Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter?

Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk menambah ataupun mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan moneter biasanya digunakan sebagai kebijakan ekonomi dalam jangka pendek. Kebijakan moneter juga penting dalam pemerintah, sebab hal ini juga dapat mempengaruhi perekonomian.

Apakah yang dimaksud dengan Kebijakan Moneter?

Kebijakan moneter adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah (Bank Sentral) untuk menambah dan mengurangi jumlah uang yang beredar. Sejak tahun 1945, kebijakan moneter hanya digunakan sebagai kebijakan ekonomi untuk mencapai stabilitas ekonomi jangka pendek. Adapun kebijakan fiskal digunakan dalam pengendalian ekonomi jangka panjang. Namun pada saat ini kebijakan moneter merupakan kebijakan utama yang dipergunakan untuk pengendalian ekonomi jangka pendek dan jangka panjang.

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi).

Untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, pemerintah dapat melakukan kebijakan uang ketat dan kebijakan uang longgar.

1. Easy Money Policy, yaitu kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk menambah jumlah uang yang beredar dengan cara :

  • Memberikan kredit longgar.
  • Menurunkan tungkat suku bunga
  • Menurunkan cadangan Kas
  • Membeli surat-surat berharga

2. Tight Money Policy, yaitu kebijakan Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara :

  • Membatasi pemberian kredit
  • Menjual surat berharga
  • Menaikan suku bunga
  • Menaikan cadangan kas

Jadi cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi adalah melalui kebijakan uang kertas, kebijakan fiskal, kebijakan produksi, kebijakan perdagangan internasional dan kebijakan harga.

Referensi

Pengertian dan Macam-Macam Kebijakan Pemerintah (Lengkap) - MARKIJAR.Com

Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang di inginkan (yang lebih baik) dengan mengatur jumlah uang beredar. Yang di maksud dengan kondisi yang lebih baik adalah meningkatnya output keseimbangan dan atau terpelihara nya stabilitas harga (inflasi terkontrol). Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan, menambah, atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam upaya mempertahankan kemampuan ekonomi untuk tumbuh, sekaligus mengendalikan inflasi.

Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh otoritas moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Tujuan kebijakan moneter, terutama untuk stabilisasi ekonomi yang dapet di ukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serts neraca pembayaran internasional yang seimbang.

Kebijakan moneter pada prinsipnya dapat di kelompokkan menjadi dua, yaitu pengendalian permintaan (demand management) dan target moneter (monetary targetry).

  • Pengendalian permintaan kaitannya dengan pengendalian inflasi,misalnya,dilakukukan dengan menjaga agar permintaan uang,barang dan jasa dipertahankan pada tingkat yang tidak mendorong inflasi.

  • Target moneter atau lebih khususnya target jumlah uang beredar atau pengendalian jumlah uang beredar memang merupakan kebijakan moneter murni.

Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan (Perry Warjiyo, 2004). Dalam praktek, perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang tercermin oleh stabilitas harga, membaiknya pertumbuhan ekonomi ( output riil), serta cukup luasnya lapangan kerja yang tersedia. Kebijakan moneter ini dilakukan berbeda-beda dari suatu negara dengan negara lain, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan mekanisme transmisi yang berlaku pada perekonomian yang besangkutan.

Terdapat dua jenis kebijakan moneter yaitu kebijakan moneter yang bersifat ekspansif dan kebijakan moneter yang bersifat kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif dilakukan untuk mendorong kegiatan ekonomi, antara lain dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Sedangkan kebijakan moneter kontraktif dilakukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi dengan mengurangi jumlah uang yang beredar.

Sesuai dengan UU No.3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tujuan yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. kestabilan nilai rupiah yang dimaksud yaitu kestabilan pada harga barang dan jasa yang tercermin pada laju inflasi yang rendah dan stabil, serta kestabilan harga yang tercermin pada kestabilan nilai tukar Rupiah dengan mata uang negara-negara mitra dagang Indonesia.

Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter, Bank Indonesia melaksanakan tiga tugas pokok, yaitu:

(i) menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,

(ii) mengatur dan menjaga sistem perbankan, (iii) mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem keuangan yang sehat akan mendukung efektivitas pelaksanaan pengendalian moneter Karenna mekanisme transmisi kebijakan moneter ke kegiatan ekonomi riil berlangsung melalui sistem perbankan. Secara teori dampak kebijakan moneter terhadap perekonomian dapat dilihat dari kurva keseimbangan pasar uang dan pasar barang (IS-LM) serta permintaan dan penawaran agregat (AD-AS) pada Gambar dibawah ini.
image

Pada gambar diatas menunjukan kurva IS-LM dimana

(a) bertambahnya penawaran ( supply ) uang dari M 0 ke M 1 yang disebabkan penurunan tingkat bunga dari r1 ke r0 yang berakibat pada penarikan dana oleh masyarakat dari perbankan. Kebijakan moneter ekspansif ini bertujuan untuk menambah jumlah uang beredar dimasyarakat untuk men-stimulus perekonomian.

Penurunan suku bunga dari r1 ke r0 menyebabkan jumlah uang beredar dimasyarakat meningkat dan meningkatkan daya beli masyarakat akan barang dan jasa sehingga menggeser tingkat pendapatan dari Y0 ke Y1

(b). Secara teori Y = f (S + C), penurunan pada tingkat suku bunga akan mengurangi komponen tingkat tabungan (S) dan meningkatkan pendapatan (Y) yang selanjutnya akan meningkatkan konsumsi ©. Dengan asumsi perekonomian dalam keadaan tenaga kerja penuh ( full employment ) maka peningkatan permintaan akan barang dan jasa karena peningkatan pendapatan (Y) akan membuat harga naik dari p0 ke p1

©. Hubungan antara jumlah uang beredar (M), tingkat bunga ® dan pendapatan (y) dapat kita lihat pada keseimbangan pasar uang yang dapat digambarkan melalui kurva LM, penambahan jumlah uang beredar dan atau penurunan suku bunga akan menggeser kurva LM ke kanan dari LM0 ke LM1.

Dengan asumsi kurva IS tetap maka pergeseran kurva LM0 ke LM1 akan menyebabkan keseimbangan pasar barang (IS) dan pasar uang (LM) akan bergeser dari E0 ke E1 (b). Pergeseran LM0 ke LM1 yang menyebabkan perubahan keseimbangan di pasar barang dan pasar uang dari E0 ke E1 yang pada gilirannya akan mengeser kurva permintaan agregat (AD) dari AD0 ke AD1 dan membentuk keseimbangan perekonomian yang baru pada titik A1 dan A2 ©. Dari gambar diatas terlihat bagaimana tingkat suku bunga ® dan jumlah uang beredar (M) mempengaruhi tingkat harga §.