Apa yang dimaksud dengan doa?

“Doa itu adalah otaknya ibadah.” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

“Tidak ada yang lebih utama (mulia) di sisi Allah daripada doa.” (HR Ahmad)

Apa yang dimaksud dengan doa ?

Doa berasal dari kata daā-yadū-dawatan-duā’an yang artinya menyeru, memanggil, mengajak, mengundang, menjamu, memohon, dan lain sebagainya.

Doa adalah memohon atau meminta pertolongan Allah Swt atas segala sesuatu yang diinginkan.

Dalam al-Qur’an banyak disebut lafazdu`āini, yang mempunyai arti berbeda-beda antara lafaz yang satu dengan yang lainnya, antara lain:

  1. Al-`ibādah, yakni ibadahnya makhluk kepada sang Khalik. Allah Swt berfirman dalam surat Yunus ayat 106,

    “Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim.”(QS. Yunus [10]: 106)

  2. Al-isti`adzah (perlindungan), Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surat al- Jin ayat 6,

    “dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin [72]: 6)

  3. Al-istianah (memohon bantuan dan pertolongan), Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 45,

    “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang- orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)

  4. Istighfar (memohon ampunan), Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surat
    al-Muzzammil ayat 20,

    “Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Muzzammil [73]: 20)

    Istighfar adalah memohon ampun kepada Allah dari perbuatan dosa dan sebagainya.Ia merupakan bagian penting dari amalan dzikir. Memohon ampunan adalah bagian dari hamba-hamba yang taat.

  5. Al-sual (permintaan). Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surat al- Mukmin ayat 60,

    “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al-Mukmin [40]: 60)

  6. Percakapan, Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surat Yunus ayat 10,

    “Do’a mereka di dalamnya ialah: “Subhanakallahumma” (Maha Suci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah: “Salam”. dan penutup doa mereka ialah: “AlhamdulilaahiRabbil 'aalamin” (segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam).” (QS. Yunus [10]: 10)

  7. Al-nidā’ (memanggil, seruan), Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 52,

    “Yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.” (QS. Al-Isra [17]: 52)

    Manusia menyeru Tuhannya ketika sedang berdoa dan membutuhkan.Doa dalam arti memanggil Allah Swt dalam rangka mengajukan permohonan kepada-Nya. Begitu penting bagi seorang muslim, karena doa merupakan tanda bahwa manusia sebagai hamba yang sangat membutuhkan terhadap Tuhannya.

  8. Al-Tahmīd (memuji), Allah Swt berfirman dalam al- Qur’an surat al-Isra ayat 110,

    “Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah al-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-Asma’ al-husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu". (QS. Al-Isra [17]: 110)

Berdoa adalah suatu ibadah, penyerahan sesuatu kepada Allah Swt untuk penyelesaian suatu problem.Oleh karena itu, orang berdoa sebaiknya disertai dengan hati yang penuh kehadiran kepada Allah, yakni segala lafaz yang diucapkan dipahami dan direnungkan. Selain itu, orang yang berdoa harus menyadari sebagai pihak yang faqir, sebagaimana firman-Nya,

Hai manusia, kalian semua adalah faqir (membutuhkan Allah); sedangkan Allah itu, Dia Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS. Fathir [35]: 15)

Ayat ini harus dijadikan titik tolak dalam memulai berdoa. Kita harus menyadari dan memposisikan diri sebagai makhluk yang sangat membutuhkan (faqir).Dalam ayat tersebut sebenarnya menunjukkan eksistensi kita sebagai manusia, yakni makhluk yang faqir.Dengan demikian, setiap kata-kata yang terlontar dari kita menjadi bernilai karena diikuti dengan penghayatan dan perenungan. Sesungguhnya, berdoa tanpa memahami arti dan maksud dari apa yang dibacanya sama saja dengan tidak berdoa.

Bahkan, barang siapa yang tidak menghadap Allah dengan doa untuk menghalau marabahaya dan menolak keburukan atau untuk mencari manfaat dan meraih kebaikan berarti ia telah menyombongkan diri dari beribadah kepada Allah Swt.

Jadi, salah besar orang yang berpendapat bahwa berdoa itu merupakan sikap yang lemah, yang dipersepsikan sebagai tempat pelarian bagi orang- orang yang tidak mampu menggapai apa yang ada dalam idenya.

Doa dalam arti memanggil Allah dalam rangka mengajukan permohonan kepada-Nya, begitu penting bagi seorang muslim. Doa merupakan tanda bahwa seseorang membutuhkan Allah dalam kehidupannya. Selain itu, doa merupakan media untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

DALIL-DALIL BERDOA DAN HUKUMNYA

Allah Swt telah menerangkan tentang doa dan memerintahkan orang- orang yang beriman agar berdoa, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dalam al-Qur’an:

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A`raf [7]: 55-56)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat.aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah [2]: 186)

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari berdoa kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina”. (QS. Al-Ghafir [40]: 60)

Hanya milik Allah asma’ al-husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma al-husna itu dan tinggalkanlah orang- orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama- nama-Nya.nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A`raf [7]: 180)

Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah al-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asma’ al-husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (QS. Al-Isra’ [17]: 110)

Do’a mereka di dalamnya ialah: “Subhanakallahumma”, dan salam penghormatan mereka ialah: “Salam”. dan penutup doa mereka ialah: “AlhamdulilaahiRabb al-'aalamin”. (QS. Yunus [10]: 10)

2. Dari hadis Nabi Saw:

Diriwayatkan dari al-Tirmidzi dan Ibn Majah,

Ahmad bin Mani’ menceritakan kepada kami, Marwan bin Muawiyah menceritakan kepada kami, dari al-A’masy, dari Dzar, dari Yusa’, dari al-Nu’man bin Basyir, dari Nabi Saw, beliau bersabda, “Doa adalah ibadah”. (HR. al-Tirmidzi: 3372, Ibn Majah: 3828)7

Diriwayatkan dari al-Tirmidzi8,

Qutaibah menceritakan kepada kami, Ibn Lahi’ah menceritakan kepada kami dari Jabir, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah seseorang berdoa dengan sebuah doa kecuali Allah akan memberikan apa yang ia minta atau menghindarkan keburukan yang serupa dengan doa itu, sepanjang ia tidak melakukan dosa atau memutus tali silaturahmi”. (HR. Al- Tirmidzi: 3381)

Referensi
  • Abu Ezza, Sudah Benarkah Doa Anda? (Jakarta: Qultum Media, 2010).
  • Tengku Muhammad Hasbi al-Shidieqi, Dzikir dan Doa, Aspek hukum dan Adab
  • (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003).
  • Anis Masykur dan Jejen Musfah, Doa Ajaran Ilahi, Kumpulan Doa dalam Al-Qur’an beserta Tafsirnya (Jakarta: Noura Books, 2013).
  • Muhammad Salamah Jabr, La Yaruddu al Qadha’a illa ad-du’au. Di terjemahkan dari bahasa arab oleh Amir Hamzah Fakhruddin dengan judul “Hanya Doa Yang Bisa Menangkal Takdir” (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006).
  • Muhammad Abdul Qadir Alcaff, Doa Puncak Penyesalan & Tobat (Jakarta: Zahra, 2008).
  • Muhammad Nashiruddin al-Albani, Shahih Sunan al-Tirmidzi, Seleksi Hadits Shahih dari Kitab Sunan Tirmidzi, jilid.3, terj.dari bahasa Arab oleh fakhturrazi , ed. Edi Fr (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007).

Doa adalah ibadah yang agung dan amal shaleh yang utama. Bahkan ia merupakan esensi ibadah dan subtansinya. Ibnu Katsir Menafsirkan, “Beribadah kepada-Ku”, yaitu berdoa kepada-Ku dan mentauhidkan-Ku. Kemudian, Allah mengancam mereka yang menyombongkan diri dari berdoa kepada-Nya. Bagi yang mentadaburi al-Qur‟an kan mendapati bahwa Allah telah banyak memberikan motivasi kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu berdoa kepada-Nya, merasa rendah diri, tunduk dan mengeluhkan segala kebutuhan kepada-Nya.

Dengan demikian doa ialah perkara yang besar dan agung. Sebab, di dalamnya seseorang hamba menampakkan bahwa ia benar-benar fakir dan butuh kepada Allah. Ia tunduk bersimpuh dihadapan-Nya.1 Maka disini ada beberapa pengertian tentang doa, sebagai berikut:

Pengertian Doa

Dalam perspektif bahasa kata du‟a berasal dari bahasa Arab da‟a-yada‟u-da‟a- da‟watun, yang mengandung arti memanggil, mengundang, minta tolong, meminta dan memohon. Dalam penggunaan sehari-hari, kata du‟a mempunyai beberapa makna, diantaranya adalah:

  • Raghib al-Ishafahani dalam kitabnya al-Mu’jam li mufradat Alfadzh Alqur’an al-karim (kamus kosa kata al-Qur‟an) antara lain mengatakan bahwa kata doa sama artinya dengan kata nida’ yakni panggilan. Bedanya kata nida’ terkadang menggunakan kata ya’ tanpa menyembutkan nama orang yang dipanggilnya. Kata du’a dan nida’ terkadang digunakan untuk menujukan salah satu dari kedua arti tersebut.

  • Kata du’a digunakan pula untuk arti memberi nama atau julukan.

  • Kata doa juga berarti menyembah.

  • Kata doa juga berarti permintaan atau permohonan.

Secara istilah, doa adalah permohonan atau permintaan dari seseorang hamba kepada Tuhan dengan menggunakan lafal yang dikehendaki dan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan, atau meminta sesuatu sesuai dengan hajatnya atau memohon perlindungan kepada Allah Swt. Doa yang dimaksud di sini suatu aktivitas ruhaniah yang mengandung permohonan kepada Allah Swt. Melalui lisan atau hati, dengan menggunakan kalimat-kalimat atau pernyataan-pernyataan khusus sebagaimana yang tertulis pada al-Qur‟an, as-Sunnah ataupun keteladanan para sahabat Rasulullah Saw, dan orang-orang yang saleh. Dengan penuh harapan agar doa-doa yang dimohonkan akan segera dikabulkan.

Doa dalam istilah al-Qur‟an memiliki ragam makna yang cukup kompleks, seperti doa dalam al-Qur‟an ialah menunjukkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan keperluan dan ketundukkan kepada Allah. Pengertian ini tidak bertentangan dengan pengertian terdahulu tentang doa, tetapi saling melengkapi, yakni bahwa memohon kebaikan di dunia dan keselamatan akhirat itu menunjukkan kerendahan diri, keperluan, dan ketundukkan kepada Allah. Berdasarkan pengertian doa itu, maka berdoa hanya kepada Allah dan tidak boleh kepada selain-Nya. Seperti terlihat doa merupakan manifestasi kerendahan diri, keperluan dan ketundukan kepada Allah.

Sedangkan dalam hadits doa ada sejumlah hadits yang menyatakan perlunya berdoa kepada Allah:

  • Doa itu ibadah (H.R, Abu Daud dan Tirmidzi)

  • Setiap muslim di muka bumi yang memohonkan sesuatu kepada Allah atau dijauhkan Allah darinya suatu kejahatan selama ia mendoakan yang tidak membawa kepada dosa atau memutuskan kasih sayang” (H.R Tirmidzi)

Demikianlah ayat-ayat al-Qur‟an dan hadis yang menyatakan perlunya berdoa kepada Allah sebagai ketundukan diri kepada-Nya.

Dalam firman Allah tentang Q.S. al-Baqarah Ayat 186:

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang aku, maka (jawablah), bahwa aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Kata (ibadi) hamba-hamba-Ku adalah bentuk jamak dari kata (abd). Kata ibd biasa digunakan al-Qur‟an untuk menunjukkan kepada hamba-hamba Allah yang taat kepada-Nya atau kalaupun mereka penuh dosa tetapi sadar dosanya serta mengharap pengampunan dan rahmat-Nya. “Orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku” menunjukkan bahwa bisa jadi ada seseorang yang bermohon tetapi dia belum lagi dinilai berdoa oleh-Nya.

Yang dinilai-Nya berdoa antara lain adalah yang tulus menghadapkan harapan hanya kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya, bukan juga yang menghadapkan diri kepadan-Nya bersama dengan selain-Nya. Ini difahami dengan penggunaan kata kepada_Ku.

Seorang hamba harus meminta dan tidak boleh berputus asa dalam melakukannya, kemurahan Allah itu sangat luas, pemberian-Nya sangat banyak, dan karunia-Nya sangat besar. Setiap hamba harus taat kepada Tuhan mereka dengan mengikuti rasul-Nya dan mengamalkan syariat-Nya. Pelaksanaan perintah itu merupakan tindakan, keimanan adalah keyakinan, dan doa adalah ucapan. Sementara agama merupakan gabungan dari ucapan, amal dan keyakinan. Barangsiapa yang taat kepada Allah , berarti dia telah mendapat petunjuk, karena dia telah diberi ilham tentang mana jalan yang benar dan diberi kesempatan untuk beristiqamah.

Jadi dengan doa berarti kita menyatakan apa yang dikehendaki terhadap Allah Swt. Untuk mendapatkan kemanfaatan atau menolak kemudharatan.

Peranan Doa bagi manusia antara lain :

  • Doa merupakan bentuk ketaatan kepada Allah dan menjalankan perintah- Nya.

  • Doa ialah tanda selamat dari kesombongan.

  • Doa merupakan salah satu sebab untuk menangkal kemurkaan Allah.

  • Doa ialah sebab lapangnya hati, sinarnya kegundahan, hilangnya kesusahan, dan mudahnya segala urusan.

Referensi
  • Hasan Bin Ahmad Hammam, Terapi dengan Ibadah “Istighfar, Sedekah, Doa, Al-Qur’an, Shalat, Puasa” (Solo: Aqwam, 2010).
  • Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Prophetic Intelegence Kecerdasan Kenabian” Menumbuhkan Potensi Hakiki Insani Melalui Pengembangan Kesehatan Ruhani (Yogyakarta: Islamika, 2004).
  • Sudirman Tebba, Sehat Lahir Batin Handbook bagi Pendamba Kesehatan Holistik (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2004).
  • Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002).
  • Aidh Al-Qarni, Tafsir Muyassar (Jakarta: Qisthi Press, 2007).
  • Abdullah, Gymnastiar. Doa Ajaran Ilahi kumpulan Doa dalam Al-Quran Beserta Tafsirnya
  • (Jakarta: Penerbit Hikmah, 1978).

Doa apabila dita’wilkan adalah sebagai berikut :

  1. dal د ==> dekat
  2. ain ع ==> Tuhan yang maha Tinggi
  3. alif ا ==> huruf tambahan
  4. hamzah ء ==> hati

Jadi do’a itu kalau saya ta’wilkan bermakna mendekat kepada Tuhan yang maha tinggi dengan sepenuh hati.

Yang menarik dari istilah “doa” ada pada huruf 'ain yang bermakna Tuhan yang maha tinggi, kenapa pakai nama maha tinggi? bukan maha perkasa, maha kuat dan sebagainya…

Itu adalah sebuah isyarah bahwa sebuah doa, atau dalam berdoa seseorang mesti merendahkan dirinya serendah-rendahnya. Ibarat kata, kalau perlu anggap dirimu lebih rendah dari binatang.

Nah, kalau sudah ngerti ta’wil dari do’a, sekarang kalian sudah semestinya faham, orang yang sering berdo’a dan yang tidak pernah berdoa akan seperti apa?..

Orang yang senantiasa berada dalam do’a, akan cendrung tidak menganggap dirinya lebih dari orang lain. Akan rendah hati dan tawadhu’… Apalagi jika sudah mampu tidak pernah putus dalam doa, setiap detik demi detik waktu ada do’a… Sayangnya, do’a itu selalu saja kalian artikan “meminta sesuatu”… sayang… sayang sekali…

Tingkatan berdoa


Ada kelas-kelas manusia dalam hal doa mendoa:

  1. Kelas peminta, mereka meminta/berdoa atas kebutuhan2nya atau cita-cita harapannya…

    “…Berdoalah (mintalah) kepadaku, niscaya aku kabulkan untukmu…”. (QS. Al-Mukmin :60)

  2. Kelas syukur, mereka tidak banyak meminta, tapi banyak bersyukur, karena jaminan Allah akan menambah nikmat bagi siapa saja yang syukur.

    “…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim [14]: 7)

Mungkin itulah sebabnya para waliyullah jarang sekali berdo’a. Beliau-beliau lebih pandai bersyukur dari apa yang di karuniakan Allah SWT. Dengan pandainya bersyukur malah ditambah nikmat-nya yang semakin makmur … Adapun beliau para waliyullah berdoa kebanyakan untuk orang lain bkn untuk dirinya… Mungkin begitu ya Abah…??

Iya benar… mendoakan orang lain itu, walaupun aktifitasnya berdoa, tapi dihitung sebagai sedekah…

Mursyid Syech Muhammad Zuhri