D-Aspartate (NMDA) dan saluran kalsium. Reseptor yang menghambat nyeri: gamma aminobutyric acid-B (GABAB), kappa dan mu reseptor opioid, dan reseptor somatostatin. Saluran dan reseptor ini adalah target potensial untuk analgesik baru untuk mengobati nyeri viseral.

Ada empat proses yang terjadi pada suatu nosisepsi yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi:
a. Transduksi adalah proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik yang mensensitisasi reseptor ujung-ujung saraf. Reseptor nyeri merupakan anyaman ujung-ujung bebas serat-serat afferent A delta dan C. Rangsang ini dapat berupa stimuli fisik, kimia, ataupun panas. Reseptor (nosiseptor) serabut A hanya peka terhadap stimulus mekanik dan termal, sedangkan serabut C peka terhadap berbagai stimulus seperti mekanik, termal dan kimiawi.

b. Transmisi adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi melalui saraf sensorik. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf A delta dan serabut C sebagai neuron pertama (dari perifer menuju kornu dorsalis medula spinalis). Pada kornu dorsalis ini, neuron pertama tersebut akan menyilang garis tengah dan naik melalui traktus spinotalamikus kontralateral menuju talamus, yang disebut sebagai neuron kedua. Neuron kedua ini kembali bersinaps di talamus dengan neuron ketiga yang memproyeksikan stimulus nyeri melalui kapsula interna dan korona radiata menuju girus postsentralis korteks serebri.

c. Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks serebri. Modifikasi dapat berupa augmentasi (peningkatan), ataupun inhibisi (penghambatan). Terdapat interaksi antara analgetik endogen tubuh seperti endorfin, NA, 5HT dengan impuls yang masuk.

d. Persepsi adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut mencapai korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut.

MANIFESTASI KLINIS


Nyeri viseral memiliki evolusi temporal dan dalam tahap awal bisa berbahaya dan sulit untuk diidentifikasi. Nyeri viseral adalah nyeri samar-samar dan menyebar. Nyeri viseral biasanya menjalar dan mengarah ke daerah permukaan tubuh jauh dari tempat nyeri namun berasal dari dermatom yang sama dengan asal nyeri. Nyeri viseral pada fase awal dirasakan sama dengan nyeri viseral yang lainnya, namun rangsangan tambahan seperti palpasi lokal pada daerah yang nyeri tidak akan memperberat nyerinya. Nyeri viseral seperti keram sering bersamaan dengan gastroenteritis, penyakit kantung empedu, obstruksi ureteral, menstruasi, dan distensi uterus pada tahap pertama persalinan.

Ada beberapa bentuk nyeri viseral yaitu true visceral pain, nyeri referal tanpa hiperalgesia, nyeri referal dengan hiperalgesia, visceral hyperalgesia dan viscera-visceral hyperlagesia.
a. True visceral pain
Karakteristik true visceral pain adalah lokasi sulit diidentifikasi, difus dan sulit didefinisikan dan tidak memandang organ asalnya. Nyeri ini biasanya terjadi di garis tengah badan, lower sternum, dan area abdominal atas. Nyeri jenis ini dirasakan seperti ditekan atau ditimpa. Nyeri ini juga biasanya dihubungkan dengan gejala otonomik seperti berkeringat, mual dan muntah serta emosional seperti cemas dan perasaan kematian yang belum terjadi. Contoh nyeri ini adalah infark miokard.

b. Nyeri referal tanpa hiperalgesia
Nyeri referal adalah nyeri yang dirasakan menjalar dari lokasi organnya ke area somatiknya seperti nyeri jantung ke lengan dan tangan kiri. Sinyal dari organ internal berhubungan dengan sensori dari organ somatik membuat sinyal salah diinterpretasikan oleh otak sehingga nyeri yang dirasakan jauh dari tempat aslinya. Terdapat gejala otonom ringan, namun hal ini jarang muncul.

c. Nyeri referal dengan hiperalgesia
Nyeri referal dapat dengan hiperalgesia yang terjadi di area somatiknya. Hal ini dapat dikonfirmasi ke otot superficial, yang memperlihatkan iritabilitas dan kontraksi. Nyeri viseral dengan hiperalgesia disebabkan oleh proses sensitisasi sentral. Nyerinya lebih tajam dan lokasinya lebih pasti daripada true visceral pain.

d. Visceral hyperalgesia
Visceral hyperalgesia adalah peningkatan sensitifitas nyeri akibat stimulus nosiseptif. Nyeri ini diikuti oleh jejas atau inflamasi pada organ dalam.

e. Viscera-visceral hyperalgesia
Nyeri ini terjadi interaksi antara dua organ. Contohnya orang dengan coronary heart disease dan batu kandung empedu lebih sering mengalami angina dan kolik biliari daripada orang yang memiliki satu penyakit tersebut.

Sumber :

Lemak visceral adalah lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa tubuh bagian perut (area rongga perut) sering disebut sebagai lemak organ atau lemak intra-abdominal. Lemak viseral yang terakumulasi menempel pada organ-organ vital di dalam rongga perut. Lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa (kumpulan sel adiposit atau jaringan yang berfungsi untuk menimbun lemak) biasanya berwujud sebagai trigliserida.

Komponen jaringan lemak tubuh yang utama salah satunya adalah white adipose tissue (WAT), berperan menjadi sumber asam lemak bebas dan digunakan sebagai sumber energi. Depot utama WAT berada di intra-abdominal sekitar omentum, usus dan daerah perineal serta di area subkutan pada pantat, paha dan perut.

Lemak viseral dalam rongga perut mengelilingi dan membungkus organ-organ dalam tubuh manusia seperti lambung, hati, usus, jantung dan ginjal. Lemak viseral berbeda dengan lemak subkutan (di bawah kulit) dan lemak intramuskular (mengelilingi otot rangka). Lemak di perut sebagian besar memiliki bentuk semi cairan. Kelebihan lemak viseral juga terkait dengan diabetes tipe 2, resistensi insulin, dan penyakit terkait obesitas lainnya.

Diagnosis Lemak Visceral

  • Pita meter Pita
    meteran dengan ketelitian 0,1 cm merupakan alat diagnosis yang sederhana dan murah. Penggunaannya untuk mendeteksi adanya obesitas sentral. Nilai lemak viseral tidak bisa diukur mengunakan pita meteran ini.

  • CT
    Computerized tomography (CT) merupakan suatu alat diagnosis yang akurat dan tepat untuk mengukur komposisi jaringan lunak tubuh seperti lemak dan otot. Diketahui pula bahwa CT memiliki kemampuan untuk membedakan antara lemak viseral dan lemak subkutan yang terdapat di dalam tubuh (gold standard). 5,6 Kelemahan utama CT adalah berbiaya mahal dan membutuhkan waktu yang lama dalam penggunaannya. Penggunaan CT memerlukan dosis radiasi yang relatif tinggi sehingga dapat membahayakan bagi kesehatan pengguna dari alat ini.

  • MRI
    Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan salah satu cara pemeriksaan diagnostik yang menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dengan menggunakan medan magnet. MRI memiliki perbandingan kualitas yang baik dengan CT dalam pengukuran lemak. MRI dan CT memiliki akurasi yang sama saat dibandingkan dengan analisis kimia. Kelemahan MRI adalah menghasilkan suara bising, berbiaya mahal dan membutuhkan waktu yang lama dalam penggunaannya.

  • DXA
    Dual energy X-ray absorptiometry (DXA) adalah sebuah metode alternatif untuk mengukur jumlah jaringan lunak. Prinsip absorptiometry didasarkan pada eksponensial redaman sinar X pada dua energi ketika melalui jaringan tubuh. Kelebihan DXA adalah akurat, tepat dan dosis radiasi minimal. Pengukuran menggunakan metode ini dapat memberikan penilaian lemak, tulang, kandungan mineral dan jaringan lunak bebas lemak dalam tubuh serta di daerah-daerah yang didefinisikan secara khusus. Hasil pengukuran dua dimensi DXA tidak bisa membedakan antara lemak viseral dan lemak subkutan secara langsung, sehingga jaringan lemak viseral dibedakan dengan lemak subkutan secara manual. Kelemahan lain adalah meja alat ini sempit sehingga membatasi penggunaannya terhadap orang yang bertubuh besar, berbiaya mahal dan alat ini biasanya digunakan di dalam laboratorium.

  • BIA
    Bioelectrical impedance analysis (BIA) adalah metode yang kini umum digunakan untuk memperkirakan komposisi tubuh. Perangkat ini muncul pertama kali di pertengahan tahun 1980. Metode ini memiliki kelebihan pada cara penggunaan yang mudah, alat mudah dipindah tempatkan dan biaya yang relatif rendah dibandingkan dengan beberapa metode lain dari analisis komposisi tubuh. BIA menggunakan metode impedansi listrik (sinyal listrik rendah dan aman 50 kHz, 500 Micro Amp) atau oposisi terhadap aliran arus listrik melalui jaringan tubuh yang kemudian digunakan untuk menghitung perkiraan total body water.

Referensi

http://eprints.undip.ac.id/44412/3/ADHITYA_PRADANA_22010110120064_BAB_2_KTI.pdf