Apa yang dimaksud dengan Kerja Keras dan Kerja Cerdas?

bekerja adalah hal yang penting dalam menggapai kesuksesan, ada 2 tipe bekerja yaitu bekerja secara smart atau bekerja secara keras, apakah bedanya?

bekerja keras dan bekerja pintar adalah dua hal yang berbeda dan sama-sama penting. kerja keras menghasilkan perulangan (gagal lalu kembali kerja, kemudian gagal lagi hingga berhasil) sedangkan kerja pintar adalah setelah berkali-kali mengalami kegagalan di kerja keras, maka kita melakukan kerja pintar dengan tidak melakukan kesalahan yang sama.

Kerja Cerdas


Menurut Sujan (1994), tenaga penjual yang mampu kerja dengan cerdas (smart) akan lebih mudah memahami perilaku seseorang dan lebih mudah dalam mengambil keputusan dengan cepat berdasarkan pertimbangan–pertimbangan yang lebih matang, karena tenaga penjual yang cerdas memiliki pengetahuan penjualan dalam setiap situasi penjualan.

Dengan kerja lebih cerdas, diindikasikan tenaga penjual mulai melakukan perencanaan dalam menentukan perilaku dan aktivitas penjualan yang pantas maupun tidak untuk dilakukan, dan mereka akan lebih dapat menyesuaikan perubahan perilaku penjualan dan aktivitas dengan pertimbangan situasional (Sujan dan Kumar, 1994).

Secara akademik, kerja cerdas (working smart) dikonsepkan sebagai perilaku yang adaptif (Spiro and Weitz, 1990). Dijelaskan lebih lanjut dalam penelitiannya, bahwa kerja cerdas diartikan sebagai perilaku yang diarahkan pada pengembangan pengetahuan mengenai situasi penjualan serta penggunaan pengetahuan tersebut dalam situasi penjualan.

Dalam penelitian Sujan et al (1994) berpendapat bahwa pandangan tradisional mengenai tingkat intelijensi dalam kemampuan untuk melakukan pemikiran analistis dinilai melalui tes IQ adalah terlalu sempit. Alternatif yang dapat ditawarkan untuk mengetahui kemampuan seseorang yaitu dengan melihat intelijensi secara kontekstual mengenai bagaimana perilaku seseorang membentuk dan dibentuk oleh lingkungannya (Sternberg 1985 dalam Sujan, 1994).

Intelijensi kontekstual membutuhkan perencanaan dan persiapan secara mental, yakin dengan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengubah perilaku, dan secara situasional dapat melakukan penyesuaian yang memadai dalam perilaku.

Kerja Keras


Pada peneliti terdahulu Weitz, H. Sujan dan M.Sujan (1988) menyatakan bahwa kinerja tenaga penjual yang efektif pada suatu perusahaan tidak akan tercapai apabila tenaga penjual tidak bekerja dengan keras, karena tenaga penjualan memiliki hubungan yang kuat dengan seberapa keras mereka bekerja. Sujan et al (1994), menyatakan bahwa kerja keras merupakan manivestasi kunci dari keseluruhan usaha tenaga penjual dan ketahanan mereka dalam hal lama waktu yang dicurahkan dalam bekerja dan usaha lanjutan yang dilakukan ketika mengalami kegagalan.

Tenaga penjual yang bekerja dengan keras menunjukkan tingkat tanggung jawab yang tinggi dari seorang tenaga penjual untuk bekerja lebih baik dari target job description yang diberikan perusahaan, hal tersebut akan berdampak positif bagi perusahaan karena tenaga penjualan memberikan pengorbanan atas kinerjanya untuk bekekerja lebih keras bagi perusahaan sehingga semakin tinggi kerja keras maka semakin tinggi kinerja tenaga penjual (Hasiholan, 1994).