Apa yang dimaksud dengan Checklist Analysis dalam identifikasi risiko?

Identifikasi Risiko adalah usaha untuk menemukan atau mengetahui risiko – risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan. Berbagai teknik yang dapat dilakukan untuk melakukan identifikasi risiko, salah satunya yaitu teknik Checklist Analysis.

Apa yang dimaksud dengan Checklist Analysis dalam identifikasi risiko ?

checklist

Checklist analysis merupakan salah satu dari banyak alat dan teknik yang tersedia dalam mengidentifikasi risiko yang digunakan dalam manajemen proyek. Ini merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan keakuratan dan kelengkapan proyek. Analisis checklist menyediakan cara dalam menentukan risiko yang terlibat dalam rencana manajemen proyek tertentu. Biasanya juga dikembangkan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari proyek sebelumnya yang serupa dengan informasi terkini dan dari sumber informasi lainnya. Hal ini juga memungkinkan untuk menggunakan tingkat terendah Risk Breakdown Structure (RBS) sebagai daftar checklist.

Analisis checklist menjadi salah satu cara termudah dan tercepat untuk mengidentifikasi proses risiko. Salah satu kelebihannya yaitu sangat cocok untuk anggota tim yang memiliki pengalaman lebih sedikit. Meskipun sederhana, namun membangun daftar checklist yang lengkap dan perawatan harus dilakukan untuk memastikan daftar checklist tidak digunakan untuk menghindari upaya identifikasi risiko yang tepat. Tim juga harus mengeksplorasi item yang tidak tercantum dalam daftar checklist. Selain itu, daftar checklist harus dipangkas dari waktu ke waktu untuk menghapus atau melakukan arsip barang tertentu. Daftar checklist harus ditinjau ulang selama penutupan proyek untuk menggabungkan pelajaran baru yang dipelajari dan memperbaikinya untuk proyek masa depan.

Berikut beberapa elemen yang terdapat dalam daftar checklist :

  • Scope Work – Bagian pertama dari daftar checklist risiko harus mencakup pertanyaan dan jawaban seperti: Apakah pekerjaan telah dilakukan sebelumnya atau apakah merupakan sesuatu yang baru? Apakah ada area dalam pekerjaan yang telah diidentifikasi dalam proyek sebelumnya sebagai sebuah risiko? Jika tugas merupakan tugas baru dalam proyek maka risiko apa yang mungki terjadi?

  • Project Resources – Bagian kedua dari daftar checklist harus menangani sumber daya. Apakah memiliki jumlah sumber data yang tepat? Apakah sumber daya memiliki pengalaman yang dibutuhkan atau harus dilakukan pelatihan? Seberapa pengalaman sumber daya dan apakah bekerja dengan baik? Jika risiko sumber daya adalah masalah potensial, maka harus diidentifikasi pada daftar checklist.

  • Project Timeline – Bagian ketiga dari daftar checklist harus mengidentifikasi item seperti konflik penjadwalan. Apakah manajer dan tim memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan semua tugas dalam proyek ini? Jika ada item yang diidentifikasi sebagai risiko, maka dicantumkan dalam daftar ini.

  • Project Cost – Bagian keempat harus mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan biaya proyek dan biaya overrun proyek. Jika sebuah proyek bisa melewati anggarannya, maka ditulis sebagai risiko pada daftar cheklist.

  • Outside Sources – Sumber luar apa yang terlibat dalam proyek yang dapat menimbulkan risiko? Ini merupakan bagian kelima dari daftar checklist. Jika sumber luar dirasa tidak dapat mengantarkan proyek secara tepat waktu atau memiliki masalah lain yang berisiko, cantumkan juga dalam daftar checklist.

  • Deliverables – Dapatkah memberi hasil dari proyek? Hal ini berarti tidak hanya tujuan proyek, tetapi proyek itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menganalisis alat untuk mengubah suatu proses dan proyek mungkin mengubah proses tertentu. Jika proyek memiliki risiko dalam memberikan hasilnya, kenali sebagai risiko.

Sumber: