Ketuban Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan (Prawirohardjo, 2009).
Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum dimulainya persalinan tanpa memperhatikan usia kehamilan. Namun dalam praktik dan penelitian, pecah ketuban dini didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari waktu pecah ketuban sampai awitan persalinan ( Varney dkk, 2006).
Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan pecahnya selaput ketuban janin sebelum proses persalinan dimulai (Norwitz & Schorge, 2008).
Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran korion amnion pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu sebelum awitan persalinan atau disebut juga (PPROM) Preterm Premature Rupture of Membrane (Norwitz & Schorge, 2008).
Etiologi
Menurut Manuaba (2010) Ketuban Pecah Dini disebabkan oleh:
-
Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan kembar, hidramnion.
-
Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.
-
Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, disproporsi sefalopelvik.
-
Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
-
Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk preteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
Menurut Nugroho (2011) Faktor predisposisi KPD sebagai
berikut:
-
Kanalis servikalis yang selalu membuka oleh karena kelainan pada serviks uteri (akibat persalinan, curetage).
-
Tekanan intrauterin yang meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misal trauma, hidramnion, gemeli.
-
Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, atau amniosintetis yang biasanya disertai infeksi.
-
Keadaan sosial ekonomi.
-
Faktor lain :
-
Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban.
-
Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
-
Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum.
-
Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vitamin C)
Menurut Marmi (2011) penyebab dari KPD masih belum diketahui secara jelas maka usaha preventif tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi.
Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD antara lain :
Tanda dan Gejala
Menurut Nugroho (2011) tanda dan gejala KPD sebagai berikut :
-
Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
-
Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak, dengan ciri pucat dan bergaris warna merah.
-
Cairan akan terus diproduksi sampai kelahiran dan jika klien berdiri atau duduk kepala janin biasanya terasa “mengganjal” atau menyumbat kebocoran untuk sementara.
-
Keluarnya air ketuban secara spontan atau merembes dengan atau disertai dengan nyeri.
Mekanisme Ketuban Pecah Dini
Komplikasi
Menurut Prawirohardjo (2009) komplikasi pada KPD bergantung pada usia kehamilan, dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea, atau gagalnya persalinan normal.
-
Persalinan Prematur
Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
-
Infeksi
Pada ketuban pecah dini terjadi resiko infeksi pada ibu dan anak, dimana pada ibu terjadi korioamnionitis (biasanya terjadi sebelum janin terinfeksi) sedangkan pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis. Pada ketuban pecah dini preterm lebih sering terjadi infeksi dari aterm. Secara umum semakin lama periode laten semakin meningkat insiden infeksinya.
-
Hipoksia dan Asfiksia
Dengan pecahnya ketuban mengakibatkan oligohidramnion sehingga menekan tali pusat dan terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara kejadian gawat janin dengan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, maka janin semakin gawat.
-
Sindrom Deformitas Janin
Pertumbuhan janin yang terhambat yang disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin merupakan akibat dari ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini. Menurut Marmi, dkk (2011) Sindrom Deformitas Janin terjadi akibat oligohidramnion sehingga terjadi hipoplasia paru dan deformitas ekstremitas.
Menurut Marmi, dkk (2011) komplikasi yang terjadi pada ibu adalah :
-
Infeksi dalam persalinan
Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka mordibitas dan mortalitas pada ibu dan bayi.
-
Infeksi puerperalis/masa nifas
-
Dry Labour/partus lama
-
Perdarahan postpartum
-
Meningkatkan tindakan SC