Apa yang dimaksud dengan Keluarga Broken Home?

keluarga Broken home

Broken home mempunyai arti keluarga retak atau rumah tangga berantakan. Broken home adalah keluarga atau rumah tangga tanpa hadirnya salah seorang dari kedua orang tua (ayah atau ibu) yang disebabkan karena meninggal, perceraian, atau meninggalkan rumah. Kamus Besar Psikologi

Apa yang dimaksud dengan keluarga Broken Home ?

Broken home merupakan pecahnya suatu unit keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka. William J. Goode (2007)

Menurut Sofyan S. Willis (2011) keluarga pecah (broken home) dapat dilihat dari dua aspek, yaitu.

  • Keluarga pecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga meninggal dunia atau telah bercerai.

  • Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak dirumah, dan atau tidak memperlihatkan hubungan kasih sayang lagi. Misalnya sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologis.

Broken home adalah retaknya struktur keluarga karena salah satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka karena meninggal dunia, perceraian, meninggalkan rumah, pertengkaran atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi dalam keluarga .

Kriteria Keluarga Broken Home

Wiliam J. Goode mengemukakan bentuk atau kriteria dari keretakan dalam keluarga (broken home) yaitu:

  • Ketidaksahan

    Merupakan keluarga yang tidak lengkap karena ayah (suami) atau ibu (istri) tidak ada dan kerenanya tidak menjalankan tugas atau perannya seperti yang telah ditentukan oleh masyarakat.

  • Pembatalan, perpisahan, perceraian dan meninggalkan.

    Terputusnya keluarga disini disebabkan karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan dan berhenti melaksanakan kewajiban perannya.

  • Keluarga selaput kosong

    Anggota-anggota keluarga tetap tinggal bersama namun tidak saling berkomunikasi atau bekerjasama dan gagal memberikan dukungan emosional satu sama lain.

  • Ketiadaan seseorang dari pasangan karena hal yang tidak diinginkan.

    Keluarga pecah karena suami atau istri meninggal, dipenjara, atau terpisah dari keluarga karena peperangan, depresi, atau malapetaka lain.

  • Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan.

    Masalah ini dapat berupa penyakit mental, emosional atau badaniah yang parah yang dapat menyebabkan kegagalan dalam menjalankan peran utama.

Keluarga yang mengalami disfungsi (broken home) ditandai dengan ciri- ciri sebagai berikut:

  • Kematian salah satu atau kedua orang tua.
  • Kedua orang tua berpisah atau bercerai.
  • Hubungan kedua orang tua yang tidak baik
  • Hubungan orang tua dengan anak yang tidak baik.
  • Suasana rumah tangga yang tegang dan tanpa kehangatan.
  • Orang tua sibuk dan jarang berada di rumah
  • Salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan kepribadian atau gangguan kejiwaan.

Tidak semua keluarga yang tidak utuh karena hal-hal diatas dikatakan mengalami broken home. Ada beberapa orang tua yang menjadi single parent namun bisa menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis meskipun struktur keluarganya tidak utuh lagi.

Broken home dalam bahasa Indonesia adalah sebuah keluarga di mana orangtua telah bercerai atau berpisah. Yang dimaksud kasus keluarga pecah (broken home) dapat dilihat dari dua aspek:

  • Keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai
  • Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak dirumah, dan atau tidak memperlihatkan hubungan kasih sayang lagi. Misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologi.

Kriteria Keluarga Broken Home


Menurut Syamsu Yusuf (2012, dikatakan keluarga broken home ketika memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Kematian salah satu atau kedua orang tua
  • Divorce, (kedua orang tua berpisah atau bercerai)
  • Poor marriage, (hubungan orang tua dengan anak tidak baik)
  • Poor parent-children relationship, (hubungan orang tua tidak baik)
  • High tenses and low warmth, (suasana keluarga dan tanpa kehangatan)
  • Personality psychological disorder, (salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan kepribadian atau gangguan jiwa).

Broken Home juga bisa dapat diartikan sebagai keluarga krisis. Keluarga krisis artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka melawan orang tua, dan terjadi pertengkaran terus-menerus antara ibu dengan bapak terutama mengenai soal mendidik anak-anak. Bahkan keluarga krisis bisa membawa kepada perceraian suami istri. Dengan kata lain krisis keluarga adalah suatu kondisi yang sangat labil di keluarga, dimana komunikasi dua arah dalam kondisi demokrasi sudah tidak ada.

Faktor Penyebab Keluarga Broken Home


Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab terjadinya keluarga Broken Home, diantaranya:

  • Kurang atau putus komunikasi diantara keluarga terutama ayah dan ibu sering dituding faktor kesibukan sebagai biang keladi. Dalam keluarga sibuk, dimana ayah dan ibu keduanya bekerja dari pagi hingga sore hari. Mereka tidak punya waktu untuk keluarga.

  • Sikap egosentrisme
    Sikap egosentrisme masing-masing suami istri merupakan penyebab pula terjadinya konflik rumah tangga yang berujung pada perengkaran yang terus menerus. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan diri sendiri. Yang lebih berbahaya lagi adalah sifat egisentrisme yaitu sifat yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara. Pada orang yang seperti ini, orang lain tidaklah penting. Orang tua mementingkan dirinya sendiri, dan bagaimana menarik perhatian pihak lain agar mengikutinya minimal memperhatikannya.

  • Masalah ekonomi
    Dalam hal ini ada dua jenis penyebab krisis keluarga, yaitu:

    • Kemiskinan
      Keluarga miskin masih besar jumlah nya di negeri ini. Berbagai cara diusahakan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Akan tetapi tetap saja kemiskinan tidak terkendali. Terakhir pemerintah memberikan bantuan langsung tunai (BLT) pada tahun 2007 dan 2008. Kemiskinan jelas berdampak terhadap kehidupan keluarga.
  • Masalah kesibukan
    Kesibukan adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang. Filsafat hidup mereka mengatakan uang adalah harga diri, dan waktu adalah uang

  • Masalah pendidikan
    Masalah pendidikan sering merupakan penyebab terjadinya krisis di dalam keluarga. Jika pendidikan agak lumayan pada suami-istri, maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya pada suami istri yang pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami liku-liku keluarga. Karena itu sering salah penyalahan bila terjadi persoalan di keluarga. Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang mungkin terjadi perceraian.

Keluarga Broken Home

Yang dimaksud kasus keluarga pecah ( broken home ) dapat dilihat dari dua aspek:

  • Keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai

  • Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak dirumah, dan atau tidak memperlihatkan hubungan kasih sayang lagi. Misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologi.

Dari keluarga yang digambarkan diatas tadi akan lahir anak-anak yang mengalami krisis kepribadian, sehingga perilakunya sering salahsuai. Mereka mengalami gangguan emosional dan bahkan neurotic. Kasus keluarga broken home ini sering kita temui disekolah dengan penyesuaian diri yang kurang baik, seperti malas belajar, menyendiri, agresif, membolos, dan suka menentang guru.

Kriteria Keluarga Broken Home

Dikatakan keluarga broken home ketika memiliki kriteria sebagai berikut:

  • Kematian salah satu atau kedua orang tua

  • Divorce , (kedua orang tua berpisah atau bercerai)

  • Poor marriage , (hubungan orang tua dengan anak tidak baik)

  • Poor parent-childern relationship, (hubungan orang tua tidak baik)

  • High tenses and low warmth , (suasana keluarga dan tanpa kehangatan)

  • Personality psychological disorder , (salah satu atau kedua orang tua mempunyai kelainan kepribadian atau gangguan jiwa).

Broken Home juga bisa dapat diartikan sebagai keluarga krisis. Keluarga krisis artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka melawan orang tua, dan terjadi pertengkaran terus-menerus antara ibu dengan bapak terutama mengenai soal mendidik anak-anak. Bahkan keluarga krisis bisa membawa kepada perceraian suami istri. Dengan kata lain krisis keluarga adalah suatu kondisi yang sangat labil dikeluarga, dimana komunikasi dua arah dalam kondisi demokrasi sudah tidak ada.

Macam-Macam Broken home


Keluarga pecah ( broken home ) dapat dilihat dari dua aspek (Willis, 2010) yaitu:

  1. Keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab sebelah satu dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai

  2. Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak di rumah, dan atau tidak memperlihatkan hubungan kasih sayang lagi. Misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologi.

Dari macam-macam broken home yang dikemukakan oleh Willis tersebut dapat disimpulkan bahwa broken home tidak selalu harus berpisah secara hukum atau agama. Apabila keluarga tersebut sudah tidak memiliki hubungan yang baik dan sehat secara psikis, seperti orangtua sering bertengkar dan tidak diliputi kasih sayang, keluarga tersebut sudah bisa dikatakan broken home .