Apa yang dimaksud dengan gaya kelekatan (Attachment style/dimensions)?

Gaya kelekatan adalah derajat keamanan yang dialami dalam hubungan interpersonal. Gaya-gaya yang berbeda pada awalnya dibangun pada saat masih bayi, tetapi perbedaan dalam kelekatan tampak mempengaruhi perilaku interpersonal sepanjang hidup.

Macam gaya kelekatan

  • Gaya kelekatan aman
    Seseorang dengan gaya kelekatan aman memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan positif terhadap orang lain, sehingga ia mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dalam hubungan.

    Contohnya, orang dewasa yang aman mengekspresikan kepercayaan kepada pasangan mereka dan dapat bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah.

  • Gaya kelekatan takut menghindar
    Seseorang dengan gaya kelekatan takut menghindar memiliki kepercayaan diri yang rendah dan negatif terhadap orang lain.

    Dengan meminimalkan kedekatan interpersonal dan menghindari hubungan akrab, mereka berharap dapat melindungi diri mereka dari rasa sakit karena ditolak. Individu-individu yang takut mengindar menggambarkan orang tua mereka secara negatif.

Berdasarkan Attachment working model dari Bowlby, Bartholomew dan Horowitz (1991) mengkonseptualisasikan 2 dimensi attachment, yaitu:

  • Model of self: persepsi seseorang bahwa dirinya layak dicintai dan mendapat dukungan atau tidak (Bartholomew & Horowitz, 1991). Bisa juga didefinisikan dengan sejauh mana seseorang menganggap dirinya berharga (Rholes & Simpsin, 1998) atau singkatnya adalah harga diri (Medya, 2003).

    Dimensi ini akan dibagi lagi menjadi positif dan negatif. Seseorang yang memiliki model of self yang positif akan menganggap dirinya berharga atau layak dicintai dan mendapat dukungan. Sedangkan seseorang yang memiliki model of self yang negatif akan merasa cemas dan terkadang merasa tidak mencintai dirinya sendiri atau dirinya tidak berharga.

  • Model of other: persepsi seseorang bahwa orang lain dapat dipercaya dan diandalkan atau tidak dapat diandalkan dan akan menolak dirinya (Bartholomew & Horowitz, 1991).

    Selain itu, model of other dapat juga didefinisikan dengan tingkat keyakinan seseorang bahwa orang lain dapat dipercaya, dapat diharapkan, dan diandalkan (Medya, 2003). Sama halnya dengan model of self, model of other juga dibagi menjadi positif dan negatif.

    Seseorang dengan model of other yang positif akan menganggap bahwa orang lain dapat dipercaya dan diandalkan, juga cenderung mencari kedekatan dalam suatu hubungan. Sementara orang dengan model of other yang negatif akan menganngap orang lain tidak dapat diandalkan dan akan menolak dirinya, juga akan menghindari kedekatan dalam suatu hubungan.

Pola attachment

Mary Ainsworth (1979) mengklasifikasikan pola attachment pada bayi menjadi 4, yaitu securely attached babies, insecure avoidant babies, insecure resistant babies dan insecure disorganized babies (Santrock, 2011).

Attachment antara pengasuh dan bayi di tahap awal perkembangan akan mempengaruhi emosi, sosial, kognitif (King, 2011) dan perilaku sosial (Santrock, 2011) di masa perkembangan selanjutnya.

Secure attachment pada bayi akan menjadi dasar bagi perkembangan psikososial yang baik untuk masa perkembangan selanjutnya, seperti remaja memiliki hubungan yang positif dengan teman, dan memiliki kemampuan untuk meregulasi emosinya, sementara insecure attachment pada bayi akan membentuk individu yang sulit untuk menjalin hubungan di masa perkembangan selanjutnya (Santrock, 2012).

Bartholomew dan Horowitz (1991) mengembangkan kuesioner untuk melihat attachment pada orang dewasa, yang dikenal dengan The Relationship Questionnaire (RQ). Dengan beberapa perubahan, kuesioner tersebut juga dapat digunakan dengan subjek remaja (Wilkinson & Wilson, 2012).

Bartholomew dan Horowitz (1991) mengkategorikan individu berdasarkan pola attachment menjadi 4 pola, berdasarkan 2 dimensi yang telah dijabarkan sebelumnya, yaitu:

  1. Secure attachment: secure attachment memiliki dimensi model of self dan model of other yang positif.
    Individu dengan attachment ini merasa dirinya berharga dan merasa nyaman saat menjalin hubungan yang mendalam atau intim dengan orang lain.

  2. Preoccupied attachment: preoccupied attachment dikarakteristikan dengan dimensi model of self yang negatif, sementara dimensi model of other yang positif.
    Individu dengan attachment ini akan mencari penerimaan atau pengakuan dari orang lain dan akan merasa aman jika orang lain memberikan respon yang tepat atau sesuai dengan yang mereka inginkan.

  3. Fearful attachment: fearful attachment memiliki dimensi model of self dan model of other yang negatif.
    Individu dengan fearful attachment akan selalu mencari penerimaan dan pengakuan orang lain, tetapi karena mereka memiliki keyakinan atau harapan kepada oang lain yang negatif mereka juga akan menghindari hubungan yang mendalam atau intim dengan orang lain untuk mencegah rasa sakit karena kehilangan atau penolakan.

  4. Dismissing attachment: dismissing attachment dikarakteristikan dengan dimensi model of self yang positif dan model of other yang negatif.
    Individu dengan dismissing attachment akan menghindari hubungan yang mendalam atau intim dengan orang lain, tetapi merasa dirinya berharga dan menyangkal nilai atau perlunya hubungan yang mendalam atau intim.

Istilah kelekatan (attachment) untuk pertama kalinya dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Bowlby (Johnson & Medinnus, 1974) menggambarkan konsep attachment sebagai sebuah pertalian atau ikatan antara ibu dan anak.

Menurut Martin Herbert dalam The Social Science Encyclopedia (Kuper & Kuper, 2000) mengatakan bahwa attachment mengacu pada ikatan antara dua orang individu atau lebih yang sifatnya adalah hubungan psikologis yang diskriminatif dan spesifik, serta mengikat seseorang dengan orang lain dalam rentang waktu dan ruang tertentu (Desmita, 2006:120).

Sedangkan definisi gaya kelekatan ( attachment style ) itu adalah derajat keamanan yang dialami dalam hubungan interpersonal. Gaya-gaya yang berbeda pada awalnya dibangun pada saat masih bayi, tetapi perbedaan dalam kelekatan tampak mempengaruhi perilaku interpersonal sepanjang hidup (Byrne, 2004).

Macam-macam gaya kelekatan


Eksperimen Bartholomew dan Horowitz (1991) mencoba menjelaskan gaya/pola attachment masa dewasa awal ke dalam empat model ketegori attachment.

  • Secure attachment (kelakatan aman)
    Ditunjukkan oleh adanya pandangan positif terhadap diri sendiri dan pandangan positif terhadap orang lain. Sehingga dalam interaksinya individu tersebut akan merasa nyaman terhadap keakraban dan merasa aman dengan diri sendiri. Mereka cenderung memandang diri mudah menyayangi dan percaya bahwa orang lain responsif dan menerima keberadaan mereka. Individu dengan kelekatan aman mampu mempertahankan persahabatan akrab dalam waktu lama tanpa takut untuk menjadi independen dan sendirian.

  • Preoccupied attachment (kelekatan terikat)
    Ditunjukkan oleh adanya pandangan negatif terhadap diri tetapi pandangan positif terhadap orang lain. Sehingga dalam interaksinya individu tersebut sangat tergantung pada hubungan dengan orang lain. Kombinasi pandangan tersebut membuat individu dengan pola lekat terikat cenderung lebih terikat pada hubungan dan mereka menggunakan hubungan untuk meningkatkan rasa berharga dalam diri mereka dengan cara mencari nilai dan pendapat orang lain terhadap diri.

  • Dismissing attachment (kelekatan lepas)
    Ditunjukkan oleh adanya pandangan positif terhadap diri tetapi berpandangan negatif terhadap orang lain sehingga dalam interaksinya individu tersebut akan menghindari keakraban dan menjadi tidak tergantung pada hubungan dengan orang lain. Dengan demikian, mereka cenderung menghindari hubungan dekat dengan orang lain dan mempertahankan kebebasan mereka.

  • Fearful attachment (kelekatan cemas)
    Ditunjukkan oleh adanya pandangan negatif terhadap diri sendiri dan pandangan negatif pula terhadap orang lain. Sehingga dalam interaksinya individu tersebut akan merasa cemas terhadap keakraban dan menghindar secara sosial. Individu ini tidak merasa dicintai dan yakin bahwa orang lain memberikan penolakan dan tidak dapat dipercaya. Dengan menghindari hubungan dekat dengan orang lain, maka gaya kelekatan ini memungkinkan individu untuk melindungi diri dari penolakan orang lain yang sudah diantisipasi.