Apa yang dimaksud dengan Konsep Modelling?

Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar perilaku yang tradisional. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Teori ini menerima sebagian besar prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada efek-efek isyarat pada perilaku dan proses mental internal.

Apa yang dimaksud konsep modelling dalam teori belajar sosial?

Modelling adalah belajar melalui observasi bukan sekedar meniru tetapi meliputi proses kognitif. Modelling bisa dilakukan dengan menggunakan obyek yang sebenarnya yaitu manusia, suara-suara dan gambar. Gambar hidup akan memperlihatkan prilaku tertentu.

Menurut Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa (2004) Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modelling). Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian rewarddan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.

Adapun implementasi teori belajar sosial dalam pembentukan akhlak anak usia dini dapat dilihat dari proses belajar, dimana proses belajar menurut teori belajar sosial ini menekankan pada konsep modelling. Menurut Bandura, ada empat fase belajar dari model, yaitu :

  • Fase Perhatian

Fase pertama dalam belajar observasional adalah memberikan perhatian
pada suatu model. pada umumnya, para siswa memberikan perhatian pada model
model yang menarik, berhasil, menimbulkan minat, dan popular. Dalam kelas
guru akan memperoleh perhatian dari para siswa jika guru menyajikan isyarat
isyarat yang jelas. Perhatian siswa juga akan diperoleh dengan memotivasi siswa
agar menaruh perhatian.

  • Fase Retensi

Pada fase retensi siswa dilatih agar dapat tetap mengingat berbagai hal yang telah dipelajari melalui proses pengamatan dilapangan. Hanya dengan mengingat berbagai hal yang telah diamati oleh panca indera siswa, maka siswa tersebut akan dapat belajar dengan baik, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Belajar observasional terjadi berdasarkan contiguitas. dua kejadian continguitas yang diperlukan ialah perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari penampilan itu dalam memori jangka panjang materi akan lama diingat bila terjadi pengulangan.

  • Fase Reproduksi

Umpan balik yang bersifat memperbaiki memiliki peran penting untuk membentuk perilaku yang diinginkan. umpan balik ini bukan hanya ditujukan pada aspek-aspek yang benar pada penampilan, tapi yang lebih penting ialah ditujukan pada aspek aspek yang salah pada penampilan. Menurut Rtna Wilis Dahar (2006:43) Secara cepat memberi tahu siswa tentang respon yang tidak tepat sebelum berkembang menjadi kebiasaan yang tidak diinginkan merupakan pengajaran yang baik. Teori belajar sosial memperkenalkan tiga prasyarat utama untuk berhasil dalam proses ini. Pertama, orang harus memiliki komponen keterampilan.

Biasanya, rangkaian perilaku model dalam penelitian bandura buatan dari
komponen perilaku yang sudah diketahui orang. Kedua, orang harus memiliki
kapasitas fisik untuk membawa komponen keterampilan dalam mengkoordinasi
gerakan. Terakhir, hasil yang dicapai dalam koordinasi penampilan memerlukan
pergerakan individu yang dapat dengan mudah terlihat.

  • Fase Motivasi

Fase terakhir dalam proses belajar observasional adalah fase motivasi. Para siswa akan meniru suatu model sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat demikian, mereka akan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh reinforcement. Dalam kelas fase motivasi kerap kali terdiri atas pujian atau angka untuk penyesuaian dengan model. para siswa memperhatikan model, melakukan latihan, dan menampilkannya sebab mereka mengetahui bahwa inilah yang disukai guru.

Istilah modeling berasal dari bahasa inggris yaitu modelling yang artinya mencontoh, meniru, memperagakan, atau menteladani. Modeling adalah bagian dari terapi behaviour. yang mana teknik behaviour berfokus pada perilaku yang terlihat dan penyebab luar yang menstimulasinya. Behaviour memandang manusia sangat mekanistik, karena menganalogikan manusia seperti mesin.

Konsep mekanistik menjelaskan mengenai stimulus respons seolah-olah menyatakan bahwa manusia akan bergerak atau melakukan sesuatu apabila ada stimulasi
Behaviour menyertakan penerapan yang sistematis prinsip-prinsip belajar pada perubahan tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adapif. Sehingga memberikan inspirasi bagi upaya-upaya pengubahan perilaku.

Teori lain yang merupakan pengembangan dari teori behavioral adalah teori belajar dengan mencontoh (observasional learning) yang dikemukakan oleh bandura. Perilaku manusia dapat terjadi dengan mencontoh perilaku individu yang ada di lingkungannya. Perilaku individu terbentuk karena berinteraksi dengan lingkungannya.

Bandura menjelaskan bahwa modelling merupakan suatu perubahan pada diri individu terhadap tingkah laku atau perilaku model yang ia tiru, kebanyakan tingkah laku seseorang terjadi karena pengamatan atau belajar model. Model yang ditiru bukan hanya orang-orang yang konkrit ada, melainkan juga model-model yang simbolis yang dilihat pada televisi atau dalam buku.

Belajar melalui observasi terjadi ketika respon organisme dipengaruhi oleh hasil observasinya terhadap orang lain, yang disebut model. Bentuk belajar ini memerlukan perhatian terhadap tingkah laku model yang diobservasi, sehingga dipahami dampak-dampaknya, dan menyimpan informasi tentang tingkah laku model itu ke dalam memori.

Modeling berakar dari teori Albert Bandura dengan teori belajar sosial. Istilah lain dari modeling adalah observational learning yang dapat diartikan dengan belajar melalui pengamatan. Observational learning adalah teknik untuk merubah, menambah maupun mengurangi tingkah laku individu dengan belajar melalui observasi langsung untuk meniru perilaku orang maupun tokoh yang ditiru (model) sehingga individu memperoleh tingkah laku baru yang diinginkan.

Selain itu, teori belajar sosial menjelaskan bahwa orang dapat belajar dengan hanya mengobservasi prilaku orang lain. Orang yang diamati disebut model dan proses pengamatan ini atau proses belajar observasional ini disebut dengan modeling (penokohan).

Atas dasar hal tersebut, menurut Bandura belajar bisa diperoleh melalui pengalaman langsung, bisa pula diperoleh secara tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut konsekuensinya. Jadi, kecakapan-kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku orang lain yang dijadikan sebagai model. Karena pada dasarnya perilaku manusia merupakan hasil dari proses pembelajaran terhadap objek-objek luar.

Pembentukan perilaku merupakan akibat interaksi antara individu dan lingkungan. Stimulus-stimulus yang ada di dalam lingkungan selanjutnya dipelajari melalui proses imitasi. Bandura juga menambahkan bahwa penokohan melibatkan proses-proses kognitif, jadi tidak hanya meniru, lebih dari sekedar menyesuaikan diri dengan tindakan orang lain karena sudah melibatkan perepresentasian informasi secara simbolis dan menyimpannya untuk digunakan di masa depan.

Alwisol mengatakan bahwa teknik modeling bukan sekedar menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan seorang model (orang lain), tetapi modeling juga melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menggenalisir berbagai pengamatan sekaligus, dan melibatkan proses kognitif.

Teknik modeling adalah teknik untuk merubah, menambah maupun mengurangi tingkah laku individu dengan belajar melalui pengamatan secara kognitif terhadap perilaku orang lain (model) sehingga perilaku yang diamati tidak hanya dapat ditiru tapi juga dapat di analisis dan dapat memilih perilaku mana yang lebih penting untuk dilakukan sekarang maupun disimpan untuk digunakan di masa depan.

Tujuan Teknik Modeling

Menurut Sofyan S. Willis, tujuan dari teknik modeling yang dipakai dalam proses konseling ada dua, yaitu menghilangkan perilaku tertentu, membentuk perilaku baru.

Namun secara umum, teknik modeling yang digunakan dalam proses konseling memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Untuk memperoleh tingkah laku sosial yang lebih adaptif.

  2. Agar Klien bisa belajar sendiri menunjukkan perbuatan yang dikehendaki tanpa harus belajar lewat trial and error.

  3. Membantu Klien untuk merespon hal- hal yang baru.

  4. Melaksanakan tekun respon- respon yang semula terhambat/ terhalang.

  5. Mengurangi respon- respon yang tidak layak.

  6. Mengatasi gangguan-gangguan keterampilan sosial, gangguan reaksi emosional dan pengendalian diri.

  7. Memperoleh tingkah laku yang lebih efektif.

  8. Dapat memperoleh keterampilan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Selain itu, Moch. Nursalim juga berpendapat bahwa ada manfa’at yang diperoleh dari teknik modeling, yaitu sebagai berikut:

  1. Memperoleh perilaku baru melalui model hidup maupun model simbolik.

  2. Menampilkan perilaku yang sudah diperoleh dengan cara yang tepat atau pada saat diharapkan.

  3. Mengurangi rasa takut dan cemas.

  4. Memperoleh keterampilan sosial.

  5. Mengubah perilaku verbal dan mengobati kecanduan narkoba.

Macam-macam Teknik Modeling

Menurut Gerald Corey, teknik modeling terbagi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut:

1. Live Model (model langsung / nyata)

Model langsung adalah prosedur yang digunakan untuk mengajarkan tingkah laku yang dikehendaki atau yang hendak dimiliki oleh konseli melalui contoh langsung dari konselor sendiri, guru, atau teman sebayanya.

2. Symbolic Model (model simbolis)

Dalam model simbolis, modelnya disajikan dalam bentuk tulisan, audio, video, dan film atau slide. Model-model simbolis dapat dikembangkan untuk konseling perorangan atau kelompok.

3. Multiple Model (model ganda)

Modeling ganda biasanya dilaksanakan dalam proses konseling kelompok. Seorang anggota dari suatu kelompok mengubah sikap dan mempelajari suatu sikap atau perilaku yang baru setelah mengamati dan mempelajari bagaimana anggota lain bersikap.