Apa yang dimaksud dengan Dependensi jalur atau Path Dependency?

Dependensi jalur

Path Dependency seringkali diterjemahkan sebagai dependensi jalur atau ketergantungan jalur. Apa yang dimaksud dengan Dependensi jalur atau Path Dependency?

Dependensi jalur atau Path Dependency atau ketergantungan jalur menjelaskan tentang perilaku perusahaan yang menggunakan suatu produk atau praktik secara berkelanjutan berdasarkan preferensi (sesuatu yg lebih disukai) kegunaannya atau preferensi historis. Sebagai contoh, perusahaan akan tetap menggunakan produk atau praktik tertentu, yang biasa mereka gunakan, bahkan jika terdapat alternatif yang lebih baru dan lebih efisien, mereka akan tetapt menggunakannya.

Dependensi jalur terjadi karena seringkali lebih mudah atau lebih hemat biaya untuk melanjutkan jalur yang sudah digunakan dibandingkan dengan membuat jalur yang sama sekali baru.

Dependensi jalur digambarkan dalam konteks pendekatan historis-institusionalis pada ilmu politik. Teori di balik pendekatan ini adalah bahwa perubahan organisasi dilakukan kurang dari yang diharapkan sehingga menghambat kemajuan organisasi itu sendiri. Alasan terjadi kurangnya perubahan pada organisasi adalah bahwa pembuat kebijakan (pimpinan organisasi) membuat asumsi sendiri, membuat keputusan yang terlalu hati-hati atau bisa dikatan ragu-ragu, dan gagal belajar dari pengalaman.

Terjadinya dependensi jalur juga bisa merupakan hasil dari ketidakmampuan atau keengganan pimpinan untuk berkomitmen dalam melakukan perubahan karena adanya implikasi biaya.

Sebuah kota yang dibangun di sekitar pabrik adalah contoh yang baik dari dependensi jalur. Idealnya, sebuah pabrik terletak jauh dari daerah perumahan karena berbagai alasan. Namun, pabrik seringkali dibangun terlebih dahulu, dan rumah serta fasilitas pekerja dibangun di dekatnya. Akan jauh lebih mahal untuk memindahkan pabrik yang sudah ada, meskipun pemidahan pabrik tersebut akan lebih baik dalam melayani masyarakat jika berlokasi di pinggiran kota.

Industri yang mengikuti dependensi jalur jika konsep awal, metode, atau inovasi diadopsi secara standar. Misalnya, penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi primer tetap akan ada karena banyak industri tersier secara intrinsik terkait dengan penggunaan bahan bakar fosil tersebut.

Sebagai contoh, industri otomotif akan terus memproduksi kendaraan dengan mesin berbahan bakar minyak meskipun pada akhirnya bahan bakar minyak merupakan sumberdaya yang terbatas di alam. Terdapat banyak eksplorasi bahan bakar alternatif, namun, mereka tidak “memiliki” waktu dan biaya penelitian yang mahal untuk melakukan hal tersebut.