Apa yang dimaksud dengan Komunitas Epistemik?

Komunitas Epistemik

Apa yang dimaksud dengan Komunitas Epistemik ?

Komunitas Epistemik


Dalam teori ilmu Hubungan Internasional, komunitas epistemik pertama kali diperkenalkan oleh John Ruggie dan kemudian disempurnakan oleh Peter M.Haas. Menurut Haas komunitas epistemik merupakan kelompok kaum profesional dari berbagai disiplin ilmu yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pengetahuan yang relevan bagi pengambilan kebijakan publik tentang isu-isu teknis tertentu. Haas juga menambahkan empat elemen penting yang dimiliki oleh komunitas epistemik yaitu, 1) Sekumpulan keyakinan prinsipil dan normatif bersama yang memberikan dasar bagi perilaku para anggota.
2) Keyakinan bersama tentang kausalitas yang memberikan dasar keterkaitan antara berbagai saluran kebijakan dengan hasil yang di harapkan.
3) Keyakinan bersama tentang kesahihan yang digunakan sebagai keriteria mengukur kesahihan pengetahuan yang menjadi keahlian para anggotanya.
4) Sekumpulan praktikpraktik umum kebijakan terkait dengan keahlian dan kompetisi para anggota yang digunakan untuk memecahkan masalah (Haas,1992).

Dengan kata lain Komunitas epistemik dapat dipahami sebagai suatu jaringan yang beranggotakan para profesional dengan keahlian dan kompetensi dalam bidang tertentu dan memiliki klaim yang bersifat otoritatif terhadap pembuatan kebijakan yang sesuai dengan bidang keahlian yang mereka miliki (Haas, 2001).

Komunitas epistemik juga menawarkan konseptualisasi antropomorfis secara dasar dari pengetahuan (Radaeli, 1999:), dimana mereka yang membawa ideide sebagai pusat analisisnya. Selain itu mereka juga berbagi gagasan mengenai validitas, yaitu gagasan intersubjektif, dimana secara internal mereka menentukan kriteria untuk menimbang dan memvalidasi suatu pengetahuan dalam bidang keahlian mereka bersama. Mereka bersama-sama melakukan penelitian yang valid untuk kemudian sepakat akan suatu masalah atau pengetahuan baru. Selain itu, mereka diposisikan sebagai perusahaan kebijakan bersama, yaitu seperangkat praktik bersama yang memiliki keterkaitan dengan serangkaian masalah dimana kompetensi profesional mereka diarahkan (Radaelli, 1999).

Adanya penekanan pada pengaruh ahli terhadap pembuat kebijakan sebagai mekanisme sentral yang berpotensi mempengaruhi perkembangan kebijakan dan perubahan kebijakan, komunitas epistemik memiliki tujuan untuk dapat memahami pembuatan kebijakan dalam kondisi ketidakpastian dan kerumitan secara teknis (Dunlup, 2011). Untuk membantu membantu memformulasikan kebijakanya komunitas epistemik tiga cara. Pertama, yaitu menjelaskan hubungan sebab akibat dan menyediakan saran mengenai kemungkinan hasil dari berbagai tindakan yang diambil. Kedua, adalah memberikan keterangan interelasi yang komplek diantara isu-isu yang ada. Ketiga, membantu mendefinisikan atau menetapkan kepentingan pribadi negara (Haas, 1992).

Komunitas epistemik juga dapat berbagi cara pandang dan pengetahuan, berbagi pola dalam menentukan suatu alasan, memiliki gambaran suatu kebijakan dalam berbagi nilai, berbagi keyakinan kausal, menggunakan praktik diskursif bersama dan memiliki komitmen bersama dalam menggunakan dan memproduksi suatu pengetahuan. Mereka adalah aktor penting yang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengedarkan ide-ide yang mereka miliki, dengan demikian membantu menciptakan kepentingan dan preferensi negara, serta membantu mengidentifikasi legitimate participant dalam proses kebijakan dan menentukan hasil akhir dengan menyelesaikan konflik kepentingan yang ada. Posisi komunitas epistemik dapat dikatakan sebagai kelompok pembentuk ide dan norma, dan dengan sumber daya mereka yang berdasar pada argumen ilmiah menjadikan komunitas epistemik memiliki akses yang lebih mudah untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijakan dalam suatu negara (Kiratli, 2013:24).

Komunitas epistemik (epistemic community), yaitu kumpulan sekelompok orang atau working group akademisi yang memiliki kompetensi teknis dibidang terkait dan berupaya untuk saling berbagi ilmu pengetahuan serta mampu menyediakan beragam kerangka rujukan (frame of reference) yang dapat digunakan bagi perumusan komponenkomponen normatif (rule formation) dari formulasi kebijakan (Arif, 2015).

Menurut Obsatar Sinaga, dalam jurnal yang berjudul “ Epistemic Community and The Role of Second-Track Diplomacy in East Asia Economic Cooperation ,” mengatakan bahwa peran komunitas epistemik merupakan konsep yang merujuk kepada jalur kedua atau second-track diplomacy , yang merupakan aktivitas tidak resmi, termasuk didalamnya para akademisi, think tank atau para pemikir, para peneliti, dan hubungan dari pemerintah dengan para pejabat yang berwenang dalam diplomasi tersebut.

Peran komunitas epistemik ini sama pentingnya dengan first-track diplomacy , dimana diplomasi yang dilakukan merupakan diplomasi yang merupakan langsung dari pemerintahan suatu negara dengan melibatkan organisasi internasional dalam prosesnya, dan kedua hal tersebut memiliki persamaan dalam bentuk partisipasi yang diberikan sebagai representatif bagi pemerintah dalam aktifitas diplomasi yang dilakukan (Sinaga, 2013).

Konsep Komunitas Epistemik

Konsep tentang komunitas epistemik juga dikemukakan oleh Peter M. Haas, yang menyebutkan bahwa meskipun komunitas epistemik dapat terdiri dari profesional berdasarkan berbagai disiplin ilmu dan latar belakang, mereka memiliki

  1. Satu set bersama keyakinan normatif dan berprinsip, yang memberikan alasan berdasarkan nilai-untuk aksi sosial anggota masyarakat;

  2. Berbagi keyakinan kausal, yang berasal dari analisis mereka tentang perilaku yang mengarah atau memberikan kontribusi untuk satu permasalahan dalam domain mereka dan yang kemudian menjadi dasar untuk menjelaskan dengan beberapa hubungan antara tindakan kebijakan dan hasil yang diinginkan;

  3. Pengertian validitas bersama yaitu, intersubjektif, kriteria internal yang ditetapkan untuk menimbang dan memvalidasi pengetahuan dalam domain keahlian mereka; dan

  4. Praktek umum dalam kebijakan yang terkait dengan serangkaian masalah yang kompetensi profesional mereka yang diarahkan dari keyakinan bahwa kesejahteraan manusia akan ditingkatkan berdasarkan kebijakan tersebut (Haas, 1992).

Komunitas Epistemik merupakan jaringan yang terdiri dari berbagai kalangan profesional yang telah diakui keahlian dan kompetensinya dalam memberikan ilmu pengetahuan yang relevan melalui penelitiannya. Komunitas Epistemik ini pada dasarnya telah hadir sebagai aktor non state yang membantu negara dalam mengatasi permasalahannya.

L. Lynch mendefiniskan bahwa secara umum Komunitas Epistemik terdiri dari para ilmuan sosial sebagai kelompok atau individu yang memiliki keahlian tertentu dan dapat memberikan pengaruh atas pembentukan berbagai isu kebijakan publik berdasarkan kepentingan bersama (Lynch, 2003).

Selain itu juga menurut Haas, Komunitas Epistemik ini terdiri dari para profesional dari berbagai ilmu dan latar belakang yang berbeda sehingga mereka saling mengisi satu sama lain. Komunitas Epistemik ini dapat terbentuk karena memiliki berbagai kesamaan diantaranya dalah sebagai berikut:

  1. Memiliki seperangkat norma dan prinsip bersama dalam memberikan dasar pemikirannya untuk melakukan aksi sosial terhadap masyarakat.

  2. Memiliki sebuah keyakinan dengan melihat sebab- akibat yang telah dilakukan bersama dengan menganalisis berbagai praktiknya untuk ikut berkontibusi terhadap masalah utama dan menjelaskan hasil yang di dapat.

  3. Membagi berbagai validitas yang di dapat dalam ilmu pengetahuan di berbagai bidang dari masing masing keahlian mereka.

  4. Memiliki berbagi kebijakan umum terkait praktik dalam mengatasi masalah jalan keluar untuk dapat meyakinkan terhadap masyarakat bahwa kesejahteraan manusia dapat ditingkatkan melalui ilmu pengetahuan (Haas, 1992).

Salah satu pendekatan Komunitas Epistemik adalah menggunakan Epistemic Frame Theory dengan menjelaskan model cara beripikir serta bertindak di dalam komunitasnya melalui praktik, yang artinya adalah praktik di sini merupakan praktik dengan adanya keterlibatan dari kelompok yang dapat melakukan pendekatan umum secara bersama sama dalam menyelidiki dan memecahkan beberapa masalah dengan cara menggunakan pengetahuan dan keterampilan.

Hal tersebut dikarenakan pengetahuan dan keterampilan terdiri dari nilai nilai yang dapat memadu bagaimana cara yang harus digunakan untuk memproses dan mengambil berbagai keputusan. dengan cara berbicara, menulis,membaca, aksi, interaksi, kepercayaan, nilai dan perasaan dan menggunakan berbagai object seperti gambar, alat dan teknologi (Gee, 1999).

Secara singkat, menurut Shaffer epistemic frame theory pada dasarnya menjelaskan mengenai bagaimana cara berpikir dan bertindak dan posisi sebuah komunitas praktisi hingga menjadi sebuah kelompok epistemik Shaffer juga menjelaskan bahwa Kelompok Epistemik dibuat saat para eksekutif nasional bertujuan untuk mencapai koordinasi kebijakan internasional dimana dalam perumusannya bermunculan ketidakpastian dan para pembuat keputusan membutuhkan intepretasi dari situasi tersebut dan pada saat itu juga sebuah Komunitas Epistemic dibutuhkan (Shaffer, 2011).