Apa yang dimaksud dengan Fraktur Terbuka?

Fraktur atau patah tulang

Fraktur atau patah tulang merupakan kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung.

Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi.

Apa yang dimaksud dengan Fraktur Terbuka?

Fraktur terbuka adalah diskontinuitas struktur tulang yang mempunyai hubungan dengan lingkungan luar melalui sebuah luka. Fraktur terbuka berhubungan dengan risiko infeksi yang tinggi akibat kontaminasi luka yang terjadi pada saat trauma.

Oleh karena itu, selain penyembuhan dari fraktur dan mengembalikan fungsi ekstremitas, tujuan penanganan dari fraktur terbuka yang penting adalah adalah pencegahan infeksi (Gustilo, 1990).

Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan

  1. Adanya patah tulang terbuka setelah terjadinya trauma
  2. Nyeri
  3. Sulit digerakkan
  4. Deformitas
  5. Bengkak
  6. Perubahan warna
  7. Gangguan sensibilitas
  8. Kelemahan otot Faktor Risiko: -

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik

  1. Inspeksi (look)
    Adanya luka terbuka pada kulit yang dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena tertembus, misalnya oleh peluru atau trauma langsung dengan fraktur yang terpapar dengan dunia luar.

  2. Palpasi (feel)
    a. Robekan kulit yang terpapar dunia luar
    b. Nyeri tekan
    c. Terabanya jaringan tulang yang menonjol keluar
    d. Adanya deformitas
    e. Panjang anggota gerak berkurang dibandingkan sisi yang sehat

  3. Gerak (move)
    Umumnya tidak dapat digerakkan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi, berupa: Foto polos dilakukan pemeriksaan dalam proyeksi AP dan lateral

Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.

Klasifikasi
Fraktur terbuka dibagi menjadi tiga kelompok:

  1. Grade I
    a. Fraktur terbuka dengan luka kulit kurang dari 1 cm dan bersih
    b. Kerusakan jaringan minimal, frakturnya simple atau oblique dan sedikit kominutif .
    Fraktur terbuka

  2. Grade II
    a. Fraktur terbuka dengan luka robek lebih dari 1 cm, tanpa ada kerusakan jaringan lunak,
    b. Flap kontusio avulsi yang luas serta fraktur kominutif sedang dan kontaminasi sedang.
    Fraktur terbuka

  3. Grade III
    Fraktur terbuka segmental atau kerusakan jaringan lunak yang luas atau amputasi traumatic, derajad kontaminasi yang berat dan trauma dengan kecepatan tinggi.

Fraktur grade III dibagi menjadi tiga, yaitu:

  • Grade IIIa: Fraktur segmental atau sangat kominutif penutupan tulang dengan jaringan lunak cukup adekuat.
    Fraktur terbuka

  • Grade IIIb: Trauma sangat berat atau kehilangan jaringan lunak yang cukup luas, terkelupasnya daerah periosteum dan tulang tampak terbuka, serta adanya kontaminasi yang cukup berat.
    Fraktur terbuka

  • Grade IIIc: Fraktur dengan kerusakan pembuluh darah.
    Fraktur terbuka

Fraktur terbuka

Diagnosis Banding: -

Komplikasi
Perdarahan, syok septik sampai kematian, septikemia, toksemia oleh karena infeksi piogenik, tetanus, gangrene, perdarahan sekunder, osteomielitis kronik, delayed union, nonunion dan malunion, kekakuan sendi, komplikasi lain oleh karena perawatan yang lama

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Prinsip penanganan fraktur terbuka

  1. Semua fraktur terbuka dikelola secara emergensi dengan metode ATLS
  2. Lakukan irigasi luka
  3. Lakukan imobilisasi fraktur
  4. Pasang cairan dan berikan antibiotika intra vena yang sesuai dan adekuat kemudian segera rujuk kelayanan sekunder.

Penatalaksanaan

  1. Pembersihan terhadap luka fraktur, dengan cara irigasi dengan NaCl fisiologis secara mekanis untuk mengeluarkan benda asing yang melekat.

  2. Balut luka untuk menghentikan perdarahan, pada fraktur dengan tulang menonjol keluar sedapat mungkin dihindari memasukkan komponen tulang tersebut kembali kedalam luka.

  3. Fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.

  4. Pemberian antibiotika: merupakan cara efektif mencegah terjadinya infeksi pada fraktur terbuka. Antibiotika yang diberikan sebaiknya dengan dosis yang besar. Untuk fraktur terbuka antibiotika yang dianjurkan adalah golongan cephalosporin, dan dikombinasi dengan golongan aminoglikosida.

  5. Pencegahan tetanus: semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita yang telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian tetanus toksoid tapi bagi yang belum, dapat diberikan 250 unit tetanus imunoglobulin.

Kriteria Rujukan
Pasien segera dirujuk setelah kondisi lebih stabil dengan tetap mengawasi tanda vital.

Peralatan
Bidai, set bedah minor

Prognosis
Prognosis quo ad fungsionam adalah dubia ad bonam, tergantung pada kecepatan dan ketepatan tindakan yang dilakukan.

Referensi

  1. Schaller, T.M. Calhoun, J.H. Open Fracture. E-medicine. Medscape. Update 21 May. 2011. (Schaller & Calhoun, 2011)
  2. Chairuddin, R. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Fraktur Terbuka. Edisi 3. Jakarta: PT Yarsif Watampone. 2007. Hal: 332 - 334. (Chairuddin, 2007)