Apa yang dimaksud dengan kapabilitas inovasi atau innovative capabilities?

Kapabilitas inovasi

Kapabilitas inovasi atau innovative capabilities adalah upaya dalam memanfaatkan ide-ide baru ke dalam suatu proses maupun produk sehingga akan mendukung organisasi untuk mencapai tujuannya.

Kapabilitas inovasi merupakan kemampuan dalam mengembangkan produk atau jasa sesuai dengan permintaan pasar dengan cara menerapkan proses- proses secara tepat serta cepat dalam menanggapi perubahan teknologi maupun kesempatan tidak terduga yang dilakukan pesaing. Organisasi yang inovatif harus mampu untuk meningkatkan kapabilitas inovasi baik dari segi individu maupun organisasi itu sendiri. Salah satu dampak dari kapabilitas inovasi adalah perubahan tipe inovasi (Rajapathirana & Hui, 2017).

Menurut Rajapathirana & Hui (2017) kapabilitas inovasi didefinisikan sebagai

  1. kapasitas pengembangan produk baru yang memenuhi kebutuhan pasar;
  2. kapasitas penerapan teknologi proses yang tepat untuk menghasilkan produk-produk baru ini;
  3. kapasitas mengembangkan dan mengadopsi produk-produk baru dan teknologi pemrosesan untuk memenuhi kebutuhan masa depan;
  4. dan kapasitas untuk menanggapi kegiatan teknologi yang disengaja dan peluang tak terduga yang diciptakan oleh pesaing.

Burroine & Jaiya (2005) mengatakan bahwa kemampuan perusahaan untuk melakukan inovasi bervariasi tergantung pada sektor usaha, ukuran perusahaan, fokus, sumber daya dan lingkungan bisnis dimana perusahaan tersebut beroperasi. Sedangkan Baldwin el al. (1999) dalam penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar lebih inovatif dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, karena memiliki kemudahan lebih pada akses pembiayaan, dapat menyebarkan biaya tetap inovasi pada volume penjualan yang lebih besar, manfaat yang diperoleh dari economies of scale, dan saling melengkapinya (complementarities) antara riset dan pengembangan dengan aktivitas-aktivitas yang lain dalam perusahaan.

Parkman, Holloway, & Sebastiao (2012) menemukan bahwa kapabilitas inovasi dari perusahaan yang tergolong ke dalam industri kreatif mampu secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu produk yang dihasilkan perusahaan dan keunggulan kompetitifnya.

Lewrick, Omar, Raeside, & Sailer (2010) menyatakan bahwa baik wirausaha yang telah menjalankan usahanya sejak tahun 1996 hingga 2007 maupun usaha yang baru didirikan di Amerika Serikat memerlukan inovasi sebagai alat yang sangat vital dalam meningkatkan kinerja produk suatu perusahaan. Perusahaan yang telah belajar untuk meningkatkan kemampuan inovasinya mampu secara aktif untuk meningkatkan pertumbuhan usahanya.

Chaston & Scott (2012) menemukan bahwa kinerja suatu produk dari perusahaan di Peru akan mengalami peningkatan apabila sebuah perusahaan melibatkan inovasi serta pembelajaran di dalamnya, hal ini disebabkan karna perusahaan yang menerapkan inovasi dipercaya akan memperpanjang siklus hidup produknya sedangkan Rajapathirana & Hui (2017) membuktikan bahwa tipe inovasi mempengaruhi kinerja inovasi dan pada akhirnya meningkatkan kinerja pasar dan kinerja finansial.

Tipe Inovasi


Dalam penelitian Rajapathirana & Hui (2017) inovasi perusahaan dibagi menjadi empat yaitu inovasi organisasi, inovasi proses, inovasi produk dan inovasi pemasaran. Penjelasan masing-masing dari keempat inovasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Inovasi Organisasi

Inovasi organisasi adalah penerapan metode organisasi baru dalam praktik bisnis perusahaan, organisasi tempat kerja atau hubungan eksternal. Inovasi organisasi memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengurangi biaya administrasi dan transaksi, meningkatkan kepuasan tempat kerja (dan dengan demikian produktivitas tenaga kerja), mendapatkan akses ke aset non-tradable (seperti pengetahuan eksternal yang tidak dikodifikasi) atau mengurangi biaya persediaan (OECD Oslo Manual, 2005).

Contohnya adalah pengenalan praktik untuk mengkodifikasi pengetahuan dengan membuat basis data praktik terbaik, pelajaran yang dipetik dan pengetahuan lain, sehingga mereka lebih mudah diakses oleh orang lain: pengenalan program pelatihan untuk pengembangan karyawan dan peningkatan retensi karyawan atau inisiasi dari program pengembangan pemasok. Dengan demikian, inovasi organisasi sangat terkait dengan semua upaya administratif memperbarui rutinitas organisasi, prosedur, mekanisme, sistem, dll. Untuk mempromosikan kerja sama tim, berbagi informasi, koordinasi, kolaborasi, pembelajaran dan inovasi (Gunday, Ulusoy, Kilic, & Alpkan, 2011).

Organisasi yang ingin meningkatkan produktivitas dan efekt ivi tasnya, pada akhirnya menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa depan, memerlukan cara berpikir dan bertindak yang inovatif. Inovasi dapat menyangkut penciptaan produk baru (baik dalam Inovasi barang atau jasa), struktur baru, hubungan baru dan bahkan juga kultur baru. (Sartika, 2015).

Ciri-ciri utama organisasi masa depan, adalah fleksibilitas, kreativitas dan inovasi. Salah satu tugas dan fungsi manajerial yang makin mendesak dan penting di masa mendatang adalah mengelola perubahan strategis yang berkarakteristik diantaranya integrasi strategi organisasi dengan strukturnya, teknologi yang digunakan serta sumber daya manusia di dalamnya. Berbagai faktor tersebut disesuaikan lagi dengan tuntutan l ingkungan eksternal organisasi. Maka menjadi penting kiranya dalam transformasi organisasi tersebut yaitu pemahaman yang utuh tentang transformasi organisasi, kultur organisasi, matriks “strategi-kultur” dan manajemen perubahan strategis. Pengelolaan empat isu perubahan (inovasi) organisasi tersebut berikut pengembangan dan pelaksanaannya yang bersifat partisipatif menjadi penting kiranya untuk dibahas (Sartika, 2015).

Organisasi berinovasi merupakan tuntutan dari transformasi organisasi yang tidak lagi semata pengembangan organisasi manakala suatu organisasi belum mampu menampi lkan per forma yang memuaskan, atau tidak mampu menyesuaikan perubahan lingkungan eksternal yang demikian kompetitif, dan skala organisasi masih kecil dan bertumbuh pesat (Sartika, 2015)

2. Inovasi Produk

Inovasi yang dilakukan pada produk sangat diperlukan dengan tujuan untuk mempertahankan minat beli konsumen. Inovasi produk yang dilakukan secara efektif dengan intensitas yang tinggi dapat menentukan kinerja pasar dalam sebuah perusahaan. Inovasi produk yang semakin tinggi akan mempengaruhi kinerja pasar dan selanjutnya meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan.

Inovasi produk berarti mengenalkan produk / jasa baru atau penyempurnaan pada produk / layanan yang ada (Polder et.al, 2010). Inovasi produk dapat berupa produk baru atau produk lama yang ditingkatkan secara signifikan sesuai dengan fiturnya, penggunaan yang diinginkan, perangkat lunak, user-friendly atau komponen dan material. Salah satu contoh inovasi produk adalah kamera digital pertama dan mikroprosesor. Perubahan desain yang membawa perubahan signifikan pada penggunaan atau karakteristik produk yang diinginkan juga dianggap sebagai inovasi produk (Hassan et al., 2013). Inovasi produk memiliki banyak dimensi. Pertama, dari sisi pelanggan, produk baru bagi pelanggan. Kedua, dari sudut pandang perusahaan, produk itu baru bagi perusahaan. Ketiga, modifikasi produk berarti variasi produk brining pada produk yang ada dari perusahaan. Perusahaan membawa inovasi produk untuk membawa efisiensi dalam bisnis. Di lingkungan yang sangat kompetitif saat ini, perusahaan harus mengembangkan produk baru sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Tujuan inovasi produk adalah untuk menarik pelanggan baru. Perusahaan mengenalkan produk baru atau memodifikasi produk yang ada sesuai kebutuhan pelanggan. Siklus hidup produk yang lebih pendek dari produk memaksa perusahaan untuk membawa inovasi dalam produk. Di lingkungan persaingan perusahaan membawa inovasi produk untuk bersaing di pasar. Inovasi produk menghadapi persaingan yang rendah pada saat diperkenalkan dan itulah sebabnya ia memperoleh keuntungan yang tinggi. Perusahaan membawa inovasi produk untuk memuaskan pelanggan mereka. Inovasi produk tercermin dari kinerja fungsional. Inovasi produk merupakan salah satu faktor kunci yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi. Pengembangan produk dan inovasi produk merupakan strategi penting untuk meningkatkan pangsa pasar dan kinerja bisnis. Studi menunjukkan bahwa pengembangan produk baru berdampak positif terhadap kinerja perusahaan (Hassan et al., 2013)

3. Inovasi proses

Inovasi proses didefinisikan sebagai suatu elemen baru yang diperkenalkan dalam operasi produk dan jasa dalam perusahaan, seperti materi bahan baku, spesifikasi tugas, mekanisme, maupun peralatan yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa (Damanpour, 1991). Inovasi proses menggambarkan perubahan dalam cara organisasi memproduksi produk atau jasa akhir dari suatu perusahaan. Inovasi proses mencakup tahapan dari produk baru, jasa atau pengembangan proses, dari konsepsi gagasan sampai dengan penerimaan di pasar.

Inovasi proses berarti memperbaiki metode produksi dan logistik secara signifikan atau membawa perbaikan signifikan dalam kegiatan pendukung seperti pembelian, akuntansi, pemeliharaan dan komputasi (Polder et al., 2010). Hassan et al. (2013) mendefinisikan inovasi proses sebagai implementasi metode produksi atau pengiriman yang baru atau meningkat secara signifikan. Inovasi proses mencakup peningkatan peralatan, teknologi dan perangkat lunak produksi atau metode penyampaian yang signifikan. Perusahaan membawa hal baru dalam metode produksi dan pengiriman untuk membawa efisiensi dalam bisnis. Metode baru setidaknya harus ke organisasi dan organisasi belum pernah menerapkannya sebelumnya. Perusahaan dapat mengembangkan proses baru dengan sendirinya atau dengan bantuan perusahaan lain (Hassan et al., 2013).

4. Inovasi Pemasaran

Inovasi pemasaran adalah penerapan metode pemasaran baru yang melibatkan perubahan signifikan dalam desain produk atau pengemasan, penempatan produk, promosi produk atau penetapan harga (Gunday et al., 2011). Inovasi pemasaran ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih baik, membuka pasar baru, atau memosisikan produk perusahaan baru di pasar dengan tujuan meningkatkan penjualan perusahaan. Inovasi pemasaran sangat terkait dengan strategi penetapan harga, properti desain paket produk, penempatan produk, dan aktivitas promosi di sepanjang jalur empat P bauran pemasaran (Kotler, 2012)

Kinerja Inovasi


Kinerja inovasi merupakan kunci untuk keunggulan kompetitif dalam lingkungan yang sangat bergejolak. Kinerja inovasi sebagai pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kemampuan untuk berinovasi memiliki konsekuensi langsung bagi kemampuan untuk bersaing di tingkat individu, perusahaan, tingkat regional dan nasional. Nilai-nilai yang diciptakan oleh inovasi sering diwujudkan dalam cara-cara baru dalam melakukan sesuatu atau produk baru dan proses yang berkontribusi terhadap kekayaan (Sofyan & Pascasarjana, 2017).

Menurut Lawson & Samson (2001) kinerja inovasi dapat didefinisikan sebagai keunggulan kompetitif yang didapat dari ide-ide kreatif untuk menghasikan kualitas, efisiensi, kecepatan dan fleksibilitas yang berguna dalam perusahaan. Pelaksanaan dapat berlangsung di berbagai bidang seperti perbaikan desain, perbaikan proses, dan perbaikan teknologi. Sebuah perusahaan dapat membuat berbagai jenis perubahan dalam metode kerjanya, penggunaan faktor- faktor produksi dan jenis output yang meningkatkan produktivitas dan kinerja komersialnya.

Referensi
  • Rajapathirana, R. P. J., & Hui, Y. (2017). Relationship between innovation capability, innovation type, and firm performance. Journal of Innovation & Knowledge, 3(1), 44–55. https://doi.org/10.1016/j.jik.2017.06.002
  • Suatma. (2013). Analisis Strategi Inovasi Atribut Produk dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Skutermatik Merek Hinda. Jurnal STIE Semarang, 5(2), 441–452.
  • Parkman, I. D., Holloway, S. S., & Sebastiao, H. (2012). Creative industries: Aligning entrepreneurial orientation and innovation capacity. Journal of Research in Marketing and Entrepreneurship, 14(1), 95–114. Creative industries: aligning entrepreneurial orientation and innovation capacity | Emerald Insight
  • Lewrick, M., Omar, M., Raeside, R., & Sailer, K. (2010). Education for entrepreneurship and innovation: “Management capabilities for sustainable growth and success.” World Journal of Entrepreneurship, Management and Sustainable Development, 6(1/2), 1–18. Education for entrepreneurship and innovation: “Management capabilities for sustainable growth and success” | Emerald Insight
  • Chaston, I., & Scott, G. J. (2012). Entrepreneurship and open innovation in an emerging economy. Management Decision, 50(7), 1161–1177. Entrepreneurship and open innovation in an emerging economy | Emerald Insight
  • Gunday, G., Ulusoy, G., Kilic, K., & Alpkan, L. (2011). Effects of innovation types on firm performance. International Journal of Production Economics, 133(2), 662–676. https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2011.05.014
  • Sartika, D. (2015). Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi : Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara. Jurnal Borneo Administrator, 11(2), 129–151.
  • Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/52293-ID- inovasi-organisasi-dan-kinerja-organisas.pdf
  • Polder, M., van Leeuwen, G., Mohnen, P., & Raymon, V. (2010). Product, process and organizational innovation: drivers, complementarity and productivity effects. Accounting (Vol. 20). https://doi.org/10.1111/j.1467- 629X.1980.tb00220.x
  • Hassan, M. U., Shaukat, S., Nawaz, M. S., & Naz, S. (2013). Effects of Innovation Types on Firm Performance: an Empirical Study on Pakistan’s Manufacturing Sector. Pakistan Journal of Commerce and Social Sciences, 7(2), 243–262.
  • Damanpour, F. (1991). Organizational Innovation: a Meta-Analysis of Effects of Determinants and Moderators. Academy of Management Journal, 34(3), 555–590. https://doi.org/10.2307/256406
  • Kotler, P. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks.
  • Sofyan, & Pascasarjana. (2017). Pendahuluan Tinjauan Pustaka dan Pengem- bangan Hipotesis. JBRM Tirtayasa, 1(1), 65–80.
  • Lawson, B., & Samson, D. (2001). Developing Innovation Capability in Organisations: a Dynamic Capabilities Approach. International Journal of Innovation Management, 05(03), 377–400. https://doi.org/10.1142/S1363919601000427

Kemampuan organisasi dalam transformasi dan eksploitasi pengetahuan mengindikasikan level inovasi organisasi, seperti kemampuan dalam kecepatan pemecahan masalah internal dan kepekaan organisasi terhadap informasi-informasi baru yang masuk (Lin, 2007). Beberapa literatur menekankan pentingnya aktivitas berbagi pengetahuan, baik memberikan pengetahuan maupun mengumpulkan dan mendapatkan pengetahuan, dalam rangka peningkatan kapabilitas inovasi organisasi (Lin, 2006; Lin, 2007; Rahab, 2010, Rahab dan Sulistyandari, 2011). Inovasi selalu menuntut suatu “pembaharuan” sebagai karakteristiknya (Atoche, 2007).

Kapabilitas inovasi merupakan kemampuan organisasi untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan, baik berupa inovasi produk, proses maupun inovasi manajerial (Rahab, 2010; Liao et al., 2006).

Inovasi produk meliputi peningkatan kualitas produk, dan pengembangan produk baru yang dapat memenuhi kepuasan konsumen. Inovasi proses merupakan suatu pembaharuan dalam proses pelayanan maupun kegiatan produksi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Sementara inovasi manajerial adalah pembaharuan regulasi organisasi, sistem, metode, serta berbagai aspek manajamen lainnya dalam rangka pencapaian performa organisasi yang lebih baik.

Menurut Saparudin (2010) dalam Nugroho et al (2013) kapabilitas dapat diartikan sebagai kapasitas perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang diintegrasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kapabilitas memampukan perusahaan untuk menciptakan dan mengeksploitasi peluang- peluang eksternal serta mengembangkan keunggulan yang berdaya tahan. Kapabilitas inti dapat didefinisikan juga sebagai faktor penentu keberhasilan jangka panjang, atau sebagai rantai nilai, termasuk primer dan mendukung kegiatan yang menciptakan nilai pelanggan.

Menurut Lawson dan Ben (2001) dalam Nugroho (2013) kapabilitas inovasi( innovation capability ) merupakan konsep mengenai kemampuan yang dimiliki suatu perusahaan untuk mengembangkan ide-ide baru menjadi sebuah inovasi.Kemampuan inovasi diusulkan sebagai kemampuan integrasi tingkat tinggi, yaitu kemampuan untuk mencetak dan mengelola kemampuan yang beragam. Organisasi yang memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan kemampuankunci dan sumber daya perusahaan mereka untuk berhasil menstimulasi inovasi.

Pendapat lain mengenai kapabilitas inovasidikemukakan oleh Terziovski (2010) dalam Nugroho (2013), yang berpendapat bahwa kapabilitas inovasi tersebut menyediakan potensi bagi munculnya suatu inovasi yang efektif. Namun, konsep inibukan merupakan konsep yang sederhana atau konsep yang memiliki faktor tunggal, karena konsep ini juga melibatkanbanyak aspek manajemen seperti kepemimpinan dan aspekteknis serta alokasi sumber daya strategis, pengetahuanpasar, dan lain-lain.

Menurut Battor(2010) dan Sivadas et al (2000) dalam Sulistyo et al (2016) peningkatan penjualan, laba dan daya saing merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi kapabilitas inovasi. Kemampuan untuk berinovasi semakin dipandang sebagai faktor paling penting dalam mengembangkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif.

Menurut Kasim dan Noh (2012), definisi dari innovation capability adalah kemampuan perusahaan untuk mentransfrom pengetahuan dan ide kedalam produk dan proses baru.

Selanjutnya innovation capability didefinisikan sebagai seperangkat dari karakteristik organisasi yang mendukung kegiatan inovasi ( Burgelman et al., 2004 ).

Menurut Lawson dan Samson (2001)

“innovation capability is a theoretical framework aiming to describe the actions that can be taken to improve the success of innovation activities” .

Rogers (1983) menegemukakan terdapat lima karakteristik innovation atau inovasi, yaitu:

  • Relative advantage
  • Kompatibilitas
  • Complexity
  • Trialability
  • Observability

Menurut Kasim dan Noh (2012), terdapat tiga dimensi dari innovation capability adalah sebagai berikut :

  • Innovativeness
    Innovativeness merupakan suatu kesiapan perusahaan dalam menerima ide baru dan mentransformasikan kedalam produk atau jasa yang baru.

  • Capacity to Innovate
    Capacity to innovate merupakan kapasitas organisasi untuk berinovasi dengan melalui komitmen dan implementasi dari inovasi baru. Komitmen yang dimaksud adalah ketersediaan dari organisasi untuk menjadi inovatif dan melakukan aktivitas inovasi.

Willingness to Change
Kegiatan bisnis saat ini tidak menentu, organisasi harus dapat terus menerus merespon agar tetap kompetitif. Sehingga diperlukan perubahan dan inovasi, organisasi harus bersedia untuk berubah terlebih dahulu untuk mempelajari metode baru, pengetahuan baru, dan mengimplementasikan ide baru untuk kemajuan perusahaan.

Menurut Lawson dan Samson (2001), faktor-faktor yang menentukan innovation capability di perusahaan, yaitu:

  • Visi dan Strategi (Vision and Strategy)
  • Memanfaatkan Basis Internal (Harnessing Internal Base)
  • Intelijen Organisasi (Organizational Intelligence)
  • Struktur Organisasi (Organizational Structure)
  • Sistem Penghargaan (Reward Systems)
  • Budaya dan Iklim Organisasi (Organizational Culture and Climate)
  • Faktor Teknologi (Technology Factor)