Apa yang dimaksud dengan jerami?

Jerami padi

Jerami padi adalah hasil samping dari tanaman padi dan digunakan sebagai sumber pakan untuk ternak ruminansia terutama oleh petani skala kecil di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, jerami banyak dimanfaatkan sebagai pakan basal ternak ruminansia, pupuk tanaman produksi, karena sangat melimpah serta murah. Pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak terutama dilakukan pada saat musim kemarau dimana para peternak sulit untuk memperoleh hijauan berkualitas tinggi.

Jerami padi adalah hasil samping dari tanaman padi samping usaha pertanian berupa
tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan dan
digunakan sebagai sumber pakan untuk ternak ruminansia terutama oleh petani skala kecil di
negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, jerami banyak dimanfaatkan
sebagai pakan basal ternak ruminansia, pupuk tanaman produksi, karena sangat melimpah serta murah. Pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak terutama dilakukan pada saat musim kemarau dimana para peternak sulit untuk memperoleh hijauan berkualitas tinggi (Castillo et al., 1982).
Jerami merupakan limbah pertanian terbesar serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena
adanya faktor teknis dan ekonomis. Pada sebagian petani, jerami sering digunakan sebagai mulsa pada saat menanam palawija. Hanya sebagian kecil petani menggunakan jerami sebagai pakan ternak alternatif di kala musim kering karena sulitnya mendapatkan hijauan. Di lain pihak jerami sebagai limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di bakar untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Badan Pusat Statistik, produksi padi nasional mencapai 71,29 juta ton pertahun pada tahun 2011. Sedangkan produksi jerami padi dapat mencapai 12 - 15 ton per hektar per panen, bervariasi tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman padi yang digunakan (Berita Resmi Statistik, 2013).
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian di Indonesia yang pemanfaatannya
belum maksimal. Jerami adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya (gabahnya), sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian terbesar serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis. Pada sebagian petani, jerami sering digunakan sebagai penutup tanah pada saat menanam palawija. Hanya sebagian kecil petani menggunakan jerami sebagai pakan ternak alternatif di kala musim kering karena sulitnya mendapatkan hijauan. Di lain pihak jerami sebagai limbah pertanian, sering menjadi permasalahan bagi petani, sehingga sering di bakar untuk mengatasi masalah tersebut (Ikhsan dkk., 2009). Sementara itu, pembakaran limbah pertanian meningkatkan kadar CO2 di udara yang berdampak terjadinya pemanasan global (Puspaningsih dkk., 2007).
Jerami memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan bakar, alas atau lantai kandang,
pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap, dinding, lantai), mulsa, dan
kerajinan tangan. Jerami umumnya dikumpulkan dalam bentuk gulungan, diikat, maupun ditekan. Mesin baler dapat membentuk jerami menjadi gulungan maupun kotak. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai sumber pakan bagi ternak ruminansia. Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39%, selainnya adalah untuk dibakar atau dikembalikan ketanah 36-62 , serta untuk industri/lainnya 7- 16 . Pemanfaatan limbah ini biasanya pada saat musim kering dimana persediaan hijauan telah berkurang baik kualitas maupun kuantitasnya.
NILAI NUTRISI JERAMI
Sebagai sumber pakan, jerami mempunyai beberapa kelemahan yaitu kandungan lignin dan silika yang tinggi tetapi rendah energi, protein, mineral dan vitamin. Selain rendah nilai nutrisi, kecernaan jerami juga rendah karena sulit didegradasi oleh mikroba rumen (Van Soest, 2006; Sarnklong et al., 2010). Selain hal tersebut diatas, kelemahan yang lain adalah karena jerami memiliki faktor pembatas seperti zat anti nutrisi (Mathius dan Sinurat, 2001) serta palatabilitasnya rendah (Tillman et al., 1998).
Penelitian tentang karakteristik fisika, kimia serta penggunaan jerami padi sebagai pakan basal telah banyak dilakukan dengan hasil yang bervariasi (Abou-El-Enin et al., 1999; Vadiveloo, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan oleh santos et al. (2010) dan Peripolli et al. (2016) menunjukkan bahwa nilai nutrisi dari jerami sangat bervariasi. Variasi tersebut kemungkinan disebabkan oleh siklus panen, jumlah produksi beras yang dihasilkan dan waktu pengemasan. Menurut Bainton et al. (1991), varietas tanaman padi juga berpengaruh terhadap kecernaan jerami, namun demikian secara umum varietas tanaman padi produksi tinggi akan lebih banyak menghasilkan pakan jerami setiap hektarnya.
Jerami padi mempunyai karakteristik kandungan protein kasar rendah serta serat kasar yang
tinggi antara lain selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika ((Greenland, 1984; Lamid, 2013). Menurut Wanapat et al., (2013) kandungan protein kasar pada jerami padi sekitar 2-5%. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Modak (1985), maupun data NRC (1980) dengan kandungan protein kasar rata rata 2-5%. Hasil penelitian kandungan protein kasar jerami padi di Indonesia juga menunjukkan hasil bervariasi. Menurut Syamsu et al. (2006), jerami padi yang berasal dari Sulawesi Selatan mengandung protein kasar sebesar 4,31%, Aceh 4,90% (Hanum dan Usman, 2011), Mataram, Lombok 4,74% (Amin et al., 2015), Bali 3,45%. (Trisnadewi et al., 2011). Namun demikian, hasil penelitian yang dilakukan oleh Manurung dan Zulbardi (1996) menunjukan hasil yang berbeda karena kadar protein kasar cukup tinggi yaitu sebesar 6,34%.
Manfaat Jerami Padi
Jerami padi memiliki beragam manfaat yang bisa dipergunakan, antara lain sebagai berikut;
Pakan Ternak
Manfaat Jerami Sebagai Pakan Ternak, hal ini lantaran jerami mempunyai kandungan
nutrisi yang dapat dibutuhkan ternak sebagai asupan untuk dapat mencukupi bahan pakan
musiman, akan tetapi dengan pengolahan yang benar akan dapat meningkatkan kadar gizi semisal difermentasi menggunakan ragi jerami lebih tinggi dibanding diberikan dalam keadaan segar atau kering selain itu juga bisa lebih awet. Leter Atau Alas Kandang Ternak dengan Jerami Jerami sangat baik yaitu sebagai alas kandang ternak terutama itik dan entok untuk dapat mencegah lantai kandang kotor serta basah sehingga mengundang berbagai bibit penyakit.
Pupuk Kompos
Membuat Pupuk dari Jerami Penggunaan jerami sebagai bahan pupuk memang jarang yang
dapat menggunakan, biasanya jerami hanya dibiarkan hingga membusuk dalam tumpukan
dipinggir sawah, setelah busuk baru bisa dilemparkan kembali ke lahan. Banyak cara mengolah jerami sebagai pupuk organik yang mempunyai kandungan nitrogen tinggi pengganti urea serta pupuk berunsur N lainnya.
Mulsa Jerami
Penggunaa jerami sebagai mulsa jarang dilakukan petani, mereka memilih menggunakan
mulsa plastik hitam perak dengan alasan lebih simpel serta rapi. Padahal penggunaan mulsa jerami mempunyai beberapa keuntungan yaitu; bisa menghemat anggaran pemeliharaan karena rumput tidak dapat tumbuh tertutup jerami, membuat tanah tetap gembur karena jerami menyimpan airserta melindungi penguapan, dan menjadi pupuk alami.
Media Jamur
Media Jamur dari Jerami dalam industri jamur, jerami mempunyai peranan penting sebagai
media tumbuh terutama jenis jamur merang seperti champignon, jamur kancing, serta portabella.
Kerajinan
Dari Batang Padi atau Jerami Kerajinan berbahan jerami akan dapat memberikan nilai
tambah bagi petani ketika menunggu saat tanam atau panen dengan memanfaatkan jerami atau batang padi sebagai bahan kerajinan anyaman dengan membuat berbagai bentuk yang layak jual. Berbagai produk dapat dibuat menggunakan jerami padi mulai dari atap serta dinding rumah, dan beberapa mainan anak dari batang padi.
Bahan Kosmetik
Shampoo merang, siapa yang tidak mengenalnya. Shampoo berbahan merang atau batang
padi ini juga cukup populer dikalangan masyarakat kita karena dapat berfungsi menghitamkan rambut serta memberi nutrisi pada akar rambut. Penggunaan secara langsung dapat dengan menaburkan arang jerami atau merang dikepala serta bilas hingga bersih.
Minuman Tradisional
Minuman khas dari daerah Purworejo dapat berbahan jerami padi sebagai pewarna hitam
bisa memberikan ciri khas minuman tradisional dawet hitam manis berbahan gula kelapa, beras ketan, serta arang jerami.
Sebagai sumber pakan, jerami mempunyai beberapa kelemahan yaitu kandungan lignin
dan silika yang tinggi tetapi rendah energi, protein, mineral dan vitamin. Selain rendah nilai nutrisi, kecernaan jerami juga rendah karena sulit didegradasi oleh mikroba rumen (Van Soest, 2006; Sarnklong et al., 2010). Selain hal tersebut diatas, kelemahan yang lain adalah karena jerami memiliki faktor pembatas seperti zat anti nutrisi (Mathius dan Sinurat, 2001) serta palatabilitasnya rendah (Tillman et al., 1998). Kecernaan yang rendah pada jerami padi merupakan akibat dari struktur jaringan penyangga tanaman yang sudah tua. Jaringan tersebut sudah mengalami proses lignifikasi, sehingga lignoselulosa dan lignohemiselulosa sulit dicerna (Balasubramanian, 2013). Faktor pembatas jerami sebagai pakan ternak adalah kadar protein kasar yang rendah, kadar serat kasar yang tinggi, lignin dan silika tinggi, mineral rendah, kecernaannya rendah serta palatabilitasnya rendah.
Agar jerami padi dapat digunakan sebagai pakan ternak perlu ditingkatkan kualitasnya
sehingga dapat memperbaiki nilai nutrisi dan kecernaan.Untuk itu diperlukan suatu teknologi
untuk peningkatan kualitas jerami padi sebagai pakan ternak. Teknologi yang diperlukan haruslah. Mudah dan praktis serta ekonomis Untuk meningkatkan kualitas jerami sebagai pakan ternak maka perlu dilakukan pengolahan jerami. Macam-macam pengolahan jerami untuk meningkatkan kualitasnya dengan antara lain adalah cara amoniasi, cara fermentasi dan gabungan amoniasi dan fermentasi atau sering disebut dengan amofer.

SUMBER PUSTAKA
Castillo, L. S., Roxas, D. B., Chavez, M. A., Momongan, V. G., And Ranjhan, S. K. 1982. The effects of a concentrate supplement and of chopping and soaking rice straw on its voluntary intake by carabaos. In “The Utilization of Fibrous Agricultural Residues as Animal Feeds”, :74-80, editor P. T. Doyle. School of Agriculture and Forestry, University of Melbourne, Parkville, Victoria.
Greenland, D. J. 1984. Upland rice. Outlook on Agriculture, 14: 21- 26.
Hanum, Z., dan Usman, Y. 2011. Analisis Proksimat Amoniasi Jerami Padi Dengan Penambahan Isi Rumen. Agripet, 11(1):39-45.
Lamid, M, Puspaningsih, N. N. T. And Sarwoko, M. 2013. Addition of Lignocellulolytic Enzymes Into Rice Straw Improves In Vitro Rumen Fermentation Products. J. Appl. Environ. Biol. Sci., 3(9)166-171. ISSN: 2090-4274.
Mathius, I. W., dan Sinurat. A. P. 2001. Pemanfaatan bahan pakan inkonvensional untuk ternak. Wartazoa 11 (2): 20±31.
Modak, S. K. 1985. Chemical composition and dry matter and organic matter degradability of different varieties of rice straw by nylon bag technique. M. S. Thesis. Department of Animal Science, Bangladesh Agricultural University, Mymensingh, Bangladesh. Peripolli, V., Barcellos, J.O.J., Prates, E.R., McManus, C., da Silva, L.P., Stella, L.A., Costa Jr, J.B.G., and
Lopes, R.B. 2016. Nutritional value of baled rice straw for ruminant feed. R. Bras. Zootec., 45(7):392-399. http://dx.doi.org/10.1590/S1806- 92902016000700006
Santos, M. B., Nader, G. A., Robinson, P. H., Kiran, D., Krishnamoorthy, U., Gomes, M. J. 2010. Impact of simulated field drying on in vitro gas production and voluntary dry matter intake of rice straw. Anim Feed Sci Technol 159 (3-4): 96-104. DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.
anifeedsci.2010.05.012
Sarnklong, C., Cone, J. W., Pellikaan, W., and Hendriks. W. H. 2010. Utilization of Rice Straw and Different Treatments to Improve Its Feed Value for Ruminants: A Review. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 23 (5) : 680 ± 692. DOI: https://doi.org/10.5713/ajas .2010.80619
Syamsu, J.A., Natsir, A., Siswadi., Abustam, E., Hikmah, Nurlaelah, Muliwarni, Setiawan, A.H., dan Arasy, A.M. 2006. Limbah Tanaman Pangan sebagai Sumber Pakan Ruminansia: Potensi dan Daya Dukung di Sulawesi Selatan. Makassar: Yayasan Citra Emulsi dan Dinas Peternakan Propinsi Sulawesi Selatan.
Tillman, D.A., Hartadi, H., Reksohadiprodjo, S., Lebdosoekojo, S.1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Trisnadewi, A. A. A. S., Sumardani, N. L. G., Tanama Putri, B. R. I, Cakra, G. L. O., dan Aryani. I G. A. I. 2011. Peningkatan Kualitas Jerami Padi Melalui Penerapan Teknologi Amoniasi Urea Sebagai Pakan Sapi Berkualitas Di Desa Bebalang Kabupaten Bangli. Udayana Mengabdi 10 (2): 72 ± 74 ISSN : 1412-0925.
Wanapat, M., Kang, S., Hankla, N., and Phesatcha, K. 2013. Effect of rice straw treatment on feed intake, rumen fermentation and milk production in lactating dairy cows. Afr. J. Agric. Res. 8(17):1677-1687. DOI: 10.5897/AJAR2013.6732
Vadiveloo, J. 2003. The effect of agronomic improvement and urea treatment on the nutritional value of Malaysian rice straw varieties. Anim. Feed Sci. Technol. 108 (1- 4):33-146. http://doi.org/10.1016/S0377- 8401(03)00170-6 Van Soest, P.J . 1983. Nutritional Ecology of the Ruminant. O&B Books, Inc . Corvalis, Oregon
Zulbardi, M., Siregar, A.R., dan Mathius, I.W. 1983. Jerami padi dengan jagung dan dedak padi sebagai makanan kerbau. Pros. Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar. Cisarua, 6 ± 9 September 1982. Puslitbang Peternakan, Bogor. 33 ± 36.