Apa yang dimaksud dengan kas?

Kas biasanya digunakan untuk menggambarkan kepemilikan uang tunai perusahaan. Semakin besar nilai kas sebuah perusahaan, maka semakin besar pula uang tunai yang mereka miliki.

Dalam laporan keuangan, kas dimasukkan ke dalam salah satu bagian dari aset atau pun aktiva lancar.

Apa yang dimaksud dengan kas ?

Kas merupakan komponen aktiva lancar yang paling likuid di dalam neraca, karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan hampir semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi kas.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) Aktiva Lancar dijelaskan bahwa:

“Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut :

  • Diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan;atau
  • Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
  • Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.”

Menurut Munandar (1996) mendefinisikan kas adalah

“ Semua mata uang kertas dan logam baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri, serta semua surat yang mempunyai sifat seperti mata uang yaitu sifat dapat segera dipergunakan untuk melakukan pembayaran- pembayaran pada saat dikehendaki “

Dari definisi di atas dapat diketahui yang termasuk kas ialah uang yang tersimpan pada perusahaan atau luar perusahaan (misalnya bank), yang akan digunakan sebagai alat pembayaran oleh perusahaan.

Selain istilah kas, kita juga mengenal istilah setara kas (cash equivalent), dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002) dinyatakan:

“Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya “.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa untuk memenuhi persyaratan setara kas, suatu investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan dan segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.

Kas merupakan konsep dana yang paling berguna, karena keputusan para investor, kreditur dan pihak lainnya terfokus pada penilaian arus kas di masa mendatang. Perusahaan akan memanfaatkan kas menganggur dengan menanamkannya pada investasi jangka pendek yang sangat likuid.

Dalam pengertian kas ini tercakup pula pengertian setara kas. Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan kas yang ada di bank dalam bentuk rekening koran atau giro (cash in bank). Setara kas (cash equivalent ) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Sedangkan arus kas (cashflow) arus masuk (inflow) dan arus keluar (outflow) kas dan setara kas.

Setara kas biasanya dimiliki dengan tujuan untuk memenuhi komitmen jangka pendek, dan bukan untuk investasi atau tujuan lain. Suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.

Sumber dan Penggunaan Kas

Seperti telah kita ketahui bahwa kas merupakan salah satu unsur aktiva lancar yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.

Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment dalam kas yang berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar. Jika suatu perusahaan hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan likuiditas, maka perusahaan itu akan dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan baik, baik sumber-sumber maupun penggunaanya. Sumber dan penggunaan kas suatu perusahaan ada yang bersifat rutin atau terus menerus ada pula yang bersifat insidentil atau tidak terus menerus.

Selanjutnya Munawir (1995) menjelaskan mengenai sumber dan penggunaan kas sebagai berikut :

“Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal :

  • Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets); atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

  • Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

  • Pengeluaran surat tanda utang baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

  • Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas; misalnya adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan dan sebagainya.

  • Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasi, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:

  • Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.

  • Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.

  • Pelunasan atau pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.

  • Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.

  • Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya.”

Dalam akuntansi, kas (cash) merupakan aset perusahaan yang paling likuid. Kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel, dan segala sesuatu yang diterima bank untuk Anda setorkan ke rekening bank Anda. Dengan kata lain, kas dapat diartikan sebagai uang yang dipegang perusahaan ataupun disimpan di bank yang dapat dengan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan.

Pada umumnya, suatu perusahaan memiliki beberapa rekening bank yang masing-masingnya mereka gunakan untuk tujuan yang berbeda. Untuk setiap rekening bank, perusahaan akan menyediakan akun buku besar, sebagai contoh bisa diberi nama Kas di Bank-Bank Pertama.

Karena begitu mudahnya uang dialihkan atau dipindahtangankan, maka kas merupakan aset yang cenderung diselewengkan atau disalahgunakan oleh karyawan. Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan dapat menggunakan dua metode kontrol kas, yaitu pengendalian preventif (preventive control), yang dirancang untuk mencegah terjadinya pencurian dan penyelewengan, dan metode pengendalian detektif (detective control), yang dirancang untuk mendeteksi pencurian dan penyelewengan kas.