Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya.
Apa yang dimaksud dengan idiom?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya.
Apa yang dimaksud dengan idiom?
Pengertian Idiom
Idiom merupakan ujaran atau serangkaian kata yang makna dari unsur-unsur kata tersebut tidak bisa diartikan secara gramatikal maupun leksikal. Idiom biasanya digunakan sebagai bentuk untuk memberikan ekspresi pada suatu tulisan, maka digunakan kata-kata kiasan seperti idiom. Sebelum mengetahui suatu kata, frasa, atau klausa pada idiom tersebut perlu disadari bahwa harus dilihat dulu konteks kalimat yang terdapat pada tulisan yang disajikan. Idiom memiliki dua makna, yaitu makna denotasi dan makna konotasi.
Idiom dapat dijumpai dalam berbagai fenomena bahasa di dunia. Idiom kerapkali disebut juga sebagai ungkapan dan kehadiran idiom menjadi bukti bahwa setiap bahasa mempunyai karakter yang dinamis. Adanya kesamaan antara sistem bahasa dengan kebudayaan masyarakat suatu penutur bahasa merupakan salah salah dari karakter tersebut (Duranti, 1997: 111). Karena itulah, idiom memiliki kaitan dengan masyarakat tutur dari suatu wilayah yang diambil dari nama tubuh manusia, nama warna, nama benda alam, nama tumbuhan, nama binatang.
Idiom menurut pendapat para ahli:
Menurut Alwasilah (2009:126), Idiom memiliki wujud seperti kata, frasa, klausa, dan kalimat. Wujud tersebut membentuk kelompok kata-kata dan memiliki makna tersendiri di dalamnya sehingga makna tiap kata pada kelompok tersebut berbeda. Itulah yang disebut sebagai idiom. Misal, besar kepala bukan kepalanya yang besar tetapi besar kepala memiliki makna yang berarti sombong.
Kridalaksana (2008:17) juga berpendapat bahwa idiom memiliki komponen dan konstruksi yang berbeda sehingga maknanya tidak akan sama satu sama lainnya.
Keraf (2001:97) mengemukakan bahwa idiom berkaitan dengan pendayagunaan kata dan kesesuai dalam pemilihan kata. Karena itu idiom dapat disejajarkan oleh peribahasa. Keraf juga menyebutkan, idiom mempunyai pola terstruktur namun menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia. Hal inilah yang membentuk suatu idiom namun tidak dapat dijelaskan dengan logis atau secara gramatikal.
Dalam bahasa Indonesia, idiom memang memiliki pengertian yang sama dilihat dari pengertian para ahli di atas namun para ahli bahasa lainnya belum ada pembicaraan lebih dalam dan rinci terkait pengertian idiom.
Sebagai contoh, makna menjual rumah berarti âada dua tokoh pelaku yaitu pembeli yang mendapatkan atau menerima sebuah rumah dan penjual yang menerima uang dari pembeliâ. Sama halnya dengan makna menjual sepeda yang berarti âterdapat dua tokoh pelaku yaitu penjual yang menerima uang dari pembeli (hasil dari menjual sepeda) dan pembeli yang mendapatkan atau menerima sebuah sepedaâ. Namun, makna tersebut akan berbeda jika makna itu berbunyi menjual gigi bukan berarti terdapat dua tokoh pelaku antara penjual dan pembeli melainkan makna tersebut berarti âtertawa terbahak-bahak atau tertawa dengan kerasâ. Nah, makna dari menjual gigi merupakan makna idiom.
Contoh lain dari idiom bisa berupa:
Membanting tulang yang memiliki makna âberkerja dengan kerasâ
Meja hijau yang memiliki makna âpengadilanâ
beratap seng yang memiliki makna âsudah putih rambutnya atau sudah tuaâ
Macam-macam Idiom
Menurut Abdul Chaer (2015), idiom terbagi menjadi dua macam yaitu idiom penuh dan idiom sebagian.
Buah tangan yang memilki makna âbarang yang dibawa hasil dari berpergian atau oleh-olehâ
Buah bibir yang memilki makna âbahan perbincangan atau pembicaraan orangâ
Anak buah yang memilki makna âanggota kelompok yang berada di bawah pimpinan seseorangâ
Buku putih yang memiliki makna âbuku yang memuat keterangan resmi dari suatu kasusâ
Daftar hitam yang memiliki makna âdaftar yang berisikan nama-nama orang yang telah melakukan atau diduga, dicurigai melakukan kejahatanâ
Koran kuning yang memilki makna âkoran yang biasanya berisikan berita sensasiâ
Jika Abdul Chaer membagi idiom menjadi dua jenis saja, berbeda dengan Fernando (1994: 36) yang mengemukakan bahwa idiom terbagi menjadi tiga jenis yaitu.
Pure Idiom
Pure idiom seringkali disebut sebagai âopaqueâ atau yang berarti buram. Sebagai contoh dalam bahasa Inggris, terdapat idiom âSpill the Beansâ makna dari idiom tersebut bukanlah bermakna melempar kacang melainkan artinya mengumbar rahasia.
Semi Idiom
Semi idiom merupakan idiom yang memiliki konstituen literal dan konstituen nonliteral yang terdiri dari satu atau lebih dari satu konstituen. Sebagai contoh dalam bahasa Inggris, terdapat idiom âFoot the Billâ yang memiliki makna pay atau bermakna bayar. Arti makna bayar pada idiom tersebut merupakan semi idiom.
Literal Idiom
Literal idiom meripakan idiom yang memiliki makna yang sesuai dengan makna aslinya. Sebagai contoh dalam bahasa Inggris, terdapat idiom âOf Courseâ, âIn Any Caseâ, âFor Certainâ. Literal idiom dapat dilihat dari bentuk baku dari suatu kata, frasa, atau klausa dan tidak digunakan secara metaforis.
Dalam bahasa Indonesia, jenis idiom hanya terdapat dua jenis saja yaitu idiom penuh dan idiom sebagian atau pure idiom atau semi idiom. Idiom dalam bahasa Indonesia dapat berkonotasi negatif, positif, dan netral. Penggunaan konotasi pada idiom tergantung kepada siapa rujukan yang akan diberikan. Misal, makna konotasi positif dan konotasi negatif merujuk kepada orang dan benda. Sebagai contoh, idiom yang memiliki makna konotasi positif yaitu âBuaya Keroncongâ yang memiliki makna sebagai raja musik keroncong sedangkan dalam makna konotasi negatif idiom dari âBuaya Keroncongâ memiliki makna sebagai buaya darat atau laki-laki yang suka mempermainkan perempuan.
Perbedaan Peribahasa dengan Idiom
Peribahasa dan idiom seringkali disama artikan padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Idiom memiliki arti sebagai makna yang tidak bisa diprediksi baik secara gramatikal dan leksikal sedangkan peribahasa dapat dicari maknanya karena adanya hubungan makna asli dengan makna dari peribahasa itu sendiri. Peribahasa tidak dijelaskan secara eksplisit maknanya akan tetapi dapat disampaikan karena memiliki kaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh perbedaan peribahasa dengan idom dapat dilihat dari contoh berikut ini.
Anjing dan kucing yang memiliki makna sebagai âdua orang yang tidak pernah akur atau seringkali bertengkarâ. Hubungan antara anjing dan kucing memang selalu dikatakan sebagai hewan yang suka bertengkar.
Tong kosong nyaring bunyinya memiliki makna sebagai âseseorang yang banyak berbicara biasanya ilmunya rendahâ. Tong yang kosong jika dipukul akan mengeluarkan suara yang keras atau nyaring, berbeda dengan tong yang berisi penuh jika dipukul tidak akan mengeluarkan suara yang nyaring atau keras.
Untuk menemukan makna idiom memang sulit untuk dicari maka dari itu diperlukan kamus idiom untuk melihat apa makna yang terkandung di dalam ujaran atau serangkaian kata tersebut.
Chaer, Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pratiwi, Heppy Atma. 2018. âIdiom Pada Rubrik Berita Nasional Kategori Pendidikan dalam CNNIndonesia.comâ. Jurnal Pena Literasi, Volume 4 Nomor 1. Diakses pada 22 September 2021.
Agustinalia, Irma. 2018. Majas, Idiom, dan Peribahasa Indonesia. Sukoharjo: Graha Printama Selaras.
Paramarta, Bagus Pragya. 2018. âAnalisis Korpus Terhadap Idiom Bahasa Indonesia yang Berbasis Nama Binatangâ. Jurnal Lingua, Volume XIV, Nomor 1. Diakses pada 22 September 2021.