Apa yang dimaksud dengan Inflation Targeting?

Inflasi adalah inflation yaitu keadaan perekonomian yang ditandai oleh kenaikan [harga] secara cepat sehingga berdampak pada menurunnya daya beli; sering pula diikuti menurunnya tingkat [tabungan] dan atau karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan hanya sedikit untuk tabungan jangka panjang. dalam inflasi juga terdapat istilah inflation targeting . Apakah yang dimaksud dengan inflation targeting ?

Inflation Targeting merupakan suatu kerangka kerja kebijakan moneter yang mempunyai ciri-ciri utama yaitu adanya pernyataan resmi dari bank sentral bahwa tujuan akhir kebijakan moneter adalah mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah, serta pengumuman target inflasi kepada publik. Pengumuman tersebut mengandung arti bahwa bank sentral memberikan komitmen dan jaminan kepada publik bahwa setiap kebijakannya selalu mengacu pada pencapaian target tersebut, dan bank sentral mempertanggung jawabkan kebijakannya apabila target tersebut tidak tercapai.

Beberapa definisi yang dapat menjelaskan pengertian tentang inflation targeting antara lain dari Eichengreen (2001) yang menyatakan bahwa inflation targeting merupakan strategi kebijakan moneter yang memiliki empat elemen :

  1. komitmen dari institusi (bank Sentral) untuk mencapai kestabilan harga sebagai
    tujuan utama kebijakan moneter,
  2. mekanisme yang dijalankan harus transparan
    dan akuntabel,
  3. target inflasi diumumkan kepada publik,
  4. informasi yang diberikan oleh bank sentral kepada publik dan pasar adalah rasional.

Sedangkan Taylor (1995) menyatakan bahwa inflation targeting merupakan suatu kerangka (framework) yang lebih pada sebuah aturan kebijakan moneter (rule of monetary policy) dan berlawanan dengan kebijakan discretionary.

Mishkin (2000) mencoba memformulasikan batasan-batasan dari inflation targeting dengan menyatakan bahwa ini merupakan suatu strategi kebijakan moneter yang terdiri dari lima elemen, yaitu :

  1. Pengumuman target tingkat laju inflasi jangka menengah kepada masyarakat.
  2. Suatu komitmen institusional terhadap stabilitas harga sebagai tujuan utama
    dari kebijakan moneter, sementara tujuan lain bersifat subordinat;
  3. Suatu strategi informasi yang bersifat inklusif dimana banyak variabel bukan
    hanya variabel agregat moneter atau nilai tukar, digunakan dalam penyusunan
    instrumen kebijakan.
  4. Peningkatan transparansi dari strategi kebijakan moneter melalui pengkomunikasian rencana-rencana, tujuan-tujuan dan keputusan otoritas moneter kepada masyarakat dan pasar; dan
  5. Peningkatan akuntabilitas bank sentral dalam mencapai tujuan inflasi jangka
    menengahnya