Apa yang dimaksud dengan kista odontogenik?

Kista merupakan rongga patologis yang berisi cairan atau semicairan, tidak disebabkan oleh akumulasi pus, Bisa dibatasi oleh epitel, namun bisa juga tidak, serta Dapat menyebabkan pembesaran intraoral atau ekstraoral yang secara klinis dapat menyerupai tumor jinak.

Apa yang dimaksud dengan kista odontogenik?

Kista odontogenik adalah kista yang dinding epitelnya berasal dari sisa-sisa organ pembentuk gigi (odontogenik) yang mampu berproliferasi dan potensial menjadi tumor.

Kista tulang yang dibatasi oleh epitel hanya terlihat pada kista yang ada di rahang.

Kista odontogenik disubklasifikasikan menjadi kista yang berasal dari developmental dan kista inflammatory. Kista developmental yakni yang tidak diketahui penyebabnya, namun tidak terlihat sebagai hasil reaksi inflammatory. Kista inflammatory merupakan kista yang terjadi karena inflamasi.

Etiologi dan Patogenesis

Ada tiga macam sisa epitel yang berperan dalam pembentukan beberapa kista odontogenik, yakni:

  1. Sisa-sisa epitel atau glands of Serres yang tersisa setelah terputusnya dental lamina. Ini merupakan penyebab keratosis odontogenik. Juga dapat menjadi penyebab beberapa kista odontogenik developmental lainnya, seperti kista gingiva dan kista periodontal lateral.

  2. Epitel email tereduksi yang berasal dari organ email dan menutupi gigi impaksi yang sudah terbentuk sempurna. Kista dentigerous (folikular), kista erupsi, dan kista paradental inflammatory berasal dari jaringan ini.

  3. Sisa-sisa Malassez yang terbentuk melalui fragmentasi dari epithelial root sheath of Hertwig. Seluruh kista radikular berasal dari sisa-sisa jaringan ini.

Gambaran Klinis

Kista dapat menetap bertahun-tahun tanpa disertai gejala. Mayoritas kista berukuran kecil dan tidak menyebabkan penggelembungan permukaan jaringan. Biasanya terlihat hanya pada saat pemeriksaan gigi rutin dan pemeriksaan radiografik atau ketika lesi terkena infeksi sekunder atau telah mencapai ukuran di mana telah terjadi pembesaran atau asimetri yang terlihat jelas secara klinis.

Kista juga biasa ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan gigi nonvital atau abses gigi akut sehubungan dengan adanya infeksi sekunder pada kista, atau pada kasus kehilangan gigi dan fraktur rahang.

Pada mandibula, fraktur patologis dapat terjadi saat lesi kista telah menyebabkan resorpsi sebagian besar tulang. Saat tidak ada infeksi, secara klinis pembesarannya minimal dan berbatas jelas. Kista yang terinfeksi menyebabkan rasa sakit dan sensitif bila disentuh. Semua tanda klasik infeksi akut dapat terlihat ketika terjadi infeksi. Pembesaran kista dapat menyebabkan asimetri wajah, pergeseran gigi dan perubahan oklusi, hilangnya gigi yang terlibat atau gigi tetangga, serta pergeseran gigi tiruan. Pada beberapa kasus, adanya infeksi dalam kista yang membesar dan posisinya dekat dengan batang saraf dapat menyebabkan perubahan sensasi pada distribusi saraf tersebut.

Kista yang terletak di dekat permukaan, telah meluas ke dalam jaringan lunak, sering terlihat berwarna biru terang dan membran mukosa yang menutupinya sangat tipis. Pada kasus di mana telah terjadi ekspansi tulang yang meluas, ada penipisan tulang di atas kista sehingga pada saat palpasi akan terasa lunak dan bercelah.

Perawatan

Pilihan perawatan untuk kista adalah enukleasi. Bila ada area radiolusensi kecil pada tulang rahang yang tidak berhubungan dengan hilangnya vitalitas pulpa biasanya akan diamati selama beberapa bulan untuk melihat ada tidaknya penambahan ukuran lesi sebelum dilakukan eksplorasi bedah.

Untuk kista yang berukuran cukup besar sehingga dicurigai sebagai tumor jinak harus segera dilakukan pembedahan. Sebelumnya dapat dilakukan diagnosis histologis dan aspirasi kista terlebih dahulu. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi, dinding kista dapat disutur ke mukosa mulut di dekat celah/jalan masuk yang telah dibuat sebelumnya baru kemudian dilakukan marsupialisasi pada kista. Lesi dibiarkan namun terus dilakukan irigasi berulang secara rutin, maka lesi akan berhenti meluas serta tidak akan terjadi infeksi sekunder, dan defek pada rahang akan berangsur hilang.

Penanganan bedah dari lesi yang besar dengan teknik-teknik yang melibatkan penutupan sisa defek melalui eksisi kista membutuhkan penggunaan bone chips atau artifisial lainnya yang dapat menstimulasi fibrosa dan penggantian tulang pada defek, atau plat metalik, atau metode- metode lainnya untuk mencegah fraktur patologis selama proses penyembuhan defek.

Kebanyakan kista pada rahang dibatasi epitel yang berasal dari epithelium odontogenik, yang disebut kista odontogenik, dimana berhubungan dengan perkembangan gigi.

Kista odontogenik adalah kista yang berasal dari sisa-sisa epithelium pembentuk gigi (odontogenic epithelium). Seperti kista lainnya, kista odontogenik dapat mengandung cairan, gas atau material semisolid.

Menurut definisinya, dinding epitel kista ini berasal dari sisa-sisa organ pembentuk gigi. Kista tulang yang dibatasi oleh epitel hanya terlihat pada kista yang ada di rahang. Kista epitelial odontogenik merupakan kelompok kista rahang yang paling penting. Tidak seperti kista lainnya yang dihasilkan dari inklusi epitel penyatuan garis embrionik, sebagian besar kista rahang dibatasi oleh epitel yang berasal dari epitel odontogenik, sehingga disebut sebagai kista odontogenik. Kista ini dibatasi oleh epitel odontogenik yang berkemampuan berproliferasi dan potensial menjadi tumor.

Kista odontogenik disubklasifikasikan menjadi kista yang berasal dari developmental atau kista inflamatori.

  • Kista developmental yakni yang tidak diketahui penyebabnya, namun tidak terlihat sebagai hasil reaksi inflamasi.

  • Kista inflamatori merupakan kista yang terjadi karena inflamasi.

Etiologi dan Pathogenesis


Asal mula kista odontogenis adalah dari elemen epithelial odontogenik, yang asalnya merupakan dari dental lamina, sel sisa Malassez , dental organ atau benih gigi, serta kemungkinannya dari epithelium oral basal.

Ada tiga macam sisa yang masing-masing berperan sebagai asalnya :

  • The epithelial rests atau kelenjar Serres yang tersisa setelah terputusnya dental lamina. Ini merupakan penyebab odontogenic keratocyst . Juga dapat menjadi penyebab beberapa kista gingival dan periodontal lateral developmental.

  • Epitel email tereduksi yang berasal dari organ enamel dan selubung gigi yang belum bererupsi namun telah terbentuk sempurna. Kista dentigerous (folikular) dan kista erupsi berasal dari jaringan ini, juga kista paradental inflammatory yang tidak banyak terjadi.

  • The rests of Malassez yang terbentuk melalui fragmentasi dari epithelial root sheath of Hertwig . Seluruh kista radikular berasal dari sisa-sisa jaringan ini.

Gambaran Umum


Dari studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya, salah satunya adalah yang dilakukan di Pitie-salpetriere University Hospital, Paris Perancis oleh Jean Paul M tahun 2006, bahwa dari 695 kasus kista odontogenik ditemukan persentase berbagai tipe kista sebagai berikut.

Kista Radikular (kista periodontal) 53,5 %
Kista Dentigerous 22,3 %
Odontogenik Keratosis 19,1 %
Kista Residual 4,6 %
Kista Lateral Periodontal 0,3 %
Kista Glandular odontogenik 0,2 %