Alfitanu (Fitnah-fitnah) merupakan jamak dari fitnatu (fitnah), asal kata Alfitanu adalah memasukan emas ke dalam api agar terpisah antara yang berkualitas baik dan yang buruk, juga bermakna memasukan manusia ke dalam api.
Kata fitnah memiliki banyak makna di antaranya: bencana dan ujian. Disebutkan fitnah harta, fitnah anak-anak, fitnah dalam arti kufur, fitnah dalam perbedaan pandangan manusia, fitnah juga berarti membakar dengan api.
Fitnah juga berarti kegelapan atau kedzaliman, juga bermakna membanggakan diri dengan sesuatu, juga bermakna menyesatkan, fitnah juga berarti gila, juga bermakna mempermalukan, juga berarti adzab, juga bisa berarti peperangan di antara manusia dan banyak digunakan untuk sesuatu yang menunjukan adanya ujian yang tidak disukai dan menunjukkan makna dosa, kufur, peperangan, pembakaran, melenyapkan dan memalingkan dari sesuatu.
Definisi Fitnah secara Istilah
Ahli tafsir menyebutkan banyak makna fitnah, diantaranya yang paling terkenal adalah:
1. Kufur
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“…maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” [QS.An-nur:63].
Imam Thobari rahimahullah menyebutkan: Makna fitnah dalam ayat ini adalah kufur.8
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam menafsirkan ayat tersebut: yaitu ada dalam hati-hati mereka kekufuran, kemunafikan atau bid’ah.
2. Syirik
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnahitu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang- orang kafir.” 192.
“Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
- “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” [QS.Al-Baqaroh: 191-193]
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan hatta laa takuuna fitnatun yaitu syirik.
3. Penyesatan
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahgian ayat- ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”
[QS. Al- Imran: 7].
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan (ibtighooal fitnati) yaitu menyesatkan pengikut-pengikut mereka dengan menipu mereka seolah-olah berdalil dengan Al-Qur’an atas bid’ah mereka padahal itu adalah bantahan kepada mereka dan bukan dalil untuk mereka.
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu,” 161
“Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,” 162 [QS. As-Shofat: 161-162]
Syaikh As-Sa’di Rahimahullah menafsirkan ayat ini: Yaitu sesungguhnya kalian wahai orang-orang musyrik dan orang yang kalian sembah selain Allah ta’aala mereka tidak mampu menyesatkan seorang pun kecuali yang Allah Subhaanahu wata’aala telah tentukan bahwa ia menjadi ahli neraka.
4. Memalingkan dari kebenaran.
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” [QS. Al-Maidah: 49].
Al-Hafidz Ibnu katsir rahimahullah menafsirkan ayat ini: Hati-hatilah dari musuh-musuh kalian yaitu orang-orang yahudi dari memalingkan kalian dari yang haq yang telah dilarang bagi kalian dari perkara-perkara agama. Maka janganlah tertipu karena mereka sesungguhnya pendusta, kafir dan penghianat.
5. Samarnya antara Haq dan Bathil.
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai kaum muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” [QA. Al-Anfal:73].
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan: Apabila kalian tidak menjauhi orang-orang musyrik serta berpaling dari orang-orang mukmin maka akan terjadi fitnah di antara manusia, yaitu samarnya masalah serta bercampurnya orang mukmin dan orang kafir. Maka terjadilah antara manusia kerusakan yang menyebar, memanjang dan meluas.
Syaikh As-Sa’di Rahimahullah menafsirkan ayat ini: Maka akan terjadi dengan sebab yang demikian keburukan yang tidak bisa dihitung dari bercampurnya kebenaran dan kebathilan, bercampurnya orang mukmin dan orang kafir, hilangnya banyak ibadah-ibadah yang besar seperti jihad, hijrah dan lainnya dari tujuan syariat dan agama dimana ibadah-ibadah tersebut bisa hilang apabila kaum mukminin tidak menjadikan mukmin yang lainnya wali-wali mereka.
6. Terjatuh dalam Maksiat
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” [QS. Al-Hadid: 14].
Sebagian ulama salaf mengatakan yaitu kalian memfitnah diri kalian sendiri dengan kenikmatan- kenikmatan dan juga maksiat dan syahwat. Imam Qotadah rahimahullah mengatakan: menunggu (kehancuran kami ) yaitu kebenaran dan orang-orangnya.
7. Menyiksa
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” [QS. Al-Buruuj: 10].
Al-Imam At-Thobari rahimahullah dalam tafsir ayat yang mulia ini menyebutkan riwayat dari Mujahid dalam tafsir ayat (mendatangkan cobaan ) dengan mengatakan maknanya: orang-orang yang menyiksa.
8. Pembunuhan atau Tawanan
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.” [QS. AN-Nisa: 101].
Imam At-Thobari rahimahullah mengatakan tidak ada dosa bagi kalian untuk mengqashar sholat apabila kalian takut mendapatkan fitnah dari orang-orang kafir. Maksudnya adalah jika kalian takut orang-orang kafir memfitnah kalian dalam sholat kalian dan fitnah mereka kepada kalian berupa menyerang kalian tatkala sujud sehingga membunuh atau menawan kalian.
9. Permusuhan
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim.” 47
“Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka mengatur pelbagai macam tipu daya untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah kebenaran (pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya.” 48.[QS. At-Taubah Ayat: 47-48].
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan dalam tafsir ayat ini: yaitu mereka (orang-orang munafik) bergegas menuju kalian lalu mengadu domba, menyebarkan kebencian dan fitnah di antara kalian.
Syaikh As-Sa’di Rahimahullah menafsirkan ayat ِ(mereka akan bergegas maju ke muka) yaitu mereka semangat untuk menyebarkan fitnah pada kalian dan menyebarkan permusuhan di antara kalian.
10. Cobaan dan Ujian
Allah subhanahu wata’aala berfirman:
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” 2.
“Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” 3. [QS. Al-Ankabut ayat:2-3].
Al-Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan makna ayat ini adalah bahwa Allah subhanahuwata’aala pasti akan menguji hambanya yang beriman sesuai dengan keimanan yang ada pada mereka.
Sumber : Dr. Hamad bin Nasr bin Abdurrahman Al-Amr, Menangkal berbagai macam fitnah dengan al-qur’an dan sunnah. Diterjemahkan Oleh Isnan Efendi Abu Abdus Syahid