Apa yang dimaksud dengan diskriminasi?

image

Diskriminasi adalah perilaku yang ditujukan untuk mencegah suatu kelompok, atau membatasi kelompok lain yang berusaha memiliki atau mendapatkan sumber daya.

Apa yang dimaksud dengan diskriminasi?

Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak adil dan tidak seimbang yang dilakukan untuk membedakan terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.

Istilah diskriminasi biasanya digunakan untuk melukiskan, suatu tindakan dari pihak mayoritas yang dominan dalam hubungannya dengan minoritas yang lemah, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku mereka itu bersifat tidak bermoral dan tidak demokratis.

Secara teoritis, diskriminasi dapat dilakukan melalui kebijakan untuk mengurangi, memusnahkan, menaklukkan, memindahkan, melindungi secara legal, menciptakan pluralisme budaya dan mengasimilasi kelompok lain.

Menurut Shadily dalam Reslawati (2007), diskriminasi adalah perbedaan yang merugikan bagi yang terdiskriminasi. Diskriminasi dapat muncul dalam berbagai bidang, misalnya

  1. diskriminasi pekerjaan,
  2. diskriminasi politik,
  3. diskriminasi di tempat umum, seperti restoran, hotel, rumah sakit, bis, dan lain-lain.
  4. diskriminasi perumahan, kelompok minoritas ditolak untuk menyewakan atau menyewa rumah tempat tinggal, bahkan di beberapa tempat minoritas dipersulit mendapatkan rumah.

Pengertian diskriminasi juga diungkapkan oleh Suzuki (1989), yaitu sebagai berikut :

Apakah yang dimaksud diskriminasi?
Manusia memiliki potensi dalam dirinya baik secara fisik maupun mental, dan berusaha untuk mengembangkan potensi tersebut, itu adalah karakter dari diri manusia yang terbentuk karena mereka hidup berkelompok. Dengan mewujudkan karakter tersebut, maka seseorang atau suatu kelompok akan berusaha bertindak untuk memperoleh kondisi yang lebih menguntungkan, tindakan yang terkait dengan kelompok atau seseorang itu, dilakukan untuk mencegah agar kelompok lain mendapatkan hal yang menguntungkaan atas dasar sesuatu yang fiktif belaka, itulah yang disebut dengan diskriminasi.

Diskriminasi terjadi seringkali diawali dengan prasangka. Dengan prasangka, kita membuat pembedaan antara kita dengan orang lain. Pembedaan ini terjadi karena kita adalah makhluk sosial yang secara alami ingin berkumpul dengan orang yang memiliki kemiripan dengan kita. Prasangka seringkali didasari pada ketidakpahaman, ketidakpedulian pada kelompok di luar kelompoknya atau ketakutan atas perbedaan. Prasangka makin diperparah dengan cap buruk (stigma / stereotip).

Cap buruk ini lebih didasarkan pada berbagai fakta yang menjurus pada kesamaan pola, sehingga kemudian kita sering menggeneralisasi seseorang atas dasar kelompoknya. Cap buruk ini dipelajari seseorang dari pengaruh sosial seperti masyarakat, tetangga, keluarga, orangtua, sekolah, media, dan sebagainya. Diskriminasi terjadi ketika keyakinan atas cap buruk dan prasangka itu sudah berubah menjadi aksi. Diskriminasi adalah tindakan memperlakukan orang lain tidak adil hanya karena dia berasal dari kelompok sosial tertentu. (Fulthoni, et.al , 2009)

Jenis-Jenis Diskriminasi

Diskriminasi adalah perlakuan buruk yang ditujukan terhadap kumpulan manusia tertentu. Menurut Fulthoni, et.al (2009), jenis-jenis diskriminasi yang sering terjadi, adalah sebagai berikut :

  • Diskriminasi berdasarkan suku / etnis, ras, dan agama / keyakinan.
  • Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender (peran sosial karena jenis kelamin).
  • Diskriminasi terhadap penyandang cacat.
  • Diskriminasi terhadap penderita HIV / AIDS.
  • Diskriminasi karena kasta sosial.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Doi (1992) bahwa diskriminasi memiliki bentuk bermacam-macam. Diskriminasi ras (Ainu, Orang Korea, orang asing), diskriminasi desa (orang-orang yang tinggal di daerah buraku), diskriminasi orang yang lemah (orang yang sudah tua, penyandang cacat).

Tipe-Tipe Diskriminasi


Menurut Pettigrew dalam Liliweri (2005), terdapat dua tipe diskriminasi yaitu :

  1. Diskriminasi Langsung
    Tindakan membatasi suatu wilayah tertentu, seperti pemukiman, jenis pekerjaan, fasilitas umum dan semacamnya dan juga terjadi manakala pengambil keputusan diarahkan oleh prasangka-prasangka terhadap kelompok tertentu.

  2. Diskriminasi tidak langsung
    Diskriminasi tidak langsung dilaksanakan melalui penciptaan kebijakan- kebijakan yang menghalangi ras / etnik tertentu untuk berhubungan secara bebas dengan kelompok ras / etnik lainnya yang mana aturan dan prosedur yang mereka jalani mengandung bias diskriminasi yang tidak tampak dan mengakibatkan kerugian sistematis bagi komunitas atau kelompok masyarakat tertentu.

Sebab-Sebab Diskriminasi


Yahya (2006), mengemukakan sebab-sebab diskriminasi, yaitu :

  • Mekanisme pertahanan psikologi (projection)
    Seseorang memindahkan kepada orang lain ciri-ciri yang tidak disukai tentang dirinya kepada orang lain.

  • Kekecewaan
    Setengah orang yang kecewa akan meletakkan kekecewaan mereka kepada ’kambing hitam’.

  • Mengalami rasa tidak selamat dan rendah diri
    Mereka yang merasa terancam dan rendah diri untuk menenangkan diri maka mereka mencoba dengan merendahkan orang atau kumpulan lain.

  • Sejarah
    Ditimbulkan karena adanya sejarah pada masa lalu.

  • Persaingan dan eksploitasi
    Masyarakat kini adalah lebih materialistik dan hidup dalam persaingan. Individu atau kumpulan bersaing diantara mereka untuk mendapatkan kekayaan, kemewahan dan kekuasaan.

  • Corak sosialisasi
    Diskriminasi juga adalah fenomena yang dipelajari dan diturunkan dari satu generasi kepada generasi yang lain melalui proses sosialisasi. Seterusnya terbentuk suatu pandangan stereotip tentang peranan sebuah bangsa dengan yang lain dalam masyarakat, yaitu berkenaan dengan kelakuan, cara kehidupan dan sebagainya. Melalui pandangan stereotip ini, kanak-kanak belajar menghakimi seseorang atau sesuatu ide. Sikap prejudis juga dipelajari melalui proses yang sama

Diskriminasi adalah aksi negatif terhadap kelompok yang menjadi sasaran prasangka. Diskriminasi berhubungan dengan prangka karna seperti yang telah saya katakana pada bagian sebelumnya bahwa prasangka dapat menimbulkan tingkah laku negative kepada orang mendapat prasangka negative itu,wujud tingkah laku negatif.

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.

Diskriminasi juga berarti merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.

Diskriminasi berasal dari bahasa inggris yakni discrimination yang artinya „perbedaan perlakuan‟. Dalam bahasa Arab disebut dengan „tafriq‟ dan merupakan sifat tercela yang harus dihapuskan, apa lagi di Negara yang menganut sistem demokrasi.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan Purwodarminto, diskriminasi artinya adalah perbedaan perlakuan terhadap sesama warga Negara berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya. Istilah diskriminasi kemudian meluas maknanya kepada segala bentuk pembedaan atas warga negara atas dasar suku bangsa dan ras antar negara (SARA).

Diskriminasi adalah suatu sikap, perilaku, dan tindakan yang tidak adil atau tidak seimbang yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lainnya.

Ada juga yang menyebutkan arti diskriminasi adalah suatu tindakan atau perlakuan yang mencerminkan ketidakadilan terhadap individu atau kelompok tertentu yang disebabkan oleh adanya karakteristik khusus yang dimiliki oleh individu atau kelompok tersebut.

Ada banyak sekali bentuk diskriminasi yang dilakukan di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hal ini terjadi karena manusia umumnya memiliki kecenderungan untuk membeda-bedakan atau mengelompokkan diri.

Agar lebih memahami apa arti diskriminasi, kita dapat merujuk pada pendapat para ahli berikut ini:

  1. Fulthoni, et.al
    Menurut Fulthoni, pengertian diskriminasi adalah perlakuan yang tidak adil dan tidak seimbang yang dilakukan untuk membedakan perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.

  2. Theodorson & Theodorson
    Menurut Theodorson & Theodorson (1979), pengertian diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan atau kelompok berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal atau atribut khas seperti ras, suku, agama atau keanggotaan kelas-kelas sosial.

  3. Sears, Freedman, dan Peplau
    Menurut Sears, Freedman, dan Peplau (1999), pengertian diskriminasi adalah suatu perilaku yang menunjukkan penolakan terhadap individu atau kelompok semata-mata karena keanggotaan seseorang di dalam kelompok.

  4. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
    Menurut PBB, diskriminasi adalah perilaku dan tindakan yang dilakukan berdasarkan perbedaan dalam kategorisasi yang dibuat oleh alam atau masyarakat, yang tidak ada hubungannya dengan kemampuan individu atau jasanya.

Seorang ahli sosiologi bernama Pettigrew (dalam Liliweri 2005) menyebutkan ada dua tipe diskriminasi yang dapat terjadi di masyarakat. Adapun jenis dan tipe diskriminasi adalah sebagai berikut:

  1. Diskriminasi Langsung
    Ini adalah suatu bentuk diskriminasi dimana hukum, peraturan, atau kebijakan dibuat dengan menyebutkan secara jelas karakteristik tertentu. Misalnya agama, ras, jenis kelamin, kondisi fisik, sehingga sebagian orang tidak mendapatkan peluang yang sama.

  2. Diskriminasi Tidak Langsung
    Tipe diskriminasi ini terjadi ketika suatu peraturan yang sifatnya netral namun dalam pelaksanaannya di lapangan terjadi diskriminasi terhadap masyarakat yang memiliki karakteritik tertentu.

Istilah diskriminasi berkaitan dengan perilaku negatif yang terjadi antar kelompok. Nelson (2002) mengartikan diskriminasi sebagai “… any negative behavior directed toward an individual based on his/her membership in a group .”

Pengertian ini seringkali dihubungkan dengan prasangka sebagai akar munculnya perilaku diskriminasi. Hal ini dikarenakan prasangka yang diartikan sebagai sikap dipandang cenderung memunculkan suatu perilaku, yaitu diskriminasi (Lalonde & Cameron, 1994).

Diskriminasi mengacu kepada perilaku yang melibatkan lebih dari satu kelompok. Hal ini tentunya melibatkan adanya ‘aktor’ pelaku diskriminasi serta ‘korban’ dari adanya diskriminasi. Penelitian yang dilakukan Bourhis (1994) menunjukkan bahwa kelompok mayoritas akan lebih mudah melakukan diskriminasi dibandingkan kelompok minoritas. Diskriminasi kelompok mayoritas tetap terjadi, walaupun kelompok minoritas tidak melakukan diskriminasi kepada kelompok mayoritas sekalipun.

Alasan Terjadinya Diskriminasi


Diskriminasi merupakan suatu perilaku yang dapat dimengerti kemunculannya dengan terlebih dahulu mempelajari aspek kognitif manusia (Stangor, 2009; Tajfel, 1969). Munculnya diskriminasi diawali dengan adanya proses kategorisasi yang dilakukan individu terhadap individu atau kelompok lainnya. Hal ini dikarenakan manusia dipercaya memiliki kapasitas terbatas dalam mengolah informasi (Nelson, 2002). Kategorisasi dilakukan individu untuk mengurangi kompleksitas yang terjadi akibat banyaknya stimulus dengan berbagai variasi yang diterima oleh indera manusia (Nelson, 2002; Tajfel, 1969).

Manusia cenderung mengkategorikan stimulus yang muncul berdasarkan kesamaan bentuk dan fungsinya, misalnya pengkategorian individu atau suatu kelompok berdasarkan warna kulitnya, pembedaan berdasarkan agama yang dianut, dan lain sebagainya.

Dalam kaitannya dengan hubungan antar individu, kesamaan dan perbedaan diri dengan orang lain dipercaya sebagai dasar dilakukannya kategorisasi (Tajfel, 1969). Manusia dianggap mampu untuk memisahkan dirinya dari individu lain yang memiliki karakteristik berbeda (Verkuyten, 2005; Sumner, 2007). Kemampuan ini menyebabkan munculnya penghayatan dalam diri individu sebagai ingroup (kita atau kami) dan outgroup (mereka) (Verkuyten, 2005). Penghayatan ini secara alamiah memunculkan kecenderungan untuk menyukai kelompoknya ( ingroup ) sehingga memandang dan memperlakukan kelompok lain ( outgroup ) lebih negatif (Brewer, 1999; Sumner, 2007). Sikap atau pandangan negatif yang diberikan individu terhadap orang lain berdasarkan kelompoknya inilah yang disebut sebagai prasangka, sedangkan tingkah laku yang menyertai sikap negatif itu disebut sebagai diskriminasi (Nelson, 2002).

Bentuk Diskriminasi


Prasangka dan diskriminasi merupakan hal yang sangat terkait dan sulit untuk dipisahkan. Prasangka dapat dibedakan menjadi dua bentuk yang berbeda, yaitu prasangka eksplisit dan prasangka implisit (Dovidio, Kawakami, Johnson, Johnson, & Howard, 1997). Perbedaan keduanya terletak pada kesadaran dalam mengendalikan munculnya sikap dan pengukurannya.

  • Prasangka eksplisit beroperasi pada tingkat kesadaran dan dapat diatur kemunculannya, sehingga dapat diukur dengan menggunakan lapor diri (Dovidio, dkk., 1997).

  • Prasangka implisit beroperasi di luar kesadaran individu. Prasangka implisit dipercaya mempengaruhi respon yang lebih sulit untuk diawasi, dikendalikan, dan tidak dilihat sebagai akibat dari sikap yang dimilikinya (Dovidio, dkk., 2002).

Prasangka eksplisit dan implisit diketahui berhubungan dengan tingkah laku, namun dengan tipe yang berbeda (Dovidio, dkk., 2002; Bertrand, Chugh, & Mullainathan, 2005). Bertrand, dkk. (2005) menjelaskan bahwa prasangka eksplisit diketahui merupakan sikap yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan diekspresikan oleh pemilik sikap.

Sebagai contoh, memberikan umpatan yang bersifat menghina ras kelompok lain, tidak menjual barang kepada orang yang berasal dari ras berbeda, melakukan larangan terhadap ibadah agama lain, dan lain sebagainya. Sebaliknya pada prasangka implisit, pemilik sikap tidak dapat mengendalikan, merasakannya, atau mengekspresikannya sesuai keinginan dirinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Dovidio, dkk., (1997) membuktikan bahwa prasangka implisit dapat memunculkan perilaku yang lebih spontan dibandingkan prasangka eksplisit. Contoh dari perilaku yang lebih spontan ini adalah berkurangnya ketidaknyamanan (e.g., Dovidio, dkk., 2002) serta jarak tubuh yang lebih jauh (e.g., Dotsch & Wigboldus, 2008) saat berinteraksi dengan individu dari kelompok lain dibandingkan dengan individu dari kelompok sendiri. Perilaku spontan yang muncul akibat prasangka implisit ini disebut sebagai unintended discriminatory behavior (Glaser & Knowles, 2008; Park, dkk., 2008).

Referensi :
  • Bertrand, M., Chugh, D., & Mullainathan, S. (2005). New approaches to discrimination: Implicit discrimination. The American Economic Review, 95, 94-98.

  • Bourhis, R. (1994). Power, gender, and intergroup discrimination: Some minimal group experiments. Dalam M. Zanna, & J. O lson, The psychology of prejudice: The Ontario Symposium (vol. 7, hal 171-208). Hillsdale, NJ: Laurence Erlbaum Associates.

  • Brewer, M. (1999). The psychology of prejudice: Ingroup love of outgroup hate?. Journal of Social Issues, 55, 429-444. doi: 10.1111/0022-4537.00126

  • Dotsch, R., & Wigboldus, D. (2008). Virtual prejudice. Journal of Experimental Social Psychology, 44, 1194-1198. doi: 10.1016/j.jesp.2008.03.003

  • Dovidio, J., Kawakami, K., & Gaertner, S. (2002). Implicit and explicit prejudice and interracial interaction. Journal of Personality and Social Psychology, 82, 62-68. doi: 10.1037//0022-3514.82.1.62

  • Dovidio, J., Kawakami, K., Johnson, C., Johnson, B., & Howard, A. (1997). On the nature of prejudice: Automatic and controlled processes. Journal of Experimental Social Psychology, 33, 510–540. doi: 10.1006/jesp.1997.1331

  • Glaser, J., & Knowles, E. (2008). Implicit motivation to control prejudice. Journal of Experimental Social Psychology, 44, 164-172. doi: 10.1016/j.jesp.2007.01.002

  • Lalonde, R., & Cameron, J. (1994). Behavioral responses to discrimination: A focus on action. Dalam M. Zanna, & J. O lson, The psychology of prejudice: The Ontario Symposium (vol. 7, hal 257-288). Hillsdale, NJ: Laurence Erlbaum Associates.

  • Nelson, T. D. (2002). The social psychology of prejudice. Boston: Allyn & Bacon.

  • Park, S., Glaser, J., & Knowles, E. (2008). Implicit motivation to control prejudice moderates the effect of cognitive depletion on unintended discrimination. Social Cognition, 26, 401-419. doi: 10.1521/soco.2008.26.4.401

  • Stangor, C. (2009). The study of stereotyping, prejudice, and discrimination within social psychology: A quick history of theory and research. Dalam T. D. Nelson (Ed.), Handbook of prejudice, stereotyping, and discrimination (Vol. 1, hal. 1-22). New York, NY: Taylor and Francis Group.

  • Sumner, W. (2007). Folksways: A study of mores, manners, customs, and morals. New York, NY: Cosimo.

  • Tajfel, H. (1969). Cognitive aspect of prejudice. Journal of Social Issue, 25, 79- 97. doi: 10.1111/j.1540-4560.1969.tb00620.x

  • Verkuyten, M. (2005). The social psychology of ethnic identity. New York, NY: Psychology Press.