Apa yang dimaksud dengan konsep Toxic Femininity?

Toxic Femininity merupakan standar yang dianggap normal oleh masyarakat luas sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh perempuan. Standar yang biasanya ditemukan adalah menganggap perempuan adalah sosok yang seharusnya mengerjakan pekerjaan rumah, bersikap lemah lembut, penurut, berpenampilan feminin dan lain sebagainya.

Toxic feminity adalah standar yang dianggap normal oleh masyarakat tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan atau dimilik perempuan. Arti harfiahnya adalah konsep tentang femininitas—atau hal-hal yang dianggap memiliki sifat perempuan—yang sebenarnya ‘beracun’ karena menghalangi perempuan untuk maju dan berkembang.

1. Harus bisa masak
Perempuan nggak harus bisa masak, tapi harus bisa melakukan hal-hal yang membuatnya maju dan bahagia. Perempuan yang nggak bisa masak, atau tak sempat memasak karena bekerja pun sebaiknya tidak dihakimi; karena ia punya alasannya sendiri mengapa ia melakukan hal tersebut, dan itu harus kita hormati.

2. Harus pandai mengurus rumah seperti mencuci dan bersih-bersih
Mengurus rumah dan bersih-bersih itu life skill atau keterampilan bertahan hidup yang harus dimiliki semua orang, baik laki-laki maupun perempuan. Bisa mengurus kerapihan dan kebersihan lingkungan adalah ciri kemandirian dan kedewasaan, bukan hal yang dianggap rendah dan cuma boleh dilakukan oleh perempuan.

3. Sebaiknya nggak usah sekolah tinggi-tinggi
Setiap orang, baik itu laki-laki maupun perempuan, berhak menentukan pilihannya untuk melanjutkan pendidikan. Jadi nggak benar ya jika ada perempuan yang dilarang mengejar gelar pendidikan hanya karena dirinya perempuan. Go ahead, Girls , kejar mimpimu sampai dapat!

4. Perempuan itu lemah lembut
Setiap orang punya latar belakang dan tumbuh dengan cara dibesarkan yang berbeda, sehingga ada perempuan yang bicaranya lemah lembut, ada juga yang super santai ngomong kencang-kencang. Selama komunikasi berlangsung lancar nggak ada yang salah dengan kedua hal itu. Sebaliknya, mengharuskan sikap ini justru seperti memaksa orang untuk tidak menjadi dirinya sendiri.

5. Harus pandai berdandan.
Merawat diri itu penting, tapi sebaiknya kita lakukan sebagai cara kita mencintai dan menghargai diri sendiri, serta mensyukuri pemberian Tuhan. Bukan demi orang lain seperti suami atau orang-orang sekitar, atau demi cepat mendapat jodoh seperti anggapan yang berlaku selama ini.

So, semua itu balik lagi ke masing-masing diri pribadi. Lakukanlah apa yang kamu suka selagi itu hal positif

Sumber: Womantalk - Good lifestyle, relationship, and entertainment.

Sejak zaman dahulu, kata perempuan sering dihubungkan dengan seseorang yang bisa melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, menyapu, dan sebagainya. Akibatnya, muncul istilah bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena pada akhirnya hanya akan bekerja mengurus urusan rumah tangga.

  1. Contoh Toxic Femininity di Indonesia
  • Perempuan harus bisa memasak

  • Harus pandai membersihkan rumah

  • Perempuan itu lemah lembut

  1. Dampak dari Toxic Femininity

Beberapa orang menganggap bahwa kasus yang terjadi akibat dari pemahaman toxic femininity ini merupakan sesuatu yang sepele. Padahal, jika mengulas kembali, kamu akan menyadari bahwa toxic femininity adalah kondisi yang penting karena mampu merubah kepribadian seorang perempuan. Terlebih jika terdapat paksaan kepada sejumlah perempuan untuk bisa mengikuti standar toxic femininity yang ada di lingkungannya. Apabila tidak mengikutinya, hal terburuk yang bisa terjadi adalah perasaan dikucilkan. Bahkan bisa saja kamu dianggap bukan sebagai kaum kebanyakan perempuan lainnya yang mengikuti standar tersebut. Selain itu, orang yang terdampak dari toxic femininity ini biasanya akan sulit untuk menjadi dirinya sendiri. Akibatnya, kesehatan mental menjadi terganggu dan kerap kali merasakan anxiety karena tidak bisa memenuhi standar tersebut. Bahkan tidak sedikit perempuan yang justru menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa mengikuti ekspektasi orang lain.

Referensi

https://kumparan.com/kumparanwoman/toxic-femininity-konsep-yang-menekan-perempuan-ikuti-standar-masyarakat-1w7tIbpkj8U
4 Asumsi Toxic Femininity yang Harus Dipatahkan di Indonesia - Lifestyle Fimela.com