Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus Gestasional ?

Diabetes Melitus Gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan ( Murrai et al, 2002 )

Apa yang dimaksud dengan Diabetes Mellitus Gestasional ?

Diabetes Mellitus Gestasional (GDM=Gestational Diabetes Mellitus) adalah keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara atau temporer. Sekitar 4-5% wanita hamil diketahui menderita GDM, dan umumnya terdeteksi pada atau setelah trimester kedua.

Diabetes dalam masa kehamilan, walaupun umumnya kelak dapat pulih sendiri beberapa saat setelah melahirkan, namun dapat berakibat buruk terhadap bayi yang dikandung. Akibat buruk yang dapat terjadi antara lain malformasi kongenital, peningkatan berat badan bayi ketika lahir dan meningkatnya risiko mortalitas perinatal. Disamping itu, wanita yang pernah menderita GDM akan lebih besar risikonya untuk menderita lagi diabetes di masa depan. Kontrol metabolisme yang ketat dapat mengurangi risiko-risiko tersebut.

Patofisiologi

Pada usia kehamilan lebih dari 26 minggu, tubuh memproduksi beberapa hormon, seperti estrogen, progesteron, cortisol dan HPL (Human Placental Lactogen) yang memiliki efek resistensi insulin.

Fungsi dari efek hormonal ini adalah meningkatkan nutrisi dan gula dalam peredaran darah sehingga membantu pertumbuhan janin. Sebagai kompensasi, tubuh memproduksi lebih banyak insulin.

Diabetes gestasional terjadi apabila ibu hamil tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau sel tubuh lebih resisten terhadap insulin.

Faktor Risiko

Faktor risiko diabetes melitus gestasional meliputi:

  • obesitas
  • riwayat diabetes melitus gestasional sebelumya
  • glukosuria
  • riwayat keluarga dengan diabetes
  • abortus berulang
  • riwayat melahirkan dengan cacat bawaan atau bayi >4000 gram
  • riwayat preeklampsia

Diagnosis pada pasien dengan faktor risiko (WHO)

  • Kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl (disertai gejala klasik hiperglikemia) ATAU
  • Kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl ATAU
  • Kadar glukosa 2 jam setelah TTGO >200 mg/dl ATAU
  • Kadar HbA1C >6,5%

Hasil yang lebih rendah perlu dikonfirmasi dengan melakukan pemeriksaan TTGO di usia kehamilan antara 24-28 minggu.

Pemeriksaan konfirmasi untuk ibu hamil tanpa faktor risiko (IADPSG)

Dilakukan pada usia kehamilan 24-28 minggu, dengan cara:

  • Minta ibu untuk makan makanan yang cukup karbohidrat selama 3 hari, kemudian berpuasa selama 8-12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan.

  • Periksa kadar glukosa darah puasa dari darah vena di pagi hari, kemudian diikuti pemberian beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air, dan pemeriksaan kadar glukosa darah 1 jam lalu 2 jam kemudian.

  • Diagnosis diabetes melitus gestasional ditegakkan apabila ditemukan: Kadar gula darah puasa >92 mg/dl ATAU Kadar gula darah setelah 1 jam >180 mg/dl ATAU Kadar gula darah setelah 2 jam >153 mg/dl

Tatalaksana

Tatalaksana umum dilakukan secara terpadu oleh dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, ahli gizi, dan dokter spesialis anak.

Rujuk ibu ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan yang adekuat dan jelaskan kepada pasien bahwa penatalaksanaan diabetes melitus gestasional dapat mengurangi risiko memiliki bayi besar, mengurangi kemungkinan terjadinya hipoglikemia neonatal, dan mengurangi kemungkinan bayi mengidap diabetes di usia dewasa kelak.

Tatalaksana Khusus

Tujuan penatalaksanaan adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah puasa <95mg/dl dan kadar glukosa 2 jam sesudah makan <120 mg/dl.

Pengaturan diet perlu dilakukan untuk semua pasien:

  • Tentukan berat badan ideal: BB ideal = 90% x (TB-100).
  • Kebutuhan kalori = (BB ideal x 25) + 10-30% tergantung aktivitas fisik + 300 kal untuk kehamilan.
  • Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung tingkat kegemukan. Bila kurus, ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk meningkatkan BB.
  • Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/kgBB.

Pemberian insulin dilakukan di rumah sakit dan dipertimbangkan bila pengaturan diet selama 2 minggu tidak mencapai target kadar glukosa darah. Pemberian insulin dimulai dengan dosis kecil yaitu 0,5-1,5 unit/kgBB/hari.

Pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan pemeriksaan tinggi fundus uteri, USG, dan
kardiotokografi.

Penilaian fungsi dinamik janin plasenta (FDJP) dilakukan tiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu

  • Skor <5 merupakan tanda gawat janin dan indikasi untuk melakukan seksio sesarea. Lakukan amniosentesis dahulu sebelum terminasi kehamilan bila usia kehamilan <38 minggu untuk memeriksa kematangan janin.

  • Skor >6 menandakan janin sehat dan dapat dilahirkan pada umur kehamilan aterm dengan persalinan normal.

Bila usia kehamilan telah mencapai 38 minggu dan janin tumbuh normal, tawarkan persalinan elektif dengan induksi maupun seksio sesarea untuk mencegah distosia bahu.

Lakukan skrining diabetes kembali 6-12 minggu setelah bersalin. Ibu dengan riwayat diabetes melitus gestasional perlu diskrining diabetes setiap 3 tahun seumur hidup.

Komplikasi

Pada ibu: meningkatkan risiko preeklampsia, seksio sesarea, dan DM tipe 2 di kemudian hari.

Pada janin: meningkatkan risiko mortalitas perinatal, makrosomia, trauma persalinan hiperbilirubinemia, dan hipoglikemi neonatal.

Prognosis

Wanita yang menderita DM gestasional memiliki risiko untuk menderita DM dalam kurun waktu 10 tahun pasca persalinan

Perlu dilakukan pemeriksaan TTGO pada minggu 6 dan 12 pasca persalinan serta tahun pertama dan kedua

Anak yang dilahirkan juga memiliki risiko untuk menderita DM di masa yang akan datang oleh karena itu berat badannya harus dijaga agar tetap ideal