Apa yang dimaksud dengan Kelelahan Emosional?

Kelelahan emosional bisa sangat mengganggu kehidupan sosial dan aktivitas sehari-hari.

Apa yang dimaksud dengan Kelelahan Emosional?

1 Like

Tumipseed & Moore mendefinisikan kelelahan emosional sebagai respon individual yang unik terhadap stres yang dialami di luar kelaziman pada hubungan inter personal karena dorongan emosional yang kuat, timbulnya perasaan seakanakan tak ada orang yang membantunya, depresi, perasaan terbelenggu dan putus asa (Zaglady, 1997).

Disaat seorang pekerja berusaha untuk mencapai harapanharapan yang ideal dan kadang kurang realistik, individu lalu bekerja amat keras untuk orang lain, sedangkan yang ia peroleh dari kerja kerasnya hanya sedikit sekali dan juga harapannya itu tidak semuanya dapat terpenuhi, bahkan mungkin jauh dari yang diharapkan.

Bila individu tersebut memaksakan untuk memenuhinya harapannya, maka gejala seperti hilangnya vitalitas, energy maupun gangguan lainnya akan timbul dan hal tersebut bisa mengakibatkan burnout (Hariono,2010) hal ini bisa berujung pada terjadinya kelelahan emosional (emotional exhaustion).

Kelelahan emosional setidaknya memiliki beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut :

  1. Burnout merupakan suatu kondisi dimana seorang pekerja berada pada tingkat stres kerja yang tidak teratasi dan kondisi ini merupakan awal terjadinya kelelahan emosional. Pengukuran faktor burn out dapat dilakukan dengan menggunakan indikatorindikator sebagai berikut:
  • Perasaan gagal
  • Dikejar-kejar waktu
  • Merasa bosan
  • Marah
  1. Depersonalisasi. Merupakan suatu kondisi dimana seorang karyawan manarik diri dari lingkugannya (Margiantari, 2008). Pengukuran faktorl Depersonalisasi dapat dilakukan dengan menggunakan indicator-indikator sebagai berikut:
  • Perasaan malas bekerja
  • Sikap sinis
  • Bersikap kasar
  • Kehilangan semangat
  • Kehilangan idealism
  1. Penurunan Prestasi Diri. Merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan atau pekerja tidak mampu menunjukkan performa sebagaimana mestinya. Pengukuran factor penurunan prestasi diri diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
  • Merasa tidak mampu
  • Perasaan rendah diri
  • Pesimis

Kelelahan emosional selalu didahului oleh satu gejala umum, yaitu timbulnya rasa cemas setiap ingin memulai bekerja. Kabiasaan buruk ini mengubah individu menjadi frustasi, atau marah pada diri sendiri (Zaglady,1997).

Pada akhirnya hal ini akan membawa dampak manajerial terhadap rumah sakit. Kinerja rumah sakit akan menjadi terganggu dan tentu saja pasien sebagai pengguna jasa rumah sakit merasa tidak nyaman dengan kinerja pelayanan para perawat.

Maslach dan Jackson (1981) menyatakan bahwa kelelahan emosional adalah suatu perasaan emosional yang berlebihan dan sumber daya emosional seseorang yang telah habis yang dialirkan oleh kontak seseorang dengan individu lain. Menurut Bruce (2009) dalam (Dyna, 2015) mengatakan kelelahan emosional adalah dimensi dari burnout yang didefinisikan sebagai kelelahan pada emosi dan perasaan seseorang terhadap orang lain.

Aspek Kelelahan Emosional

Berikut ini beberapa aspek yang terdapat dalam kelelahan emosi diantaranya adalah :

  1. Kelelahan perasaan pribadi

Kelelahan perasaan pribadi ini ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi.

  1. Terkurasnya sumber-sumber emosional

Kepribadian memberi kecenderungan kepada orang untuk mengalami suasana hati dan emosi tertentu. Semua orang memiliki perbedaan individual dalam kekuatan di mana individu-individu mengalami emosi mereka, hal ini disebut juga intensitas afek (Robbins & Judge, 2009).

Faktor Kelelahan Emosional

Schaufeli dan Enzmann (1998) dalam (Houkes dkk, 2003) telah melakukan tinjauan ekstensif dari literatur kejenuhan dan telah menyimpulkan bahwa kelelahan emosional sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdiri dari :

  1. Beban kerja ( workload ), yaitu tekanan yang timbul dari pekerjaan yang dikerjakan seseorang.

  2. Tekanan waktu ( time pressure ) yaitu timbul dari ketegangan yang dihadapi oleh seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya, dimana ketegangan itu dapat timbul dari sebuah tuntutan penyelesaian pekerjaan ( deadline )

  3. Kurangnya dukungan sosial ( lack of social support ) yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan terhadap dukungan dari orang-orang di sekitarnya untuk melakukan pekerjaan.

  4. Stress karena peran ( role stress ), diartikan bahwa seseorang mengalami sebuah ambiguitas terhadap pekerjaannya dan tengah menghadapi konflik dalam pekerjannya.

Gejala Kelelahan Emosional

Cordes dan Dougherty (1993) kelelahan emosional selalu didahului oleh suatu gejala umum, yaitu timbulnya rasa cemas setiap ingin mulai bekerja, yang kemudian mengarah pada perasaan tidak berdaya menghadapi tuntutan pekerjaan. Artinya bahwa seseorang yang mengalami kelelahan emosi pada umumnya memiliki gejala umum yaitu cemas ketika ingin memulai pekerjaan.

Maslach dan Jackson (1981) menyatakan kelelahan emosional selalu didahului oleh satu gejala umum, yaitu timbulnya rasa cemas setiap ingin memulai bekerja. Ketika realitas yang ada tidak mendukung idealisme mereka, maka mereka tetap berupaya mencapai idealisme tersebut sampai akhirnya sumber diri mereka terkuras, sehingga mengalami kelelahan atau frustasi yang disebabkan terhalangnya pencapaian harapan.

Kelelahan emosi terindikasi dari habisnya energi atau tenaga dan terkurasnya sumberdaya emosi seseorang yang selalu didahului oleh satu gejala umum, yaitu timbulnya rasa cemas setiap ingin memulai bekerja. Kebiasaan buruk ini mengubah individu menjadi frustasi, atau marah pada diri sendiri (Babakus dkk, 1999).

Kelelahan emosional adalah aspek kunci dari burnout sindrom, individu merasakan kelelahan emosi. Kelelahan emosional ditandai dengan terkurasnya sumber-sumber emosional, misalnya perasaan frustrasi, putus asa, sedih, dan tidak berdaya, tertekan, mudah tersinggung dan mudah marah tanpa alasan yang jelas. (Maslach, Schaufeli, & Leiter, 2001). Sementara Pines dan Aronson (1989) dalam (Churiyah, 2011) kelelahan emosional ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi.

Kelelahan emosional timbul karena seseorang bekerja terlalu intens, berdedikasi dan komitmen, bekerja terlalu banyak dan terlalu lama serta memandang kebutuhan dan keinginan mereka sebagai hal kedua. Kelelahan emosional ditandai oleh kurangnya tenaga (energi) dan menyerap sumberdaya emosional secara berlebihan. Kelelahan emosional yang menimpa seseorang berpengaruh kuat terhadap kepuasan kerja dan terhadap kinerjanya (Putri dan Santi, 2012 : 6)

Kelelahan emosional merupakan bagian dari tiga dimensi burn out yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, dan kepercayaan diri yang rendah (Maslach, 1993). Profesi pelayanan, misalnya guru pada dasarnya merupakan suatu pekerjaan yang menghadapi tuntutan dan pelibatan emosional. Interaksi sehari- hari dengan siswa sering memicu terjadinya tekanan-tekanan dan tantangan-tantangan yang menimbulkan ketegangan emosional dan dapat menyebabkan stres.

Maslach & Jackson (1981) menyatakan kelelahan emosional adalah suatu perasaan emosional berlebihan dan sumber daya emosional seseorang yang telah habis yang di alirkan oleh kontak seseorang dengan orang lain. Kelelahan emosional selalu ditandai dengan gejala umum, yaitu timbulnya rasa cemas saat melakukan aktivitas bekerja, serta rasa bosan, tertekan dan apatis secara terus menerus akan terakumulatif otomatis menguras sumber energi guru.

Pines & Aronson (1989) mendefinisikan kelelahan emosional, yaitu kelelahan pada individu yang berhubungan dengan perasaan pribadi yang ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi. Dapat disimpulkan kelelahan emosional merupakan bentuk dari tercapainya batasan seorang dalam melakukan kewajibannya sehingga menimbulkan kecemasan sebagai pengaruh dari kelelahan emosional.

Baba (2009) mendefinisikan bahwa kelelahan emosional adalah suatu keadaan emosional yang terjadi secara terus-menerus serta mengakibatkan suatu ketegangan psikis (jiwa) karena adanya tekanan dari pekerjaan. Keadaan ini menimbulkan suatu gejala kegelisahan, kepenatan, komplain yang dilakukan oleh psikis seseorang serta depresi akibat pekerjaan yang dilakukan. Apabila keadaan ini terus dilanjutkan tanpa adanya sebuah solusi untuk mengatasinya akan berdampak pada efektivitas pekerjaan orang itu sendiri.

Churiyah (2011) mendefinisikan kelelahan emosional adalah perasaan individu yang ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi. Hubungan yang tidak seimbang antara pekerjaan dan diri sendiri dapat menimbulkan ketegangan emosional yang berujung pada terkurasnya sumber-sumber emosi. Kelelahan emosional selalu didahului dengan suatu gejala umum yaitu timbulnya rasa cemas setiap ingin mulai kerja, yang kemudian mengarah pada perasaan tidak berdaya menghadapi tuntutan pekerjaan.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan Emosional

Menurut Babakus et al (1999) menyatakan bahwa secara teoritis kelelahan emosional selalu dihubungkan dengan dua peran yang melatar belakanginya, antara lain yaitu konflik peran dan ambiguitas peran. Dijelaskan bahwa konflik peran dan ambiguitas dipengaruhi oleh adanya penguatan yang melelah serta adanya evaluasi dasar perilaku yang biasa terhadap individu di dalam organisasi.

Menurut Syah (2004) ada ada faktor kelelahan emosional yaitu, faktor kelelahan Jasmani terlihat seperti lemah, lunglai dan kelelahan Rohani seperti kelesuan dan kebosanan.

Aspek-Aspek Kelelahan Emosional

Menurut Maslach, Schaufeli dan Leiter (2001) ada tiga aspek dalam kelelahan emosional sebagai berikut :

1. Fisik

Individu ditandai dengan meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, gangguan lambung (gangguan gastrointestinal), mudah terluka, mudah lelah secara fisik, kematian, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, kepala pusing (migrain), kanker, gangguan otot seperti masalah tidur yaitu sulit tidur atau terlalu banyak tidur.

2. Emosi

Terdapat di dalam komponen afektif manusia. Kelelahan di dalam hal emosi yaitu: mudah lupa, sulit konsentrasi, mudah menangis, mengalami kebosanan, tidak percaya diri, putus asa, mudah cemas, gelisah, sulit beradaptasi, mengurung diri, mudah marah, dan kesepian.

3. Mental

Mental merupakan kelelahan yang berupa kecemasan, ketegangan, bingung, sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung diri, kesepian, depresi, dan mengasingkan diri, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan spontanitas, kreativitas, kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri serta rasa percaya diri.

Indikator-Indikator Kelelahan Emosional

Menurut Houkes et al (2003) mengatakan terdapat empat indikator yaitu :

  1. Beban kerja adalah Tekanan yang timbul dari pekerjaan yang di kerjakan seseorang.

  2. Tekanan waktu adalah Ketegangan yang timbul dari seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya.

  3. Kurangnya dukungan sosial adalah Keadaan dimana terjadi kekurangan terhadap dukungan dari orang lain

  4. Stres karena peran adalah Seseorang mengalami sebuah ambiguitas terhadap pekerjaannya.

Kelelahan Emosional.

Kelelahan emosional merupakan keadaan kronis dari penipisan fisik dan emosional yang dihasilkan dari kerja berlebihan dan / atau tuntutan pribadi dan stres yang berkelanjutan (Wright & Cropanzano, 1998). Kelelahan merupakan sejenis stres yang dialami orang yang bekerja dalam bidang pelayanan seperti perawat, transportasi, kepolisian, pendidikan dan lain sebagainya (Schuler & Jackson, 2007). Apabila kondisi pekerjaan pada stress tinggi, maka karyawan akan menjadi lelah secara emosional dan menumbuhkan kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang rendah (Babakus et al., 1999); (Mulki, Jaramillo, & Locander, 2006). Penelitian ini menggunakan conservation resources theory (COR) yang menyatakan munculnya kelelahan emosional ketika pekerja merasakan kurangnya sumberdaya untuk melakukan pekerjaan mereka (Halbesleben & Buckley, 2004); (Janssen, Peeters, Jonge, Houkes, & Tummers, 2004) 2004).Para peneliti berpendapat bahwa kelelahan emosional adalah komponen kunci dari kelelahan,dan telah muncul sebagai variabel sentral untuk memahami proses burnout (O’Neill & Xiao, 2010). Dapat diasumsikan, karyawan yang kelelahan secara emosional akan merasa lebih lelah, mengeluarkan lebih sedikit usaha di tempat kerja, dan tidak mau membantu lainnya (Mulki et al., 2006). Penelitian Santika & Sudibia (2017) yang menyimpulkan kelelahan emosional memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Beberapa penelitian menyimpulkan kelelahan emosional berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Churiyah, 2011), berpengaruh juga terhadap kepuasan kerja (Karatepe & Tekinkus, 2006).

Kelelahan emosi mengacu pada terkurasnya dan berkurangnya sumberdaya emosional. Terdapat beberapa kondisi yang menyatakan kelelahan emosi seperti perasaan frustrasi, sedih, putus asa, hampa tertekan, mudah tersinggung, merasa terbebani dengan tugas yang ada, mudah marah tanpa alasan yang jelas sehingga menimbulkan perasaan seseorang tidak mampu memberikan pelayanan psikologis.

Kelelahan emosional ditandai dengan individu yang berhubungan dengan sikap sukar untuk membantu orang lain, mudah putus asa dan bersikap tidak peduli terhadap orang lain dan perasaan tertekan dengan tuntutan pekerjaan.

Referensi

https://mix.mercubuana.ac.id/media/293236-model-kelelahan-emosional-antaseden-dan-d69d4bd4.pdf
https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/G0112049_bab2.pdf

Kelelahan emosional merupakan bagian dari tiga dimensi burn out yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, dan kepercayaan diri yang rendah (Maslach,1993). Profesi pelayanan, misalnya guru pada dasarnya merupakan suatupekerjaan yang menghadapi tuntutan dan pelibatan emosional. Interaksi sehari- hari dengan siswa sering memicu terjadinya tekanan-tekanan dan tantangan-tantangan yang menimbulkan ketegangan emosional dan dapat menyebabkan stres. Ketika stres dalam kerja tidak dapat di elakkan beberapa konsekuensi fisiologis, psikologis dan tingkah laku dapat saja terjadi. Konsekuensi- konsekuensi kondisi kerja yang menuntut dan menyebabkan stres inilah yang didefinisikan sebagai burn out (Freudenberger & Maslach dalam Friesen, D & Prokop, 1988), sehingga kelelahan emosional merupakan inti dari sindrom burnout (Maslach dan Caputo dalam Sujtipto, 2001).

Maslach & Jackson (1981) menyatakan kelelahan emosional adalah suatu perasaan emosional berlebihan dan sumber daya emosional seseorang yang telah habis yang di alirkan oleh kontak seseorang dengan orang lain. Kelelahan emosional selalu ditandai dengan gejala umum, yaitu timbulnya rasa cemas saat melakukan aktivitas bekerja, serta rasa bosan, tertekan dan apatis secara terus menerus akan terakumulatif otomatis menguras sumber energi guru.

Pines & Aronson (1989) mendefinisikan kelelahan emosional, yaitu kelelahan pada individu yang berhubungan dengan perasaan pribadi yang ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi. Dapat disimpulkan kelelahan emosional merupakan bentuk dari tercapainya batasan seorang dalam melakukan kewajibannya sehingga menimbulkan kecemasan sebagai pengaruh dari kelelahan
emosional.

Baba (2009) mendefinisikan bahwa kelelahan emosional adalah suatu keadaan emosional yang terjadi secara terus-menerus serta mengakibatkan suatu ketegangan psikis (jiwa) karena adanya tekanan dari pekerjaan. Keadaan ini menimbulkan suatu gejala kegelisahan, kepenatan, komplain yang dilakukan oleh psikis seseorang serta depresi akibat pekerjaan yang dilakukan. Apabila keadaan ini terus dilanjutkan tanpa adanya sebuah solusi untuk mengatasinya akan berdampak pada efektivitas pekerjaan orang itu sendiri.

Churiyah (2011) mendefinisikan kelelahan emosional adalah perasaan individu yang ditandai dengan rasa tidak berdaya dan depresi. Hubungan yang tidak seimbang antara pekerjaan dan diri sendiri dapat menimbulkan ketegangan emosional yang berujung pada terkurasnya sumber-sumber emosi. Kelelahan emosional selalu didahului dengan suatu gejala umum yaitu timbulnya rasa cemas setiap ingin mulai kerja, yang kemudian mengarah pada perasaan tidak berdaya menghadapi tuntutan pekerjaan.

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan Emosional

Schaufeli & Enzmann (dalam Houkes et al, 2003) telah melakukan tinjauan ekstensif dari literatur kejenuhan dan telah menyimpulkan bahwa kelelahan emosional sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdiri dari:
a. Beban kerja (workload)
Tekanan yang timbul dari pekerjaan yang dikerjakan seseorang.

b. Tekanan waktu (time pressure)
Sesuatu yang timbul dari ketegangan yang dihadapi oleh seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya, yang dimana ketegangan itu dapat timbul dari sebuah tuntutan penyelesaian pekerjaan (deadline).

c. Kurangnya dukungan sosial (lack of social support)
Keadaan di mana terjadi kekurangan terhadap dukungan dari orang-orang yang ada di sekitarnya untuk melakukan pekerjaan.

d. Stres karena peran (role stress)
Diartikan bahwa seseorang mengalami sebuah ambiguitas terhadap pekerjaannya dan tengah menghadapi konflik dalam pekerjaannya.

Menurut Syah (2004) ada ada faktor kelelahan emosional yaitu, faktor kelelahan Jasmani terlihat seperti lemah, lunglai dan kelelahan Rohani seperti kelesuan dan kebosanan.

Aspek-Aspek Kelelahan Emosional

Menurut Maslach, Schaufeli dan Leiter (2001) ada tiga aspek dalam kelelahan emosional sebagai berikut :
a. Fisik
Individu ditandai dengan meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, gangguan lambung (gangguan gastrointestinal), mudah terluka, mudah lelah secara fisik, kematian, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, kepala pusing (migrain), kanker, gangguan otot seperti masalah tidur yaitu sulit tidur atau terlalu banyak tidur.

b. Emosi
Terdapat di dalam komponen afektif manusia. Kelelahan di dalam hal emosi yaitu: mudah lupa, sulit konsentrasi, mudah menangis, mengalami kebosanan, tidak percaya diri, putus asa, mudah cemas, gelisah, sulit beradaptasi, mengurung diri, mudah marah, dan kesepian.

c. Mental
Mental merupakan kelelahan yang berupa kecemasan, ketegangan, bingung, sensitif, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengurung diri, kesepian, depresi, dan mengasingkan diri, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan spontanitas, kreativitas, kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri serta rasa percaya diri.

Menurut Babaku et al (1999) Aspek kelelahan emosional di tandai dengan adanya kondisi seorang individu menjadi frustrasi, atau marah pada diri sendiri.

Indikator-Indikator Kelelahan Emosional

Menurut Houkes et al (2003) mengatakan terdapat empat indikator yaitu :
a. Beban kerja adalah Tekanan yang timbul dari pekerjaan yang di kerjakan seseorang.
b. Tekanan waktu adalah Ketegangan yang timbul dari seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya.
c. Kurangnya dukungan sosial adalah Keadaan dimana terjadi kekurangan terhadap dukungan dari orang lain
d. Stres karena peran adalah seseorang mengalami sebuah ambiguitas terhadap pekerjaannya.