Apa yang dimaksud dengan Doktrin atau Teori Aristoteles?

Filsuf Yunani Aristoteles (384-322 SM) adalah seorang siswa di Akademi Plato di Athena, di mana dia dididik dalam teori gagasan (theory of idea). Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah hewan rasional yang diberkahi dengan kapasitas bawaan untuk memperoleh pengetahuan dari persepsi indera dan “asosiasi memori”, dan bahwa pengetahuan adalah hasil dari deduksi universal dan prinsip-prinsip dari informasi perseptual dan bukan pemulihan ide-ide bawaan, seperti yang diajarkan Plato.

Metodologi empiris Aristoteles sejajar dengan teori psikologisnya ketika dia menganjurkan penggunaan pengamatan yang cermat dan klasifikasi yang akurat dari fenomena alam; ia juga memformalkan sistem logika proposisional deduktif. Istilah Aristotelian digunakan untuk menunjukkan prinsip deduksi yang cermat atas pengetahuan ilmiah atau pribadi dari pengamatan sistematis peristiwa alam.

Karya Aristoteles memberikan pengaruh yang kuat pada filsafat abad pertengahan (terutama melalui St. Thomas Aquinas), pada filsafat Islam, dan pada seluruh tradisi intelektual dan ilmiah Barat. Pada Abad Pertengahan, Aristoteles hanya disebut sebagai “Filsuf”, dan penerimaan doktrinnya yang hampir tidak kritis dan hampir religius akan menghambat kemajuan sains sampai revolusi ilmiah abad ke-16 dan ke-17. Tulisan Aristoteles merepresentasikan keluaran ensiklopedis yang sangat besar di hampir setiap bidang pengetahuan: logika, metafisika, etika, politik, retorika, puisi, biologi, zoologi, fisika, dan psikologi.

Sumber

Roeckelein, J. E. (2006). Elsevier’s Dictionary Of Psychological Theories . Amsterdam: Elsevier B.V.