Apa yang Dimaksud dengan Kecerdasan Sosial?

kecerdasan sosial
Potensi remaja bisa dikembangkan dengan mengacu pada teori kecerdasan. Teori kecerdasan menurut Howard Gardner yang merumuskan teori multiple intelligence . Dalam multiple intelligence menurut Gardner yaitu salah satunya adalah kecerdasan sosial ( social intelligence ). Apa yang Dimaksud Dengan Kecerdasan Sosial ?

Gardner (2009) mengemukakan kecerdasan sosial adalah kemampuan remaja dalam berhubungan dengan orang lain. Remaja yang tinggi intelegensi sosialnya akan mampu menjalin komunikasi yang efektif dengan orang lain, mampu berempati secara baik, mampu mengembangkan hubungan yang harmonis dengan orang lain. Mereka dapat dengan cepat memahami suasana hati, motif dan niat orang lain.

Alder (2001) mengemukakan bahwa kecerdasan sosial juga disebut juga dengan intelegensi interpersonal yaitu orang yang mampu memahami, berinteraksi, dan berhubungan baik dengan orang lain. Intelegensi interpersonal ini meliputi memahami orang lain, kemampuan sosial, dan keterampilan menjalin hubungan. Selanjutnya Albrecht (2006) mengemukakan kecerdasan sosial adalah kemampuan untuk bergaul dengan baik dan mengajak orang lain untuk bekerjasama.

Buzan (2002) mengemukakan bahwa orang yang memiliki kecerdasan sosial baik akan mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan otak dan juga tubuhnya. Mereka memiliki kemampuan membaca bahasa tubuh orang lain dan mendengarkan untuk dapat sukses dalam kehidupan luas. Kecerdasan sosial akan membuat seseorang nyaman berada dimanapun dengan oarang lain yang berbeda latar belakang, umur, budaya, dan latar belakang sosial serta mampu membuat mereka merasa nyaman.

Jadi definisi kecerdasan sosial secara teoritis adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang disekeliling atau disekitarnya. Orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi ia mampu memahami siapakah dirinya, dimana tempatnya, dan bagaimana posisinya didalam masyarakat serta mampu hidup dengan harmonis dan selaras dengan lingkungannya. Dengan demikian orang-orang tersebut akan hidup lebih nyaman dan sejahtera.

Karakteristik Kecerdasan Sosial


Ada beberapa karakteristik individu yang memiliki kecerdasan sosial yang
tinggi. Safaria (2005) menjelaskan beberapa kreteria tersebut adalah sebagai
berikut :

  1. Mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif.
  2. Mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain secara total
  3. Mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif
  4. Mampu menyesuaikan dirinya secara efektif
  5. Mampu memecahkan masalah yang terjadi dengan relasi sosialnya.
  6. Memiliki ketrampilan komunikasi yang mencakup keterampilan
    mendengarkan, berbicara efektif dan menulis secara efektif.

Sumber:

Kecerdasan sosial (Interpersonal Intelligence) adalah kemampuan untuk secara efektif menavigasi dan bernegosiasi dalam interaksi dan lingkungan sosial. Kecerdasan sosial adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi sosial dengan orang di sekitarnya dan menjalin hubungan dengan kelompok masyarakat yang dicirikan dengan kematangan diri memahami orang lain, memberikan motivasi dan mampu bekerja sama dengan orang lain.

Ciri-ciri seseorang dengan kecerdasan sosial yaitu ramah dan banyak senyum, memiliki banyak teman, pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi dalam suatu lingkungan sosial dan hidupnya bisa bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga bagi orang lain.

Pengertian Kecerdasan Sosial Menurut Para Ahli


Definisi Kecerdasan Sosial menurut para ahli adala sebagai berikut :

  1. Edward Thorndike (1920). Menurut Edward Thorndike, Pengertian Kecerdasan Sosial adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola laki-laki dan perempuan dan anak perempuan, untuk bertindak bijaksana dalam hubungan manusia.

  2. Syamsu (2004). Menurut Syamsu, Pengertian Kecerdasan Sosial adalah kemampuan untuk memahami dirinya atau lingkungannya secara optimal dan bereaksi dengan tepat untuk melakukan keberhasilan perilaku sosial.

  3. Goleman (2006). Menurut Goleman, Pengertian Kecerdasan Sosial adalah ukuran kemampuan diri seseorang dalam pergaulan di masyarakat dan kemampuan berinteraksi sosial dengan orang-orang di sekeliling atau sekitarnya.

  4. Zuchdi (2011). Menurut Zuchdi, Pengertian Kecerdasan Sosial adalah keterampilan atau kecakapan sosial, mencakup kecakapan berkomunikasi dan bekerja sama.

  5. Khilstrom dan Cantor. Menurut Khilstrom dan Cantor, pengertian Kecerdasan Sosial adalah suatu simpanan pengetahuan mengenai dunia sosial, menjalin hubungan dengan orang lain dan kemampuan dalam menghadapi orang-orang yang berbeda latar belakang dengan cara bijaksana.

6. Prawira (2012). Menurut Prawira, Pengertian Kecerdasan Sosial adalah kemampuan individu untuk menghadapi dan mereaksi situasi sosial atau hidup di masyarakat. Kecerdasan sosial bukan emosi seseorang terhadap orang lain, melainkan kemampuan seseorang untuk mengerti kepada orang lain, dapat berbuat sesuatu dengan tuntutan masyarakat.

7. Ross Honeywill. Menurut Ross Honeywill, Pengertian Kecerdasan Sosial adalah gabungan dari kesadaran diri dan kesadaran sosial, evolusi keyakinan sosial dan sikap, serta kapasitas dan kemampuan mengelola perubahan sosial yang kompleks.

8. Sean Foleno. Menurut Sean Foleno, Pengertian Kecerdasan Sosial adalah kemampuan seseorang untuk memahami lingkungannya secara optimal dan bereaksi dengan tepat untuk sukses secara sosial.

Aspek Kecerdasan Sosial


Menurut Goleman (2001), ada 2 aspek kecerdasan sosial diantaranya yaitu:

1. Kesadaran Sosial
Kesadaran sosial mengarah pada spektrum yang secara tidak langsung merasakan apa yang dirasakan orang lain, memahami perasaan dan pikirannya untuk ikut terlibat dalam situasi yang sulit. Spektrum kesadaran sosial meliputi:

  • Primal Empathy (empati terpenting), yaitu perasaan terhadap orang yang lain, merasakan tanda isyarat emosi.

  • Attuntment (penyesuaian atau adaptasi), yaitu mendengarkan dengan kemauan penuh, membiasakan diri mendengarkan seseorang.

  • Empathic accuracy (empati yang tepat), yaitu memahami pikiran gagasan, perasaan dan kehendak orang lain.

  • Social cognition (kesadaran sosial), yaitu mengetahui bagaimana kehidupan bersosialisasi terjadi.

2. Kecakapan Sosial
Kecakapan sosial yaitu kemampuan merasakan perasaan orang lain, atau sekadar tahu apa yang mereka pikirkan ataupun inginkan, tidak sama sekali menjamin suatu keberhasilan dalam suatu interaksi. Kecakapan sosial terbentuk dalam kesadaran sosial untuk memenuhi suatu interaksi yang lancar dan efektif. Spektrum kecakapan sosial ini meliputi:

  • Synchrony (Sinkroni), yaitu menginteraksikan dengan lancar pada level non verbal.

  • Self Presentation (Presentasi Diri Pribadi), yaitu mempresentasikan diri sendiri dengan efektif.

  • Influence (Pengaruh), yaitu menghadirkan jalan keluar dari interaksi sosial.

  • Concern (Peduli), yaitu peduli terhadap orang lain sesuai dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing individu.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Sosial


Menurut Goleman (2004), terdapat 4 keterampilan dasar yang harus dikembangkan dalam meningkatkan kecerdasan sosial, diantaranya yaitu:

  • Mengorganisasikan kelompok.
  • Merundingkan pemecahan masalah.
  • Menjalin hubungan.
  • Menganalisis sosial.

Menurut Shapiro (Azzet, 2014), ada 5 keterampilan sosial yang bisa dilatih pada anak agar memiliki kecerdasan sosial yang baik, diantaranya yaitu:

  • Keterampilan berkomunikasi.
  • Keterampilan dalam membuat humor.
  • Keterampilan menjalin persahabatan.
  • Keterampilan berperan dalam kelompok.
  • Keterampilan bersopan santun dalam pergaulan.

Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Sosial


Menurut Goleman (2006), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kecerdasan sosial, diantaranya yaitu:

  1. Keluarga . Menurut Goleman, keluarga yang memiliki waktu untuk berkumpul bersama pada malam hari dan memberikan kasih sayang menyebabkan anak memiliki emosi yang positif terhadap orangtuanya, sehingga memudahkan anak untuk bersosialiasi dan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain.

  2. Ekonomi . Menurut Goleman, tekanan ekonomi membuat orangtua lebih lama dalam bekerja, sehingga saat pulang sekolah anak lebih menghabiskan waktu sendirian di rumah atau tempat penitipan anak, sehingga waktu tersebut terlewatkan untuk bersama dengan orangtua. Orangtua yang bekerja harus lebih meluangkan waktu bersama anak agar anak bisa berinteraksi dengan orangtuanya.

  3. Teknologi . Menurut Goleman, anak-anak yang lebih senang menonton tayangan televisi akan menyebabkan anak tersebut melewatkan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga anak-anak perlu melakukan interaksi seperti aktivitas bermain di luar rumah untuk membantu belajar bergaul dengan lebih baik.

Ambron (1981) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses belajar yang membimbing seseorang ke arah perkembangan keperibadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab dan efektif. Stephen Jay Gould dari Monash University, dalam kajiannya bertajuk „On Intelligence‟ (1994) menjelaskan bahawa kecerdasan sosial merupakan suatu kemampuan untuk memahami dan mengadakan hubungan sesama manusia.

Pendapat ini disokong oleh Golmen (2005) di mana kecerdasaan sosial menggambarkan secara eksklusif keupayaan manusia untuk menggunakan otak secara berkesan bagi mengemudikan perhubungan sosial kompleks dan persekitaran manusia itu sendiri. Beliau juga menyatakan bahawa komponen penting membangunkan kecerdasan sosial adalah komunikasi dan pendidikan.

Manakala pakar psikologi pendidikan Gardner (1983) mendapati kompetensi sosial itu sebagai kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merangkumi lapan kecerdasan generik iaitu, linguistik, logikal-matematik, ruang, muzik, tubuh kinestetik, interpersonal (sosial), intrapersonal (kendiri) dan naturalis. Gardner juga berpendapat bahawa ke lapan-lapan kecerdasaan tersebut perlu ada dalam diri seorang individu terutama dalam kalangan pendidik.

Dong, et al (Beheshtifar, 2012) mengemukakan terdapat dua komponen umum dalam kecerdasan sosial, yakni: (a) the awareness of others, dan (b) their response and adaptation to others and the social situations.

Demikian pula Goleman (2007) mengidentifikasi delapan unsur kecerdasan sosial, dengan membaginya kedalam dua kategori besar, yakni: Kategori pertama adalah kesadaran sosial, yang merujuk kepada bagaimana individu memahami keadaan batiniah seseorang, memahami perasaan dan pikirannya. Unsur kecerdasan sosial yang termasuk dalam kategori ini adalah :

  1. Empati Dasar. Secara sederhana empati berarti mampu memahami perasaan orang lain. Orang dengan kecerdasan sosial mempunyai kemampuan untuk mampu merasakan perasaan orang lain. Di samping itu, dia juga mampu merasakan isyaratisyarat emosi non verbal seperti bersedih, kecewa, kesal dan lain sebagainya.

  2. Penyelarasan, adalah bagaimana individu mampu untuk mendengarkan dengan terbuka dan memahami apa yang disampaikan orang lain. Hal ini berkaitan erat dengan seni mendengarkan. Oleh sebab itu, seorang dengan kecerdasan sosial mempunyai kemampuan untuk mendengarkan dengan efektif. Dengan hal tersebut diharapkan mampu menyelaraskan diri dengan perasaan orang lain.

  3. Ketepatan Empatik, yakni kemampuan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. Dengan memahami pikiran dan perasaan orang lain, individu akan mampu untuk mengerti maksud dari orang lain.

  4. Pengertian Sosial, yakni pemahaman individu tentang dunia sosial, bagaimana dunia sosial tersebut bekerja. Pemahaman ini akan memudahkan bagi individu dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kategori kedua kecerdasan sosial adalah fasilitas sosial, yang merujuk kepada bagaimana seseorang berinteraksi dengan mulus dan efektif. Unsur-unsur kecerdasan sosial yang termasuk kategori ini adalah:

  1. Sinkronisasi, yakni bagaimana individu bisa berinteraksi secara mulus dengan menggunakan bahasa non verbal, merupakan bahasa yang menggunakan isyarat bahasa tubuh seperti ekspresi wajah, pandangan mata, gerak tubuh dan sebagainya. Orang yang memiliki kecerdasan sosial mampu memahami bahasa tubuh dari orang yang berinteraksi dengannya. Dari ekspresi wajah lawan bicaranya, dia bisa mengetahui apakah lawan bicaranya tersebut sedang marah, emosi, kesal atau kecewa.

  2. Presentasi diri, hal ini berkaitan dengan bagaimana individu menampilkan dirinya dengan efektif ketika berinteraksi dengan orang sekitarnya.

  3. Pengaruh, yakni kemampuan individu memberikan pengaruh kepada orang-orang yang berinteraksi dengannya. Dia mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu. Hal ini tentu saja dilakukan dengan menggunakan kemampuan bicara yang hati-hati serta mampu untuk mengendalikan diri.

  4. Kepedulian, merupakan bentuk kecerdasan sosial yang paling tinggi, yang menekankan pada bagaimana individu peduli akan kebutuhan orang lain, yang ditunjukkan dengan melakukan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Semakin individu bersimpati dengan seseorang dalam kesusahan dan merasa peduli, semakin besarlah dorongannya untuk menolong mereka.

Kedelapan unsur kecerdasan tersebut saling berkaitan, kecerdasan sosial hanya bisa dimiliki jika seseorang mampu mengsinergikan kedelapan unsur tersebut. Semakin mampu seseorang individu mengsinergikan kedelapan unsur kecerdasan sosial, semakin tinggi pula kecerdasan sosialnya, demikian pula sebaliknya.

Kecerdasan sosial diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau saling menguntungkan. Dua tokoh dari psikologi inteligensi yang secara tegas menegaskan adanya sebuah kecerdasan sosial ini adalah Thorndike, dengan menyebutnya sebagai kecerdasan sosial. Kata sosial tersebut menjelaskan hal yang sama yaitu kemampuan untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang sehat dan saling menguntungkan.

Dalam bukunya Revolusi Kecerdasan Abad 21, Agus Efendi mengatakan kecerdasan sosial adalah kecerdasan dalam mencatat dan membedakan individu-inidvidu dan khususnya suasana (moods), temperamen, motivasi, dan maksud-maksud mereka, yaitu kecerdasan yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka yang memiliki kecerdasan ini biasanya memiliki keterampilan intuitif yang kuat. Mereka pintar membaca suasana hati, temperamen, motivasi, dan maksud orang lain.

Kecerdasan sosial ini mempunyai tiga dimensi utama, yaitu sosial sensitivity, social insight, dan social communication. Ketiga dimensi ini merupakan suatu kesatuan utuh dan ketiganya saling mengisi satu sama lain. Sehingga jika salah satu dimensi timpang, maka akan melemahkan dimensi yang lainnya.

  1. Social sensitivity atau sensivitas sosial, yaitu kemampuan anak untuk mampu merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun non-verbal. Anak yang memiliki sensivitas sosial yang tinggi akan mudah memahami dan menyadari adanya reaksireaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi tersebut positif atau pun negatif. Di dalam dimensi ini terdapat sikap empati dan prososial.

  2. Social insight, yaitu kemampuan anak untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghambat apalagi menghancurkan relasi sosial yang telah dibangun anak. Tentu saja pemecahan masalah yang ditawarkan adalah pendekatan menang-menang atau win-win solution. Di dalam nya terdapat juga kemampuan anak dalam memahami situasi sosial dan etika sosial sehingga anak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi tersebut. Fondasi dasar dari social insight adalah berkembangnya kesadaran diri anak secara baik. Kesadaran diri yang berkembang ini akan membuat anak mampu memahami keadaan dirinya baik keadaan internal maupun eksternal seperti menyadari emosi-emosinya yang sedang muncul (internal) atau menyadari penampilan cara berpakaian sendiri, cara berbicaranya dan intonasi suaranya (eksternal).

  3. Social communication atau penguasaan keterampilan komunikasi sosial merupakan kemampuan individu untuk menggunakan proses komunikasi dalam menjalin dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Dalam proses menciptakan, membangun, dan mempertahankan relasi sosial, maka seseorang membutuhkan sarananya. Tentu saja sarana yang digunakan adalah melalui proses komunikasi, yang mencakup baik komunikasi verbal, non-verbal maupun komunikasi melalui penampilan fisik. Keterampilan komunikasi yang harus dikuasai adalah keterampilan mendengarkan efektif, keterampilan berbicara efektif, keterampilan public speaking dan keterampilan menulis secara efektif.

Adapun karakteristik orang yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi yaitu:

  1. Mampu mengembangkan dan menciptakan relasi sosial baru secara efektif

  2. Mampu berempati dengan orang lain atau memahami orang lain secara total

  3. Mampu mempertahankan relasi sosialnya secara efektif sehingga tidak musnah dimakan waktu dan senantiasa berkembang semakin intim, mendalam, penuh makna

  4. Mampu menyadari komunikasi verbal maupun non verbal yang dimunculkan orang lain, atau dengan kata lain sensitif terhadap perubahan situasi sosial dan tuntutantuntutannya. Sehingga anak mampu menyesuaikan dirinya secara efektif dalam segala macam situasi

  5. Mampu memecahkan masalah yang terjadi dalam relasi sosialnya dengan pendekatan win-win solution, serta yang paling penting adalah mencegah munculnya masalah dalam relasi sosialnya

  6. Memiliki keterampilan komunikasi yang mencakup keterampilan mendengarkan efektif. Termasuk pula di dalamnya mampu menampilkan penampilan fisik (model busana) yang sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya.

Di dalam buku Boost Your Intelligence, Harry Alder mengatakan orang yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi adalah orang yang manusiawi. Mereka memahami, berinteraksi dan berhubungan baik dengan orang lain. Orang lain, sebaliknya, biasanya akan meganggap mereka “dapat diandalkan”, “bertanggung jawab”, dan “mempesona”. Didunia kerja, mereka bekerja dengan baik di dalam tim dan sukses berinterkasi baik dengan para pelanggan, rekan kerja, maupun atasan. Inteligensi interpersonal berhubungan dengan “diri sosial” meliputi beberapa kemampuan, diantaranya:

  1. Memahami orang lain
    Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan oang lain adalah hal terpenting dalam inteligensi emosi. Kadang kita menyebutnya sebagai empati. Kita menyaksikan hal ini dalam pernyataan-pernyataan seperti “saya dapat membayangkan bagaimana perasaanmu”. Ini berarti melihat dunia dari mata oang lain. Ini juga berarti dapat “membaca” emosi-emosi orang lain, dan mehargai mereka melalui apa yang kita katakan dan lakukan. Memahami bagimana seseorang merasakan sesuatu tidak harus mendikte tindakan anda. Misalnya, menjadi seorang pendengar yang baik tidak berarti bahwa anda harus setuju dengan apa pun yang anda dengarkan, atau tidak membuat pandangan-pandangan anda tidak dimengerti. Namun demikian, keuntungan dari memahami orang lain dengan lebih baik adalah anda memiliki lebih banyak pengetahuan tentang cara membuat keputusan-keputusan, lebih banyak piliha-pilihan tentang cara bersiap, dan memilih peluang lebih baik untuk berkomunikasi dan menjalin hubunganhubungan baik. Karakteristk inteligensi ini biasanya berlaku pada hubunga-hubungan dengan keluarga, temanteman, rekan kera dan sejenisnya dari pada orang asing. Ia berlaku di dalam hubungan-hubungan yang lebih dekat ketika kita biasa menghadapi barbagai masalah dan berbagai perasaan-perasaan, dan kasus-kasus inilah yang paling banyak mempengaruhi tujuan-tujuan kita.

  2. Kemampuan social
    Aspek inteligensi interpersonal ini membentang melampaui teman-teman pribadi, kelarga, dan rekan-rekan kerja. Aspek-aspek sosial yang lebih luas dan masyarakat umum. Orang yang cerdas secara sosial meiliki apa yang kita sebut sebagai kesadaran sosial, bebas buta sosial, dan perhatian mendasar terhadap orang lain. Kita mengatakan bahwa seorang yang meliki kemampuan sosial denan ia dapar bergaul dengan siapa saja, atau dia benar-benar seorang yang sangat menyenangkan. Berarti dia baik, sopan, jujur, dan lain-lain pada saya. Saya suka padanya. Keterampilan ini meluas pada komunasi lintas budaya dan tenggang rasa terhadap orang yang berbeda dengan anda. Hal ini membutuhkan pengetahuan seperti tentang budaya organisasi atau bangsa, adat, dan lain-lain. Dan keterampilan dalam membimbing diri anda pada sebuah cara yang cerdas secara sosial. Keduanya dapat dipelajari, dan keduanya akan ditambahkan pada kemampuan sosial anda.

  3. Keterampilan untuk menjalin hubungan
    Salah satu aspek inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk menciptakan dan menikmati hubungan yang saling memuaskan. Banyak masalah merupakan masalah yang menyangkut manusia. Biasanya bukan apa masalahnya, tetapi siapa? Kebanyakan suatu masalah lebih berhubungan dengan dimensi-dimensi hubungan atas apa yang terjadi ketimbang sekedar masalah-masalah teknis. Keterampilan-keterampilan interpersonal, seperti kemampuan untuk membaca perasaan orang lain, adalah penting untuk peristiwa sehari-hari dan khusus dengan orang lain, dan hubungan-hubungan yang baik tergantung pada hal tersebut. Kita semua memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan yang memuaskan, dan kekurangan-kekurangan genetik bukanlah alasan. Kita mungkin perlu: mengenali keterbatasan dan kebutuhan anda akan pengetahuan atau keterampilan-keterampilan, mengubah sikap anda jika memang perlu, mengubah kepercayaan diri anda untuk mencapai tujuan-tujuan dalam hubungan pribadi. Berlatih mendengarkan, dan membayangkan perasaan orang lain.

  4. Berkomunikasi untuk memperoleh hasil
    Inteligensi interpersonal terdiri dari apa yang kadangkadang kita sebut sebagai keterampilan-keterampilan manusia, yaitu komunikasi inrpersal, menjalin hubungan dan memahami orang lain. Keterampilan-keterampilan inerpersonal dapat dipelajari pada usia berapapun. Seperti pendidikan juga efektif, pidato atau berbicara dimuka umum, engajar, mewawancarai dan keterampilan yang lain termasuk dalam ategori inteligensi interpersonal. Banyak karakteristik pribadi, bakat, dan keteramlan-keterampilan khusus, pengalaman, dan faktor-faktor lingkungan yang lebih besar seperti pengasuhan dan pendidikan, membentuk inteligensi sosial ini. Jadi pertama kita perlu memuskan manayang akan menjadi fokus kita, dan kedua mempelajari prinsip-rinsip dan teknik, yangakan menghasilkan peningkatan paling besar. Keterampilan umum yang perlu dipelajari adalah bergaul dengan mudah dan memperhatikan orang lain dengan tulus dan menciptakan hubungan yang hangat dan dewasa. Seringkali disebuan juga empati, sensitivtas, rasa humor, keterbukaan dan saling pengertian.

  5. Keserasian
    Sebuah prinsip penting dalam keterampilan interpersonal adalah serasian menciptakan perasaan sama. Dia adalah orang yang serupa dengan saya.