Apa yang dimaksud dengan Cost-Plus Pricing?

Cost-Plus Pricing

Cost-Plus Pricing adalah metode penetapan harga barang atau jasa yang didasarkan pada biaya total ditambah persentase mark-up yang merupakan keuntungan bagi produsen. Hal ini dapat mendorong produsen untuk menjaga biaya tetap tinggi, karena total keuntungan mereka akan lebih tinggi.

Referensi

Black, John. (1997). Dictionary of Economics-Oxford University Press. New York: Oxford University Press

1 Like

Definisi Cost-Plus Pricing

Cost-plus pricing atau disebut juga “markup harga” adalah praktik yang dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan biaya produk ke perusahaan dan kemudian menambahkan persentase di atas harga tersebut untuk menentukan harga jual kepada pelanggan.

Cost plus pricing merupakan strategi penetapan harga berbasis biaya yang sangat sederhana untuk menetapkan harga barang dan jasa. Dengan cost-plus pricing, perusahaan menambahkan biaya material langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead untuk menentukan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menawarkan produk atau layanan. Persentase markup ditambahkan ke biaya total untuk menentukan harga jual. Persentase markup tersebut merupakan keuntungan.

Menghitung Persentase Cost-Plus Pricing

Persentase cost-plus pricing adalah jumlah persen yang ditambahkan ke harga markup. Untuk menghitung persentase tersebut, ada rumus yang digunakan yaitu menentukan total biaya produk yang dihitung dari biaya tetap dan biaya variabel. Lalu kemudian membagi total biaya tersebut dengan jumlah unit produk untuk menemukan total biaya perunit. Dan terakhir kalikan biaya perunit dengan persentase keuntungan yang diinginkan. Semakin besar persentase keuntungan, semakin tinggi harga jual produk.
Untuk lebih jelasnya lihat formula berikut.

**Cost-Plus Pricing = Biaya perunit x (1 + Persentase yang diinginkan)

Contohnya: Perusahaan X melaporkan biaya produksi dengan nilai sebagai berikut.

  • Biaya baku Rp30.000
  • Biaya tenaga kerja Rp10.000
  • Biaya lain-lain Rp5000

Total biaya produksi produk pada Perusahan X tersebut sebesar Rp45.000. Misalkan, jumlah total unit produk tersebut sebanyak 125 unit, maka jumlah biaya perunit yang dihasilkan adalah Rp360 per unit produk.

Kemudian perusahan menetapkan margin keuntungan sebesar 25%. Dengan menggunakan rumus yang sudah ada makan Rp360 x (1 + 25%) = Rp450. Jadi, perusahaan akan menjual per unit produk tersebut dengan harga Rp45.450 dan setiap penjualan satu unit produk tersebut, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp450 atau 25% dari total biaya per unit.

Keuntungan dan Kerugian Cost-Plus Pricing

Penggunaan strategi cost-plus pricing seperti pada perjanjian penjualan terkontrak masih masuk akal untuk diterapkan. Tetapi menggunakan metode ini dapat menyebabkan masalah keuangan yang besar jika digunakan dalam skenario penetapan harga lain.

Sebuah metode tentu saja memiliki kekurangan dan kelebihan, begitu juga dengan cost-plus pricing. Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah sebagai berikut.

  1. Dapat membangun harga jual produk dengan mudah. Metode ini dapat digunakan dengan begitu mudahnya. Tetapi perlu diperhatikan dengan konsisten untuk mengalokasikan biaya overhead setiap periode akuntansi ke depan untuk menjaga integritas dengan penumpukan biaya.
  2. Dapat mengunci pedapatan karena pada dasarnya metode ini menjamin penjualan dengan persentase keuntungan tertentu dan cakupan semua biaya produksi tanpa risiko kerugian.
  3. Kenaikan pada harga dapat dijelaskan dengan mudah karena perusahaan dapat dengan mudah memberi tahu klien bahwa biaya untuk memproduksi produk telah meningkat.

Berikut adalah beberapa kekurangan dari menggunakan jenis metode penetapan harga ini:

  1. Penetapan harga tidak mempertimbangkan persaingan pasar. Produk bisa jadi dijual dengan harga yang terlalu tinggi yang akan merugikan perusahaan seperti kehilangan penjualan dan pangsa pasar. Penetapan harga juga bisa lebih rendah dari pesaing, menyebabkan perusahaan kehilangan potensi keuntungan karena tidak mengenakan harga pasar untuk barang-barangnya.Penetapan harga juga bisa jadi lebih rendah dari pesain yang dapat menyebabkan perusahaan kehilangan potensi keuntungan karena tidak menetapkan harga pasar untuk barang-barangnya.

  2. Pemasok memiliki sedikit insentif untuk mengontrol atau mengurangi biaya. Artinya ketika sebuah perusahaan sudah mentapkan untuk menggunakan metode cost-plus pricing, perusahaan akhirnya memproduksi apa yang mereka inginkan, terlepas dari berapa biaya produksi atau bagaimana ia dijual di pasar.

  3. Tidak mempertimbangkan biaya penggantian terbaru. Cost-plus pricing didasarkan pada biaya historis dan tidak memperhitungkan perubahan terbaru dalam jumlah biaya yang timbul.